NASIONAL, PL—Ridwan mengatakan membentuk Gema Puan untuk membendung perpecahan antar anak bangsa serta menjaga dan merawat Pancasila.
Demikian dikatakan ketua umum Gema Puan, Ridwan, Rabu (23/6).
“Saya coba pastikan, menjadikan Mba Puan Presiden 2024 bukan sekadar untuk merebut kekuasaan. Tapi, lebih dari itu, ada nilai tugas saya bersama Gema Puan,” tutur dia.
Pertama, lanjutnya, menjaga trah Soekarno untuk berkiprah di panggung politik guna merawat dan menjaga Pancasila, kedua menjaga partai PDI Perjuangan sebagai partai politik berideologi Nasionalis sejati yang akan selalu merawat dan menjaga Pancasila, dan yang ketiga ialah Rakyat Indonesia kembali ke pondasi bangsa yaitu Pancasila.
Ridwan menjelaskan. Bergerak dan berdirinya ide serta gagasan Gema Puan merupakan jawaban dari indikasi-indikasi perpecahan antar anak bangsa. Kelompok kiri habis dan kelompok khilafah terus melakukan agitasi dan provokasi perpecahan di akar rumput, baik di media sosial (medsos) mau pun di lingkungan masyarakat.
“Juni, 2020, saya gemakan mba puan dan bacakan poin 1 dan 2. Dari situ, mulai nampak dinamika saat ini. Secara terang-terangan, mereka terus menyerang trah Soekarno, baik ibu Megawati maupun mba puan sampe ke partai PDI Perjuangan. Bahkan, indikasi besar menjadi musuh bersama,” kata Ridwan.
Ridwan menambahkan. Dia menganggap sebagian kelompok yang terindikasi sebagai gerakan kiri habis dan khilafah ada yang mulai cuci tangan. Menurutnya, isu 3 periode Presiden Joko Widodo dan isu Ganjar Calon Presiden (capres) 2024 bagian dari membangun perpecahan di dalam koalisi mau pun PDI Perjuangan.
“Bagi saya dan Gema Puan, tetap harus diwaspadai karena karekter dan pola main politik kelompok-kelompok tersebut adalah adu domba dan perpecahan. Ketika indikasi-indikasi tersebut sudah bisa di lawan dan rakyat sudah sadar dengan permainan mereka maka saya sudah tidak ada kepentingan lagi di politik,” katanya.
“Saya akan mundur secara teratur. Sekaligus menjawab isu yg dibangun kelompok tersebut bahwa saya cari panggung,pragmatis dan hanya menguber kekuasaan,” tutupnya.
(PL 03)