PANTAU LAMPUNG–Meski gelaran pilkada sudah semakin dekat, namun kebanyakan kandidat terkesan masih ‘setengah kopling’ dalam melakukan sosialisasi.
Pasca Hanan tak mendapat rekomendasi dari Golkar, praktis tak ada lagi upaya sosialisasi dan penggalangan massa seperti yang dilakukan Hanan sebelumnya.
Rahmat Mirzani Djausal, kandidat yang sudah pasti maju di Pilgub Lampung cenderung tak gegap gempita.
Ia banyak melakukan sosialisasi melalui banner yang dipasang dihampir seluruh wilayah Lampung.
Sedangkan, upaya penggalangan massa yang ia lakukan hanya dalam bentuk diskusi-diskusi terbatas.
Demikian halnya dengan Umar Ahmad, ia setidaknya baru bisa dihitung dengan jari melakukan sosialisasi dengan menggalang massa.
Uniknya, pasca mendapat surat tugas dari PDIP, banner Umar Ahmad justru berkurang, kalah jauh dibanding Rahmat Mirzani Djausal.
Sama seperti Mirza, Umar juga lebih cenderung banyak menggelar diskusi-diskusi terbatas untuk memaparkan program-programnya.
Sama halnya dengan kedua kandidat lain, Herman HN juga terkesan tak jor-joran melakukan sosialisasi.
Hanya terlihat beberapa alat peraga kampanye berukuran besar yang itupun hanya dipasang dibeberapa titik strategis di Kota Bandar Lampung saja.
Herman bahkan baru beberapa kali melakukan sosialisasi tatap muka termasuk di luar Kota Bandar Lampung.
Belum turunnya surat tugas dari NasDem sebagai partai tempat Herman bernaung diduga menjadi alasan mantan Walikota Bandar Lampung dua periode itu belum masif melakukan sosialisasi.
Yang mengherankan justru kandidat petahana, Arinal Djunaidi yang bahkan belum sama sekali melakukan roadshow ke daerah pasca tak lagi menjabat sebagai Gubernur Lampung.
Tak hanya itu saja, alat peraga Arinal Djunaidi bahkan dianggap yang paling sedikit jika dibandingkan dengan tiga kandidat lainnya.
Banyak kalangan yang menilai, masih belum masifnya kandidat melakukan sosialisasi lebih dikarenakan belum jelasnya peta dukungan parpol yang masih dinamis sampai saat ini.
Selain itu, banyak juga yang menilai jika dana dari ‘bohir-bohir’ pilkada memang masih amat terbatas mengucur pada kandidat.***