Oleh Ridwan
Ketua Umum Gema Puan,
Bermula Gema Puan Maharani Nusantara (GMPN) yang dibesut 15 Juni 2020. Nama ini kemudian berganti menjadi Generasi Muda Pejuang Nusantara (Gema Puan) pada 10 November 2020.
Perubahan istilah tak akan mengubah semangat lembaga. Sebab, tetap niatnya untuk memperjuangkan Puan Maharani sebagai orang nomor 1 di Republik Indonesia pada 2024.
Perjuangan ini tidak terpungkiri atas kondisi yang terjadi di bangsa ini. Sebut saja perpecahan rakyat Indonesia antara cebong dan kadrun. Tentu hal itu membuat kita lupa terhadap pondasi bangsa dan ideologi Pancasila. Nilai-nilai persatuan di tengah generasi penerus bangsa sedikit demi sedikit nampak terkoyak.
Tambah lagi, kendati Ketua Umum PDI P Megawati belum menyatakan suatu keputusan siapa yang akan maju sebagai calon Presiden, namun Partai Politik (Parpol) pemenang pemilu 2019 tersebut, terkesan membiarkan GP (Inisial untuk seseorang) bermanuver guna maju sebagai calon presiden (capres 2024).
Kita mengetahui bersama, sebagaimana Bung Karno yang mewarisi seorang tokoh pemimpin kharismatik. Sebut saja Presiden ke Empat Republik Indonesia, Megawati Soekarnoputri. Begitu pun ibu Mega, mewarisi sosok sederhana dan terlihat akrab dengan rakyat. Puan Maharani, berangsur-angsur membuktikan kapasitasnya di panggung politik. Berbagai kalangan menilai, dia merupakan sosok penting sehingga berhak melanjutkan estafet kepemimpinan bangsa guna menjaga dan merawat pancasila.
Jelaslah dasar ajakan saya untuk mengajak kawan-kawan yang berpandangan dan bertujuan menjaga dan merawat Pancasila sebagai simbol pemersatu bangsa. Namun, sadarlah diri ini.
Saya bukan siapa-siapa. Memang pernah menjadi pejuang 98 dan pernah terlibat 27 Juli 1996. Pada masa itu, saya berada di dalam posko mahasiswa. Tapi, sungguh pun begitu. Saya ini bukanlah siapa-siapa. Untuk membentuk organisasi memerlukan anggaran. Tentulah tidak sedikit. Atas dasar pemahaman dan perenungan maka muncullah inisiatif menggunakan nama dan gambar wajah Mba Puan. Semata-mata, tujuannya hanya satu. Yakni, menarik dukungan guna mempersiapkan struktural di tiap daerah. Dari DPD, DPC hingga PAC.
Alhamdulilah, antusias dukungan untuk Mba Puan melampoi ekspektasi saya pribadi. Dari Aceh sampai Papua telah terbentuk. Meski, masih terbersit berbagai kepentingan dan tujuan yg berbeda di dalam kepengurusan.
Pembentukan stuktur organisasi Gema Puan yang terbentang dari Sabang sampai Merauke pun terlaksana Rp. Namun, tak lantas perjuangan ini berhenti begitu saja. Kita melanjutkan perjuangan untuk membuat akte notaris dan mendaftarkan organisasi ini ke Menkumham atas nama GPMN.
Ternyata, membuat akte notaris tidak semudah yang dibayangkan. Kita sempat menunggu hingga empat bulan. Dan menurut saya pribadi, durasi itu cukup lama hingga menyita banyak keperluan. Lalu, apakah setelah empat bulan kita menerima jawaban dari Menkumham? Ternyata, kita musti meminta rekomendasi langsung dari Mba Puan lantaran nama dan wajah beliau yang kita gunakan sebagai logo dan identitas organisasi.
Kita perjuangkan lagi organisasi ini. Kita meminta rekom Mba Puan. Namun, belum juga menerima jawaban.
Kita sadar. Alasan-alasan tentang mengapa tidak direkomnya organisasi ini ialah lantaran ketakutan nama besar Mba Puan akan dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi.
