Kolaborasi Pupuk Indonesia dan Pemerintah Provinsi Lampung melalui program Kartu Petani Berjaya, kian menjamin ketersediaan pupuk dan laju peningkatan produktivitas hasil pertanian di Lampung yang menjadi lumbung pangan nasional terbesar keenam di Indonesia.
Sejak dua tahun lalu, Sutrisno sudah tak lagi didera rasa khawatir tiap kali musim tanam tiba. Petani di Desa Karanganyar, Kecamatan Jatiagung, Lampung Selatan ini bersama dengan kelompok taninya kini sudah lebih terjamin dalam hal ketersediaan pupuk.
Dari perangkat smartphonenya, Sutrisno bersama kelompok taninya sudah mengetahui besaran alokasi pupuk yang akan diterima. Selain itu, kepastian harga jual hasil panen serta akses permodalan yang kian mudah membuat para petani jadi merasa lebih aman. Kondisi ini berdampak secara langsung terhadap peningkatan produktivitas hasil pertanian di Lampung tiap tahunnya yang terus menunjukkan tren peningkatan sejak dua tahun terakhir.
Padahal dulu, Sutrisno dan puluhan petani yang ada di Kecamatan Jati Agung, selalu didera ketidakpastian akan ketersediaan pupuk terlebih ketika terjadi kelangkaan yang membuat harga pupuk jadi melambung.
“Dulu, tiap kali mau tanam, yang jadi pikiran itu cuma pupuk. Karena sering tak dapat pupuk, kami sering terlambat tanam, atau kalaupun dapat pupuk, jatahnya sedikit sekali. Kalau sudah seperti itu, jangan harap bisa dapat hasil maksimal, bisa dapat untung saja sudah syukur,” kata Sutrisno.
Kondisi yang dialami Sutrisno ini terjadi hampir merata di wilayah yang menjadi sentra pertanian di Lampung. Padahal ada sebanyak 433 ribu hektar lebih areal pertanian di Lampung yang membutuhkan pupuk secara kontinu.
Terlebih lagi, Provinsi Lampung juga menjadi salah satu lumbung pangan nasional dengan rata-rata kemampuan produksi hingga lebih dari 2 juta ton gabah kering giling (GKG) tiap tahun.
Program Kartu Petani Berjaya
Tak mau berlarut-larut mengalami kondisi ini, Pemerintah Provinsi Lampung pada tahun 2019 lalu merumuskan program Kartu Petani Berjaya (KPB) sebagai solusi bagi petani.
Dalam program ini, Pemprov Lampung berupaya mengakomodir berbagai kebutuhan petani, seperti pemenuhan kebutuhan pupuk khususnya ketika memasuki musim tanam dan akses permodalan.
Program ini memang dirancang khusus sebagai bentuk keberpihakan pemerintah terhadap para petani dengan memberikan kepastian, mulai dari ketersediaan pupuk subsidi dan non subsidi, benih, obat-obatan dengan harga dan kualitas terbaik.
Selain itu, program terobosan yang baru pertama kali ada di Indonesia ini juga berupaya memberikan akses permodalan, fasilitas sosial, kepastian pemasaran hasil panen, pembinaan hingga asuransi usaha tani. Untuk kebutuhan pembiayaan ini, Pemprov Lampung juga menggandeng pihak perbankan.
Program ini bahkan dikemas dalam bentuk aplikasi khusus yang bisa di akses seluruh petani di Lampung melalui kelompok tani masing-masing untuk bisa mendapatkan alokasi pupuk maupun bantuan permodalan dari pemerintah.
Kartu Petani Berjaya Didukung Penuh Pupuk Indonesia
Program ini tak berjalan sendiri, Pemprov Lampung menggandeng PT Pupuk Indonesia lewat dua anak perusahaannya yakni; PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) dan PT Petrokimia Gresik yang selama ini konsisten dalam mendukung program pemerintah untuk mewujudkan ketahanan dan kedaulatan pangan nasional.
Gubernur Lampung, Arinal Djunaidi dalam rapat bersama dengan PT Pupuk Indonesia, PT Pupuk Sriwidjaja serta PT Petrokimia Gresik akhir tahun 2019 lalu menilai dukungan ini menjadi optimisme baru bagi para petani dalam mewujudkan Lampung sebagai lumbung pangan nasional.
Arinal Djunaidi menilai selama ini masalah utama yang dihadapi petani adalah soal ketersediaan pupuk khususnya ketika memasuki musim tanam.
“Dengan dukungan Pupuk Indonesia, Pusri dan Petrokimia Gresik, saya yakin program Petani Berjaya bisa berjalan lebih optimal,” kata Arinal Djunaidi optimis.
