Efektivitas Program Makmur di Lampung berdampak pada peningkatan kapasitas produksi singkong di Lampung yang sampai dengan November 2023, sudah mencapai 7,3 juta ton. Tingginya hasil panen singkong ini juga yang menempatkan Lampung sebagai daerah penghasil singkong terbesar di Indonesia.
Sejak putri sulungnya diterima di salah satu perguruan tinggi negeri di Yogyakarta, Sugiarto kian bersemangat menggarap tiga hektar kebun singkongnya. Petani singkong di Desa Mataram Udik, Kecamatan Bandar Mataram, Kabupaten Lampung Tengah ini memang sejak dulu bercita-cita ingin menyekolahkan ketiga anaknya hingga perguruan tinggi. “Biar nggak seperti bapaknya, SD saja tidak tamat,” ujarnya.
Ia optimis akan mampu membiayai pendidikan anak-anaknya hingga selesai, apalagi hasil panen kebun singkongnya terus meningkat.
Sugiarto mengakui, sejak bergabung di Program Makmur tahun 2022 lalu, banyak perubahan dalam pengelolaan perkebunan singkongnya menjadi lebih produktif. Kapasitas hasil panennya meningkat tajam, bahkan hingga 40 persen dari sebelumnya.
“Sebelum ikut Makmur, rata-rata perhektar hasil panen itu sekitar 30 sampai 35 ton per hektar. Setelah ikut Program Makmur, bisa tembus sampai 60 ton per hektar dan sudah dua kali panen hasilnya terus meningkat, mudah-mudahan bisa meningkat lagi sampai 70 ton per hektar,” katanya optimis.
Meningkatnya produktivitas perkebunan singkong miliknya ini, menurut Sugiarto, dipengaruhi oleh pupuk NPK Singkong Pusri formula 17-6-25 dan pendampingan proses budidaya tanaman singkong secara berkelanjutan.
“Rata-rata perhektar saya pakai NPK Singkong 17-6-25 itu sekitar 700 kilogram, hasilnya bisa sampai 60 ton lebih per hektar, ini saja sudah termasuk tinggi buat saya, karena panen-panen sebelumnya tidak pernah lebih dari 35 ton per hektar,” ujar Sugiarto lagi.
Sugiarto juga, kini tak memusingkan ketersediaan pupuk subsidi lagi, karena sudah sepenuhnya memanfaatkan pupuk NPK Singkong Pusri 17-6-25 ini.
“Kalau dihitung-hitung justru hasil produksinya jauh lebih banyak, dan lebih menguntungkan pakai NPK Singkong ini. Apalagi, harga singkong sedang bagus,” tuturnya lagi.
Sugiarto bersyukur bisa menjadi bagian dari Program Makmur, karena selain mendapat pendampingan dalam upaya meningkatkan produktivitas hasil tanaman singkong, kepastian ketersediaan benih, pupuk dan pestisida, permodalan serta kepastian daya serap hasil panen. “Alhamdulillah, mungkin ini jawaban dari doa saya selama ini”.
Semakin membaiknya hasil produksi perkebunan singkongnya ini, yang kemudian membuat Sugiarto optimis untuk menyekolahkan anak-anaknya hingga ke jenjang perguruan tinggi.
Diwang salah satu petani milenial di Lampung Tengah pun mengakui kepesertaan petani singkong di Program Makmur efektif meningkatkan kesejahteraan petani singkong.
Bahkan, hasil panen lahan perkebunan singkong miliknya pun mampu menghasilkan hingga 70 ton per hektar.
Ia mengakui mendapat bimbingan langsung dari Pusri khususnya dalam hal penggunaan pupuk NPK Singkong untuk memperoleh hasil yang maksimal.
Menurutnya, NPK Singkong 17-6-25 memiliki kandungan hara makro yang lengkap dan sangat bermanfaat untuk memacu pertumbuhan vegetatif tanaman,”tingkat pertumbuhan tanaman singkong hingga proses pembentukan ubi sangat tinggi,” jelasnya lagi.
NPK Singkong 17-6-25 jadi Wujud Komitmen Pusri di Program Makmur
Direktur Utama Pusri, Tri Wahyudi Saleh ketika melakukan temu tani dan panen singkong bersama di Kecamatan Bandar Mataram, Lampung Tengah mengatakan pupuk NPK Singkong 17-6-25 ini, menjadi produk inovasi sebagai wujud komitmen Pusri untuk terus meningkatkan kesejahteraan petani melalui Program Makmur.
“NPK Singkong Pusri 17-6-25 ini terbukti efektif untuk meningkatkan produktivitas tanaman singkong hingga 50-70 ton perhektar, sehinga petani singkong di Lampung bisa lebih makmur,” kata Tri Wahyudi Saleh, Kamis (12/10/2023) lalu.
Apalagi, lanjut Tri Wahyudi Saleh lagi, dalam budidaya tanaman singkong, pemumpukan menjadi bagian paling penting untuk memenuhi unsur hara bagi pertumbuhan singkong. Dengan komposisi pupuk NPK Singkong ini, N (17) bisa memacu pertumbuhan batang, P (6) untuk pertumbuhan daun dan K (25) yang berperan untuk pertumbuhan umbi.
“Pupuk NPK Singkong ini memang memiliki komposisi K yang lebih tinggi untuk meningkatkan pertumbuhan umbi. Karena, kemampuan produktivitas tanaman singkong akan sangat bergantung pada optimalisasi pupuk yang tepat waktu, tepat cara, tepat jenis dan tepat dosis,” terang Tri Wahyudi Saleh lagi.
Selain itu, untuk semakin meningkatkan pengetahuan petani dan mengembangkan komunitas untuk petani singkong, Pusri yang juga project leader Program Makmur di Lampung ini secara khusus membangun Kampung Kopi di Desa Sriwijaya Mataram, Kecamatan Bandar Mataram, Kabupaten Lampung Tengah.
Manfaat Keikutsertaan Petani di Program Makmur
Senior Project Manager Program Makmur, Supriyoto mengatakan peningkatan hasil produksi petani singkong di Lampung merupakan upaya Pupuk Indonesia melalui Pusri sebagai anak usahanya untuk meningkatkan kesejahteraan petani.
Keberhasilan Program Makmur ini, berdasarkan data Pupuk Indonesia sampai dengan Oktober 2023 tercatat sudah terealisasi di lahan seluas 306.775 hektar dengan jumlah petani peserta sebanyak 90.632 petani yang sudah merasakan peningkatan produksi yang sangat signifikan. “Targetnya 4 juta hektar lahan pertanian di Indonesia ikut serta dalam Program Makmur ini, agar petani bisa lebih sejahtera”.
Lebih lanjut Supriyoto menjelaskan selain memperoleh pembinaan, para petani yang menjadi peserta Program Makmur juga mendapatkan manfaat mulai dari permodalan, ketersediaan pupuk, pestisida dan benih hingga mendapatkan konsultasi agronomi dari para ahli serta mendapatkan kepastian adanya pembeli dengan harga yang menguntungkan petani.
Melalui Program Makmur ini pula, Kementerian BUMN melalui Pupuk Indonesia ingin menghubungkan petani melalui sebuah ekosistem pertanian yang memberikan banyak kemudahan bagi petani untuk memperoleh pupuk, akses permodalan hingga akses pasar. (Meza Swastika)