Yang ditakutkan itu menjadi kenyataan. Terbukti, beberapa pengurus DPP berbeda pandangan dalam menyikapi nama Mba Puan. Beberapa pengurus memanfaatkan program Pemerintahan Jokowi. Namun, agar organisai ini berjalan sesuai cita-cita kebaikan bersama maka saya dan DPP fokus dalam pembentukan struktural DPP, DPD, DPC dan PAC. Selain itu, saya pun fokus untuk menelusuri ketakutan saya dan DPP untuk melindungi Program-program tersebut sehingga berjalan baik dan benar serta tidak merugikan nama Mba Puan dimasyarakat.
Temuan di lapangan mengungkap ada beberapa pengurus yang meminta data masyarakat atas nama GPMN dan nama Mba Puan secara pribadi. Jelas, ini melanggar ketetapan yang telah disepakati bersama sehingga saya harus memecat dan membentuk kepengurusan yg baru di DPP.
Pemecatan itu menuai kontroversi. Pengurus yang merasa tidak menerima atas pemecatan itu membentuk sendiri organisasi Gema Perjuangan Maharani Nusantara (GPMN) dan memanfaatkan nama yang sudah besar dalam media sosial mau pun masyarakat. Demi situasi dan kondisi kondusif maka saya dan kawan-kawan mengalah. Organisasi Gema Puan Maharani Nusantara yang awalnya GPMN terpaksa mesti kita ubah singkatannya, yakni Gema Puan. Hal ini dirasa cukup untuk membedakan.
10 November 2020, saya dan DPP membentuk organisasi Generasi Muda Pejuang Nusantara (Gema Puan). Tujuannya untuk mengganti nama organisasi Gema Puan Maharani Nusantara lantaran tidak mendapat rekomendasi dari Mba Puan.
Banyak perubahan yg saya lakukan bersama kawan-kawan di kepengurusan DPP dan AD/ART. Gema Puan merupakan konsep kebangsaan maka kita bersikap, Gema Puan bukan bagian dari parpol atau sayap parpol tertentu. Bahkan, organisasi ini mengajak serta tokoh-tokoh besar bergabung menjadi pembina dan penasehat.
Sekarang, terussaya mesti mengatakan atau lebih dalam lagi mengungkapkan tujuan futuristik Gema Puan. Gema Puan memiliki tujuan jangka panjang untuk membangun perekonomian rakyat yang sejahtera dan menuju Indonesia Emas. Dalam pada itu, kita membutuhkan kemitraan dan kerja sama di antara tokoh-tokoh politik partai, pengusaha, profesional dan ulama untuk menjadi pembina dan penasehat Gema Puan. Adapun tujuan kita bersama ialah menjadikan Mba Puan Maharani sebagai Presiden.
Kerja kongkret Gema Puan secara konsep dasarnya ialah mempersiapkan 9 komunitas di setiap PAC (kecamatan). Tujuan pembentukan sembilan komunitas itu untuk menjadi tulang punggung perekonomian bangsa kita agar bangkit lantaran hampir setahun terpuruk akibat wabah pandemi.
Alhamdulilah, kepengurusan DPP, DPD, DPC dan PAC GENERASI MUDA PEJUANG NUSANTARA tetap solid dan kuat. Walaupun, kita tidak menafikkan, banyak penggembosan. Ada yg keluar dan ada yg masuk. Namun, tanpa bermaksud menggurui, saya ingin mengatakan, begitulah dinamika berorganisasi. Saya percaya dan yakin, yang sedang kita kerjakan demi bangsa dan negara secara tulus dan ikhlas, insyaallah tujuan Gema Puan untuk menjadikan bangsa kita menuju Indonesia Emas akan dipermudah.
Satu hal lagi yang mesti saya ungkapkan. Alhamdulilah, perubahan nama organisasi ini tidak mengurangi essensi tujuan konsep persatuan bangsa, gotong royong dan mandiri serta menjadikan Mba Puan Maharani sebagai presiden 2024.
Demikian sejarah Gema Puan Maharani Nusantara menjadi GENERASI MUDA PEJUANG NUSANTARA. Semoga kita semua dilimpahkan kesehatan, dan keyakinan sehingga mampu membawa negeri ini menjadi lebih baik lagi dari yang sudah-sudah.