Bahkan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo secara khusus memberikan apresiasi dan dukungan penuh terhadap program Petani Berjaya, hal ini disampaikannya ketika meluncurkan kartu Petani Berjaya yang menjadi akses bagi para petani dalam hal jaminan ketersediaan pupuk hingga permodalan.
“Program Petani Berjaya hasil kolaborasi dengan Pupuk Indonesia, Pusri dan Petrokimia Gresik ini menjadi sebuah langkah visioner dalam upaya membangun kesejahteraan petani sehingga upaya membangun kedaulatan dan ketahanan pangan nasional jadi lebih mudah. Apalagi, pertanian di Lampung ini merupakan lumbung pangan nasional terbesar keenam di Indonesia, jadi saya dukung sepenuhnya kolaborasi yang baik ini,” kata Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo saat meluncurkan Kartu Petani Berjaya di Lampung Tengah, awal bulan Oktober 2020 lalu.
Dirut PT Pusri, Tri Wahyudi Saleh pun ikut menyatakan dukungan terhadap program Petani Berjaya sebagai upaya untuk membangun ketahanan pangan melalui peningkatan produktivitas hasil pertanian di Lampung dengan menjamin ketersediaan pupuk bagi petani di Lampung.
“Pusri akan selalu mendukung program-program peningkatan produktivitas hasil pertanian dan kesejahteraan petani melalui terobosan-terobosan yang positif agar Lampung bisa menjadi lokomotif pertanian nasional,” kata Tri Wahyudi Saleh.
Komitmen PT Pupuk Indonesia dalam Menjamin Ketersediaan Pupuk
Selain menjamin ketersediaan pupuk baik subsidi maupun non subsidi bagi petani di Lampung, PT Pupuk Indonesia dan dua anak usahanya PT Pusri serta PT Petrokimia Gresik juga terus menjaga rantai pasok pupuk agar pupuk benar-benar sampai dan dinikmati oleh petani khususnya di Lampung.
Beberapa terobosan dilakukan seperti dengan melakukan pengembangan 1.000 kios pupuk, pengawasan distribusi pupuk, pengembangan digitalisasi kios hingga berbagi pengetahuan dan edukasi seputar tata kelola pupuk kepada petani dengan kunjungan langsung ke pabrik (plant visit).
Program 1.000 Kios Pupuk
Untuk semakin menjamin daya jangkau pasar hingga jaminan distribusi pupuk benar-benar sampai ke petani sekaligus menjadi sarana edukasi dan informasi bagi para petani di tiap daerah di Indonesia termasuk di Lampung, PT Pupuk Indonesia menargetkan 1.000 kios pupuk hadir di seluruh wilayah Indonesia khususnya di daerah-daerah yang menjadi sentra pertanian.
“Ini menjadi bagian dari upaya kami untuk lebih mendekatkan diri ke petani. Penambahan kios pupuk non subsidi ini juga selain untuk memperluas daya jangkau pasar juga menjadi sarana edukasi tentang manfaat pupuk,” jelas Dirut PT Pupuk Indonesia, Bakir Pasaman.
Program 1.000 kios yang ditargetkan akan terealisasi hingga tahun 2023 ini juga menjadi cara PT Pupuk Indonesia dalam hal mengelola tata kelola jalur distribusi pupuk sejak dari pabrik hingga kios agar lebih mudah di akses oleh petani secara langsung.
Pengawasan Distribusi Pupuk
Tak hanya itu saja, bentuk keseriusan lain yang dilakukan PT Pupuk Indonesia sebagai jaminan bahwa pupuk harus benar-benar sampai ke petani adalah dengan menindak tegas kios maupun distributor pupuk ‘nakal’ yang melakukan penyelewengan pupuk.
Seperti yang dilakukan PT Pupuk Indonesia pada salah satu kios resmi di Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan yang diduga melakukan penyimpangan dengan menjual alokasi pupuk untuk wilayah Kabupaten Lampung Selatan ke daerah lain.
PT Pupuk Indonesia memberi sanksi tegas dengan membekukan dan memecat kios resmi tersebut. Seperti yang disampaikan oleh VP Penjualan Wilayah 2 PT Pupuk Indonesia, Jambak yang menegaskan bahwa PT Pupuk Indonesia tidak akan ragu dan tebang pilih dalam memberi sanksi kepada distributor maupun kios nakal.
“Kita beri sanksi tegas. Kerjasama penyaluran pupuk sudah dihentikan. Sanksi ini berlaku kepada semua distributor maupun kios nakal yang menyelewengkan pupuk,” terang Jambak.
Dalam ungkap kasus penyelewengan pupuk oleh Polda Lampung itu, pemilik kios pupuk Bintang Jaya Kecamatan Natar diduga telah menjual pupuk bersubsidi sebanyak 8,75 ton ke salah satu toko yang ada di Kecamatan Metrokibang, Kabupaten Lampung Timur.
