oleh

Puisi-Puisi

Akmal Nasery Basral

SENIN, SEPERTI BIASA

Seperti biasa,
Senin datang lagi
sebelum terjadi hal tak biasa
Senin yang tak pernah
datang lagi
bagi sebagian nama
yang pernah kita akrabi

Seperti juga kita alami
satu hari nanti
Senin yang tak akan
pernah datang lagi
meski tetap menjadi Senin,
seperti biasa,
bagi orang lain lagi
yang sedang antri

menuju kembali

Cibubur, 28.06.21

RAHASIA SELASA

Ada yang hendak
disampaikan Selasa
kepada kita
saat “asa” menempel
pada “sel” dengan mesra:
sel Asa

Kabar gembira yang
menyatu dalam kode genetika
bahwa pandemi pasti padam sempurna

sepanjang asa terus menyala.

Cibubur, 29.06.21

RABU, LALU WAKTU

Kelopak bunga sepatu
dan putik lavender ungu
di depan pintu berseru menderu,
“Rabbku! Rabbku!”
dalam gelombang puja
tak terpantau mata
makhlukmakhluk fana

fragmen waktu menyusun
quanta dan butirbutir doa
menjadi permadani hari
siap terbangkan para pencari
arungi semesta Rabu
dalam dahaga nurani
dan rindu kalbu menjadijadi

“Rabbku! Rabbku!”
beri hambaMu keikhlasan
kembang sepatu dan lavender ungu

Cibubur, 30.06.21

KAMIS DALAM DENYUT KOSMIS

Pada tilam semesta
yang terbentang berisi
noktah milyaran galaksi
sepi tak terdeteksi
memiliki tepi

mengapa sebutir zarah
pengembara di bumi
begitu yakin
mampu pahami
dilatasi waktu & relativitas hati
dalam takaran tahun, bulan,
pekan, serta rajutan hari?

sementara gerimis Kamis
tetap setia rahasiakan
lubang hitam misteri
dari lubuk dada kita
yang begitu fana

memori jadi gelombang
menari bersama wangi
petrikor dan meteor kenangan
diiringi kesetiaan zikir lumut
yang tak pernah iri pada
keindahan hujan dan kabut

Cibubur, 01.07.21

MAKRIFAT JUM’AT

1/
ufuk datang mengetuk
pintu bumi dengan haru
matanya basah gerimis,
“Kusaksikan manusia
berpulang satu persatu
lebih layu dari helaihelai
daun gugur diamuk badai.
Seandainya aku mereka
entah apakah mampu
atasi duka hilangnya
keluarga, sahabat, tetangga,
pada setiap menit
yang berlari
memanggul luka.”

2/
di stadion para penonton
tenggelam dalam tsunami
puja nama idola
saat rumahrumah ibadah
karam dalam gelombang sunyi
puji nama ilahi

kehidupan berjalan
dalam anomali menderu
ketika manusia berbondongbondong kembali
beraksi sebagai pemburu

aneka vaksin dan ivermectin

3/
Raung pesawat terdengar
dari atas rumah berbaur
kicau kacer, murai batu
dan kawanan tekukur

di layar televisi dan WAG
bermunculan kabar
membuat beku keringat,
“seorang lagi nama yang
kau kenal baru saja wafat.”

4/
Almanak dinding
dan kalender digital
berbisik mengingatkan
hari baru telah tiba,
“Jika ufuk Jum’at
adalah episode terakhir
yang kau lihat
sudahkah dirimu siap
menyusul mereka
yang lebih dulu berangkat
wahai
para pemburu dunia
dan hidup nikmat?”

Cibubur, 2 Juli 2021

BIODATA:

Akmal Nasery Basral adalah seorang sastrawan dan wartawan Indonesia. Beliau lahir di Jakarta pada tanggal  28 April 1968. Akmal lahir dari pasangan Basral Sutan Ma’ruf (ayah) dan Asmaniar (ibu) yang berasal dari Minangkabau. Setelah menyelesaikan pendidikan menengah atas di SMA Negeri 8 Jakarta, ia melanjutkan pendidikannya di Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia.

Sebagai seorang sastrawan, Akmal Nasery Basral telah menghasilkan beberapa karya sastra, di antaranya novel Imperia yang merupakan karya pertamanya yang dibuat pada tahun 2005. Pada tahun 2010 ia menyelesaikan Sang Pencerah, sebuah novel yang berkisah tentang kehidupan dan perjuangan KH Ahmad Dahlan yang dikenal sebagai pendiri organisasi massa Islam Muhammadiyah. Novel tersebut telah difilmkan dengan sutradara Hanung Bramantyo dan mendapatkan sambutan luas dari masyarakat.

Pada tahun 2012, Akmal meluncurkan Anak Sejuta Bintang, novel tentang masa kecil Aburizal Bakrie. Karya Akmal yang lain, di antaranya cerpen Legenda Bandar Angin pernah dinobatkan sebagai cerpen terbaik harian Pikiran Rakyat pada tahun 2006.

Catatan Redaksi :

Naskah puisi, cerpen dan esai dikirim ke pantausastra@gmail.com.

Mohon maaf, untuk sementara redaksi belum bisa memberikan honor kepada tulisan puisi, cerpen atau esai terpilih.