TULANGBAWANG, PL – Dinas Ketahanan Pangan Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Lampung terus menggenjot produksi padi melalui program Integrated Participatory Development and Management of Irrigation Project (IPDMIP), salah satu programnya adalah mencetak para penangkar benih yang handal. Untuk Program IPDMIP Lampung sasar di lima kabupaten; Mesuji, Tulang Bawang, Lampung Tengah, Pesawaran, dan Tanggamus
“Karena benih unggul punya peran vital dalam pencapaian ketahanan pangan. Dan, melalui IPDMIP kami memberikan varietas benih padi sesuai dengan kondisi tanah masing kelompok tani,” kata Kelompok Jabatan Fungsional Dinas KPTPH Provinsi Lampung, Khairul Amri, didampingi Kasie Kelembagaan, Levi Marfiarty SH , saat kunjungan ke petani penangkar di Mesuji, Jumat (25-11).
Dia mengatakan benih unggul merupakan faktor penting keberhasilan petani. Benih dengan kualitas terbaik berkorelasi dengan tingginya produktivitas dan kualitas hasil panen. “Dan, alhamdulillah rata-rata petani penangkar naik produksinya 1-2 ton per hektare, dari panen sebelumnya. “Kebutuhan benih unggul belum mencukupi kebutuhan petani sehingga perlu banyak penangkar benih berkualitas. Disinilah peran penting IPDMIP mencetak petani penangkar benih di daerah irigasi melalui Sekolah Lapangan (SL). Dan, hasil penangkaran kami kembalikan lagi ke kelompok tani. Makin banyak penangkar berkualitas tentunya akan meningkatkan kesejahteraan petani,” jelas dia.
Levi Marfiarty mengatakan realisasi program IPDMIP berdampak positif di lapangan. “Kami melakukan perguliran benih padi hasil penangkaran untuk kabupaten Mesuji, Tulang Bawang, dan Lampung Tengah yang notabene pemasok padi terbesar di Lampung dan berhasil meningkatkan produktivitas petani jagung melalui IPDMIP.
“Untuk produksi di Kecamatan Rawa Jitu Utara, Kabupaten Mesuji, saat penangkaran tembus tujuh ton per hektare, sebelumnya hanya lima ton per hektare, dan Tulangbawang mencapai 6 ton per hektare untuk tiga Desa Gedung Meneng,Kecamatan Gedung Meneng, Desa Aji Mesir, Kecamatan Gedung Aji, dan Desa Batu Ampar, Kecamatan Gedung Aji Baru, biasanya di Tulangbawang di daerah IPDMIP itu hanya hanya 5 ton per hekatere, sekarang bisa 6 ton an,” ujar Saridin.
Levi mengaku para petani yang mengikuti program IPDMIP di daerahnya, mengapresiasi program ini. Menurut dia, IPDMIP memberikan nilai tambah bagi petani khususnya mengenai penangkaran benih unggul. “Konsep penangkaran ini sekalian kami labelisasi benih dengan label biru, yang bekerja sama dengan Balai Pengawasan dan Sertifkat Benih Provinsi Lampung. Label biru menandakan benih sudah uji laboratorium, dan konsep kami penangkaran ini melakukan pengawasan secara kontinu bersama penyuluh. Progresnya bagus. Petani lebih optimal dan efisien dalam memanfaatkan lahannya,,” jelas dia. (*)