JAKARTA, PL — Bagi masyarakat pecinta dan insan film di Indonesia, dipastikan sudah akrab dengan Festival Film Indonesia (FFI). Tetapi, kalau wartawan menggelar Festival Film Indonesia?
Baru ini kali mendengarnya. Dan masih asing ditelinga. Pada Oktober 2021, Festival Film Wartawan Indonesia (FFWI) dihelat.
“FFWI bukan ingin menyaingi FFI, justru untuk melengkapi,” kata Wina Armada, ketua pelaksana FFWI melalui jaringan WA, Kamis (8/7/2021).
Berikut penjelasan wartawan senior yang kerap terlibat sebagai juri di FFI, Wina Armada kepada Pantau Lampung.
Keterlibatan wartawan dalam dunia pefilman Indonesia sudah sangat panjang, bahkan mungkin sama panjangnya dengan sejarah perfilman Indonesia itu sendiri.
“Peranan wartawan tercatat di semua sektor perfilman Indonesia. Mulai dari penggagas, pelaku, pendukung maupun pewarta perfilman Indonesia, wartawan Indonesia selalu melekat di pefilman Indonesia. Wartawan Indonesia selalu berperan dalam mengembangkan perfilman Indonesia,” jelas Wina.
Bahkan, lanjut dia, harus diingat bahwa film Indonesia pertama yang seluruhnya dikerjakan oleh orang Indonesia, dipelopori oleh seorang wartawan, bernama Usmar Ismail. Dengan kata lain, dalam sejarahnya, wartawan tidak dapat dipisahkan dari perfilman Indonesia.
Masih kata Wina, demikian juga dengan penyelenggaraan festival film di Indonesia, wartawan baik sebagai pribadi maupun sebagai organisasi telah lama terlibat dalam berbagai penyelenggaran festival film.
“Setidaknya, saya mencatat sudah sepuluh kali wartawan menyelenggarakan festival film dengan berbagai nama. Kini, FFWI menghidupkan kembali berbagai festival film yang telah diselenggarakan oleh para wartawan itu.”
Bedanya, dia melanjutkan, kalau sebelumnya masih memakai berbagai nama, kini tegas memakai nama wartawan (tanpa melihat dari oraganisasi mana), sehingga festival ini bernama Festival Film Wartawan Indonesia atau disingkat FFWI.
“Karena sudah ada 10 kali festival film yang diselenggarakan oleh para wartawan, maka FFWI dihitung sebagai festival film oleh wartawan yang kesebelas,” tegasnya.
Pada kesempatan itu juga menerangkan bahwa FFWI merupakan festival film yang seluruh panitia dan anggota jurinya adalah wartawan dari seluruh Indonesia. Panitia ada tujuh orang wartawan sebagian sudah puluhan tahun jadi wartawan.
Kemudian, terusnya, ada sekitar 40 orang wartawan dari seluruh Indonesia yang akan menjadi Dewan Juri.
“Mungkin, kalaulah dibandingkan dengan di Barat, FFWI miriplah dengan Golden Globe.”
Dalam FFWI dinilai karya film berdasarkan masing-masing genre film, yaitu genre drama, horor, komedi dan laga.
Selain itu, kata Wina, dengan besar hati para wartawan juga mengakui, sebagai wartawan film, tidak semua detail unsur film dikuasai.
“Oleh karena itu, unsur-unsur yang bersifat teknis dalam film, tidak diberik penilaian. Sebaliknya, bagi wartawan, semua film yang sudah ditayangkan di depan publik, melalui media apapun, maka publik atau masyarakat berhak menilai karya film tersebut,” ujarnya.
Lanjut Wina Armada, karena wartawan sebagai wakil dari mata publik, kami melakukan pemantauan dan penilaian terhadap karya-karya film yang sudah ditayangkan itu, tanpa perlu menunggu pendaftaran dan atau izin dari produser filmnya. Film-film yang akan dinilai, tidak terbatas pada film yang telah ditayangkan di bioskop pada priode tertentu, tapi juga film-film yang ditayangkan di OTT atau over the top (seperti neflix , Dinis+, view dll) dalam priode tertentu.
FFWI tahun ini dapat terselenggara antara lain berkat dukungan, bantuan dan kemitraan dengan Direktorat PMMB Dirjen Kebudayaan, Kemendikbud dan Riset Teknologi.
FFWI, ungkapnya, tidak bersaing dengan berbagai festifal film yang telah ada di Indonesia. FFWI bersifat subtitusi atau melengkapi berbagai festival film yang sudah ada di Indonesia selama ini. FFWI melengkapi konfigurasi peta festival film yang ada di Indonesia.
“Saya berpendapat semakin banyak festival film di Indonesia, akan semakin baik buat mendukung perfilman Indonesia dari semua aspeknya. Tentu, sebagai awal kebangkitan kembali festival film yang diselengagrakan oleh wartawan, FFWI masih mengandung berbagai kekurangan dan kelemahan. Kalau ada ada saran dan terutama kritik sangat bermanfaat,” kata Wina Armada.
(PL 02 – PL 03)