Negara-negara seperti Cina, Israel, Amerika, Uni Eropa telah menyiapkan sumber makanan untuk menghadapi krisi pangan.
Pengamat pertanian, Ir. Jaka Widada menjelaskan, krisis pangan di Indonesia sudah mulai terasa sejak harga kebutuhan pokok melonjak. Tanda-tanda krisis pangan juga dapat dilihat dan dirasa dari perubahan iklim. Seperti, cuaca yang tak menentu, hujan ekstrem hingga bencana alam.
Banyak petani gagal panen karena kebanjiran atau kekeringan. Banyak juga yang gagal panen karena hama dan penyakit. Imbasnya ketersediaan pangan terbatas, mengakibatkan lonjakan harga.
“Itu sebenarnya tanda-tanda krisis pangan akan terjadi. Jumlah penduduk terus naik, sementara kenaikan jumlah pangan tidak seimbang dengan peningkatan jumlah penduduk,” Pengamat pertanian, Ir. Jaka Widada, M.P., Ph.D, Rabu (22/6).
Presiden Republik Indonesia ke-5, Megawati Soekarnoputri berpendapat dengan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam Rakernas PDI Perjuangan, eceng gondok dapat dijadikan sumber pangan rakyat.
Ketua Umum PDI Perjuangan itu juga sempat berbincang dengan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo. Mereka membahas kedaulatan pangan, menghadapi krisis dunia.
Masyarakat Indonesia tak asing dengan tumbuhan Eceng Gondok. Tanaman ini kerap ditemui di kolam-kolam rumah mau pun danau.
Di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, rumpun tumbuhan air ini telah dibudidayakan dan dijadikan tempat wisata.
Eceng gondok juga mampu menjernihkan air atau sungai yang tercemar limbah atau polusi. Sedangkan bagi tubuh manusia, tumbuhan bernama ilmiah Eichhornia crassipes ini dapat menyehatkan kulit, anti peradangan hingga menjaga berat badan ideal.
Eceng gondok adalah tanaman yang rendah kalori dan kaya nutrisi. Tumbuhan ini juga mengandung senyawa penting untuk tubuh seperti karbohidrat, protein, fosfor, kalsium, dan zat besi, Vitamin A, Vitamin B1 dan Vitamin C.
Sebuah penelitian di JournalCogent Social Sciences menemukan, eceng gondok dapat mengobati malaria.
1. Mengobati Sakit Maag
Eceng gondok mengandung senyawa alami yang dapat menurunkan kadar asam lambung yang tinggi. Ini dapat dijadikan alternatif pengobatan penderita maag. Kalian hanya perlu merebus daunnya dengan air putih.
Air rebusan daun eceng gondok dapat menetralkan asam lambung, seperti mual, perih dan muntah.
2. Meredakan Gatal-Gatal
Eceng gondok dapat berperan sebagai anti pruritus yang efektif meredakan gatal berlebih pada kulit. Kalian hanya perlu mengambil tiga sampai lima lembar daun. Lalu tumbuh hingga halus. Setelah halus, oleskan pada tubuh yang gatal dan tunggu hingga beberapa jam lalu bilas dengan air bersih.
3. Mengobati Sakit Gigi
Eceng gondok mengandung kalsium yang dapat menjaga kesehatan gigi. Tumbuhan ini juga mengandung sifat anti radang, antibakteri dan anti-inflamasi sehingga meredakan sakit gigi akibat infeksi bakteri.
Air rebusan eceng gondok dapat dijadikan alternatif pereda sakit gigi. Caranya berkumur selagi air rebusan hangat.
Dengan kandungan yang dimiliki oleh eceng gondok, maka tanaman ini dapat dijadikan sebagai produk pangan seperti tanaman lain. Tetapi, perlu diketahui, eceng gondok mengandung senyawa berbahaya untuk dikonsumsi, yaitu HCN atau Asam Sianida. Karena itu memanfaatkan eceng gondok sebagai sumber pangan, perlu pengolahan khusus.
Salah satu sifat HCN ialah mudah menguap dan larut dalam air. Karena itu penjemuran, perendaman dan perebusan dapat menghilangkan kandungan HCN dalam eceng gondok.
Akan tetapi bisakah eceng gondok jadi makanan siap saji yang menggugah selera? Bisa, karena tanaman air ini dapat diolah menjadi dendeng vegetables.
Caranya,
1. Cuci lalu jemur daun eceng gondok langsung di bawah sinar matahari selama kuirang lebih 6 jam. Hal ini bertujuan mengilangkan kandungan asam sianida yang terkandung dalam daun eceng
2. Cincang daun eceng gondok
3. Lakukan perendaman terhadap daun eceng gondok di dalam air sebanyak 500 mili liter selama 5 menit, sebanyak 2 kali. Perendaman ini berfungsi untuk melarutkan sisa-sisa asam sianida dalam daun eceng gondok, menyesuaikan sifat asam sianida yang mudah larut dalam air
4. Rebus daun eceng gondok bersama campuran air, minyak goreng dan bawang putih selama kurang lebih 30 menit. Sebab, merebus daun yang mengandung sianida di dalam campuran air, minyak goreng dan bawang putih memiliki dua manfaat, yaitu memperoleh daun yang bebas asam sianida dan membuat kandungan protein dalam daun jadi lebih tinggi
5. Langkah selanjutnya adalah tiriskan daun eceng gondok
6. Kemudian campurkan dengan tepung terigu, tepung sagu, gula, garam, cabe rawit halus, ketumbar, lada, bawang putih dan telur
7. Bungkus adonan dan rebus selama kurang lebih 45 menit
8. Setelah matang, iris adonan kemudian jemur di bawah sinar matahari. Hasilnya dapat bertahan selama sebulan. Untuk mengonsumsi itu, bisa menggoreng tapi boleh juga mengukusnya