Indonesia merupakan negara yang sangat kaya akan keragaman budaya, suku, dan agama. Namun, keragaman ini bisa menjadi bumerang jika tidak dijaga dengan baik. Saat ini, kita sering mendengar istilah “cebong-kadrun” yang digunakan untuk memperpecah belah bangsa Indonesia. Istilah ini digunakan untuk mengkategorikan orang-orang yang mendukung pemerintah Joko Widodo (cebong) atau sekarang ini Ganjar dan Anies Baswedan (kadrun). Hal ini sangat berbahaya dan merugikan bagi persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
Saya, sebagai Ketua Umum Gema Puan, sangat menolak stigma cebong-kadrun yang sudah menyebar luas di masyarakat. Stigma ini hanya akan memperburuk situasi dan menimbulkan ketidakpercayaan antara satu sama lain. Sebagai simbol pemersatu bangsa, Mbak Puan Maharani, cucu penggali Pancasila, sangat layak diperjuangkan untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
Namun, kekecewaan besar saya dan Gema Puan terjadi ketika Mbak Puan tidak diusung oleh partainya, PDIP. Sebelumnya, Surya Paloh juga mengusung dan memilih Anies Baswedan sebagai capres, akhirnya pdi perjuangan bukan memilih mbak puan melainkan memilih Ganjar Pranowo. Hal ini menunjukkan bahwa politik pragmatis lebih diutamakan daripada menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
Kita harus menghindari stigma cebong-kadrun ini dan menolak capres yang sudah terlanjur dicap sebagai cebong atau kadrun. Hal ini akan memperburuk situasi dan meningkatkan polarisasi di masyarakat. Kita perlu mencari capres yang dapat menjadi pemersatu bangsa dan memimpin bangsa Indonesia dengan kebangsaan dan kepedulian terhadap persatuan dan kesatuan bangsa.
Momen 1 Juni akan kita gunakan untuk mendukung capres sebagai pemimpin bangsa nusantara yang dapat menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Kita perlu bersatu dan tidak terpecah belah hanya karena perbedaan pilihan politik. Kita harus memprioritaskan persatuan dan kesatuan bangsa sebagai tujuan yang lebih besar.
Kita harus belajar dari sejarah bahwa perpecahan hanya akan merugikan bangsa Indonesia. Kita harus memperjuangkan persatuan dan kesatuan bangsa sebagai tujuan utama. Kita harus menghargai perbedaan dan bersatu dalam keragaman. Saya, sebagai Ketua Umum Gema Puan, menolak stigma cebong-kadrun dan siap memperjuangkan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Mari bersatu dan jaga persatuan kita sebagai bangsa Indonesia!