PANTAU LAMPUNG– “Gila ya Struick, liat geh badannya sekarang tambah keker, enggak kaya dulu klemer,” kata Iwal kepada seorang teman yang sedang menyeruput kopi di warung gorengan.
“Ho’oh. Ada untungnya juga kemaren kita ambil. Umurnya geh masih muda lagi, bisa untuk tahun-tahun nanti,” jawab Ook sambil mengunyah bakwan setelah makan pisang.
Benar apa yang menjadi perbincangan mereka; Iwal dan Ook.
Sekitar 2 tahun lalu (tulisan ini ditulis pada tahun 2025), ya sekitar 2 tahun lalu yang tepatnya pada 22Mei 2023– publik sepakbola Indonesia mengenal Rafael Struick sebagai pemain diaspora baru dari Belanda.
Kala itu tubuhnya yang jangkung masih tampak kurus sebagai atlet sepakbola profesional jika membandingkan dengan striker asal Eropa, misal Ole Romeny yamg sudah tampak cukup kekar saat tiba di tanah air.
Wajar Struick akrab netizen panggil sebagai El Klemer.
Tubuh jangkung Rafael Struick dulu terbilang nyaris-nyaris sama seperti Marselino Ferdinan sebelum bergabung ke klub Eropa.
Pada awal bergabung dengan Timnas, El Kremer kurang menerima antusiasme penonton akan penampilannya sebagai golgeter.
Maklum, tubuhnya kurus sehingga selalu kalah duel satu lawan satu dengan bek-bek kelas Asia, apalagi dari Timur Tengah. Selain itu penampilannya kurang maksimal sebagai striker Timnas karena golgeter bukan merupakan posisi atau sifat aslinya.
Pundit sepakbola terkenal tanah air terang-terangan menyampaikan ke publik bahwa Rafael Struick masih lebih cocok main di timnas U23. Di sana, Struick terbilang menjanjikan.
Namun apakah Struick seburuk itu? Jelas tidak, karena usianya masih tergolong muda sebab saat ini belum genap 23 tahun.
Shin Tae-yong cukup jeli melihat bakat Struick untuk membantu Timnas Indonesia di lini depan karena mampu berbuat maksimal untuk membantu pertahanan dan bisa cepat dalam transisi serangan balik.
Sebagai striker, Struick juga bisa sangat bagus saat buntu sebagai golgeter. Dia sering menyisir dari sayap kiri, seperti saat mencetak gol ciamik ke gawang Bahrain ketika kita (timnas) main tandang.
Struick merupakan pemain berbakat yang Indonesia sangat butuh, pertama dari segi postur, kedua skil individu dan ketiga kematangan berpikir.
Tiga hal mendasar itu yang mungkin menjadi pertimbangan Shin Tae-yong memercayakannya untuk terus berseragam merah putih dan kini masuk daftar panggil Timnas sekuat asuhan Patrick Kluivert meski harus lebih keras untuk bersaing dengan striker utama Ole Romeny.
Struick juga kini telah menunjukan perubahan yang sangat signifikan dari segi postur dan itu tampak saat ia tersorot kamera kala mengikuti sesi latihan di Bali.
Tubuhnya kian berisi sehingga wajar jika ada yang mengatakan perubahan fisiknya mirip-mirip Ronaldo dan Neymar saat pertama dan pasca-beberapa tahun datang dan main di Manchester United dan Barcelona.
Melihat potensi yang ada, bukan enggak mungkin Rafael Struick akan menjadi idola baru seperti Budi Sudarsono dan Boaz Salossa di Timnas Indonesia yang menampilkan permainan Stylish dan kecepatan.
Di lini depan, Struick pun tidak terpaku sebagai striker tengah layaknya Benzema.***