JAKARTA, PL– Ketua Umum Generasi Muda Pejuang Nusantara (Gema Puan), Ridwan, menolak istilah banteng celeng yang digagas pendukung Ganjar Pranowo.
Sebagaimana diketahui, istilah banteng merujuk pada PDIP. Sementara celeng identik sebagai kader PDIP yang tidak tunduk dengan putusan partai dan memilih mendeklarasikan Ganjar Pranowo sebagai capres 2024.
“Pertama, saya menolak bahasa banteng-celeng. Banteng, ya, banteng. Celeng, ya, celeng. Tidak ada hubungannya banteng-celeng. Tidak ada sama sekali. Itu sikap resmi Gema Puan,” ucapnya ketika dihubungi kumparan, Senin (15/11).
Menurutnya, istilah yang dimunculkan oleh pendukung Gubernur Jawa Tengah di Solo tersebut justru menunjukkan bentuk perlawanan mereka pada PDIP.
Gema Puan Tolak Banteng-Celeng: Bentuk Perlawanan Pendukung Ganjar (1)
Puan Maharani dan Ganjar Pranowo. Foto: kumparan
“Itu merupakan bagian perlawanan saja dari kelompok kecil yang mencoba ingin menggadang-gadang Ganjar, dan kita tahu pusatnya ada di Solo, yang merupakan kampung halamannya, berlindung ke Pak Jokowi, jadi di situlah pusatnya,” jelas dia.
Jika dibiarkan, ia menilai istilah banteng-celeng akan berkembang menjadi isu SARA dan akhirnya menimbulkan provokasi di masyarakat.
“Ini [penyebutan banteng-celeng], kan, berbahaya. Saya menolak itu, nanti jadi SARA,” pungkasnya.
Sebelumnya, Ganjar Pranowo menemui Ketua DPC PDIP Solo FX Hadi Rudyatmo di kediamannya di Solo. Dalam kesempatan, itu sejumlah pendukung Ganjar menyambut meriah dan memberikan kaus bertuliskan ‘Banteng Celeng’ pada Ganjar.
Saat awak media meminta untuk diperlihatkan kaus tersebut, Ganjar hanya tersenyum lebar dan hanya memperlihatkan bagian depan yang tidak ada gambar banteng celeng.
“Tidak ada gambar banteng celeng, ngawur wae, [di belakangnya] tadi gambarnya Pak Rudy-Ganjar,” kata Ganjar sambil tersenyum, Jumat (12/11).
(*)