NASIONAL, PL—Kaderisasi Generasi Muda Pejuang Nusantara (Gema Puan) tidak semudah membalikkan telapak tangan. Ridwan menginginkan kader-kader dalam organisasi yang dirintisnya memiliki integritas dalam berjuang untuk masyarakat, nusa dan bangsa.
“Jujur, sangat sulit menjadi kader di Gema Puan. Dasar paling sederhana untuk bergabung sebagai pengurus dan kader Gema Puan, pertama niatnya harus baik, tulus dan ikhlas berjuang bersama membesarkan organisasi ini,” ungkapnya kepada Pantau Lampung, Minggu pagi, (11/7).
Ditegaskannya, Gema Puan tidak akan membuka lowongan pengurus atau keanggotaan melalui media sosial (medsos). Itu sama saja membuka aib; organisasi itu tidak mempunyai jaringan, imbuhnya. Masih katanya, niat didirikannya organisasi ini bukan seperti pedagang pencari keuntungan sesaat.
“Hal kedua yang mesti saya ingatkan untuk menjadi pengurus atau kader Gema Puan, ialah mesti yakin. Yang bergabung menjadi pengurus atau kader dalam organisasi perjuangan masyarakat ini harus mempunyai keyakinan bahwa yang diperjuangkan guna kepentingan kesejahteraan masyarakat dan menuju Indonesia Emas pasti tercapai,” tuturnya lebih lanjut.
Dari unsur-unsur di atas, Ridwan menegaskan, tidak akan memakai anggota yang tidak memiliki niat untuk berjuang. Menurutnya, kader yang hanya berdagang mencari keuntungan pribadi akan tersingkir.
“Gema Puan organisasi jangka panjang yang telah menyiapkan pengurus atau kader yang benar bermental petarung, pejuang, berkomitmen, loyal dan berkarakter demi satu tujuan; Indonesia sejahtera,” katanya yang pagi itu sangat bersemangat menyampaikan maksud dan tujuan Gema Puan.
Baginya, telah menyadari kesulitan yang akan dihadapi ke depan dalam hal mencari nilai terbaik ideologis guna membentuk organisasi tersebut. Apalagi menurutnya, dalam hal pemilihan atau penetapan calon presiden. Semua akan berorientasi sebagai relawan yang berpikir pragmatis.
“Bagi saya, membentuk relawan sangat mudah. Apalagi hanya tampil di medsos, ribuan relawan pun akan mudah dibuat. Dalam hal itulah, saya menempatkan Gema Puan sebagai organisasi yang berbeda dari yang lain. Yakni, organisasi yang bernilai Ideologis,” katanya.
Alasan dirinya menginginkan para kader dan pengurus yang berintegritas lantaran berdasarkan analisanya, bangsa ini sedang mengalami krisis nilai-nilai ideologi. Karena itu, dirinya ingin membangkitkan nilai-nilai yang dirasanya rapuh itu melalui gerakan bersama dalam Gema Puan.
“Memang sangat sulit. Kalau hanya claim Pancasila, sudah banyak. Tapi, yang bernilai dan sungguh-sungguh idialisme memperjuangkan itu, itulah yang sangat sulit. Tapi, saya sangat Yakin, pasti terwujud cita-cita gema puan menggemakan kembali nilai idiologi dan idialisme Pancasila untuk dilaksanakan sungguh-sungguh di masyarakat Indonesia,” ungkapnya.
Dasar-dasar pemarsalahan dan pemikirannya itu, menurutnya yang memberi energi untuk mempertahankan Gema Puan hingga masih eksis meski tidak ia pungkiri telah mengalami dinamika. Dia menyebut, ada berbagai pengkhianatan, penggembosan hingga pencanangan narasi kebencian dan hoax terkait Gema Puan.
“Alhamdulilah semua bisa saya lalui secara tenang dan elegan. Saya berkeyakinan ketika niat baik dan tulus ikhlas maka akan datang orang-orang baik untuk berjuang bersama demi satu nilai idiologis Pancasila.
(Pl 03)