Untuk mengantisipasi tindakan penyimpangan lain, PT Pupuk Indonesia juga terus melakukan koordinasi dengan aparat penegak hukum untuk melakukan pengawasan distribusi pupuk.
“Kami juga sangat mengharapkan partisipasi dari masyarakat untuk mengantisipasi atau melaporkan jika ditemukan adanya penyimpangan dalam hal distribusi pupuk agar segera dilaporkan ke aparat kepolisian,” tegasnya lagi.
Baca Juga: Standardisasi Pupuk Efektif Tekan Peredaran Pupuk Palsu
Digitalisasi Kios Pupuk melalui Aplikasi Rekan (Retail Management System)
PT Pupuk Indonesia juga berupaya meningkatkan tata kelola penyaluran pupuk bersubsidi kepada petani agar tepat sasaran dengan memanfaatkan teknologi berbasis aplikasi Retail Management System atau Rekan yang akan diterapkan ke seluruh kios dan distributor yang ada di seluruh Indonesia.
Aplikasi ini dilengkapi dengan beragam fitur mulai dari pencatatan pembelian pupuk baik subsidi maupun non subsidi, kontrol stok serta laporan penebusan dan penagihan yang dilakukan secara digital.
Aplikasi Rekan yang memudahkan penyaluran pupuk ini juga akan terintegrasi secara langsung dengan data petani penerima manfaat yang ada di Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) termasuk pula nantinya dengan program Kartu Petani Berjaya.
Aplikasi ini sangat efektif untuk mengetahui kebutuhan alokasi pupuk subsidi secara real time yang secara otomatis ketika ada konsumen yang namanya tidak terdaftar dalam aplikasi tidak akan bisa membeli pupuk subsidi.
Proses analisa data hingga pembukuan administrasi juga jadi lebih mudah dan praktis karena bisa dilakukan secara langsung dalam aplikasi. Aplikasi ini bahkan bisa dijalankan secara offline khususnya untuk kios-kios yang berada di daerah yang kualitas sinyalnya tidak memadai.
Direktur Transformasi Bisnis PT Pupuk Indonesia, Panji Winanteya Ruky menilai aplikasi Rekan ini sangat efektif untuk memantau stok pupuk yang ada di kios hingga tracking petani penerima pupuk subsidi.
“Dari hulu hingga hilir sampai pupuk subsidi benar-benar diterima oleh petani bisa dipantau langsung melalui aplikasi Rekan ini,” kata Panji Winanteya Ruky.
Rencananya, lanjut Panji Winanteya Ruky lagi, aplikasi Rekan ini akan diterapkan di sebanyak 28.815 kios pupuk yang ada di Indonesia.
Berbagi Pengetahuan dan Edukasi kepada Petani
Sebagai upaya pemberian layanan prima kepada petani, PT Pupuk Indonesia melalui PT Pusri mengajak petani Lampung melakukan plant visit ke PT Pusri Palembang.
Disini, petani diberikan edukasi dan berbagi pengetahuan seputar proses produksi pupuk, pemanfaatan teknologi hingga layanan informasi tentang formula penggunaan pupuk yang efektif sebagai upaya meningkatkan produktivitas petani.
Dirut PT Pusri, Tri Wahyudi Saleh mengatakan aktivitas plant visit ini juga menjadi upaya untuk membangun kepercayaan petani terhadap produk pupuk dengan memberikan pemahaman proses produksi sejak dari bahan baku pembuat pupuk hingga menjadi butiran pupuk siap pakai.
“Komitmen kami untuk selalu menghasilkan produk berkualitas untuk meningkatkan produktivitas hasil pertanian sekaligus kesejahteraan petani,” kata Tri Wahyudi Saleh.
Kolaborasi Kartu Petani Berjaya dengan Program Makmur
Perjalanan Kartu Petani Berjaya juga kian mulus seiring dengan dikolaborasikannya program ini dengan program Makmur yang digagas PT Pupuk Indonesia bersama dengan seluruh anak usahanya yang memiliki concern yang sama.
Banyak manfaat yang diperoleh petani melalui dua program yang memiliki karakteristik yang sama ini, selain ketersediaan pupuk, akses permodalan, para petani juga mendapatkan pendampingan dalam banyak hal mulai dari teknologi budidaya, pemupukan yang berimbang, pemberian asuransi pertanian hingga kepastian harga hasil panen melalui offtaker yang menampung hasil panen petani.
Dirut PT Pusri, Tri Wahyudi Saleh menilai kolaborasi dua program ini sangat efektif meningkatkan hasil produksi hingga 30 persen yang secara otomatis berdampak pada peningkatan kesejahteraan petani.
“Ekosistem Makmur yang berkolaborasi dengan Kartu Petani Berjaya sangat efektif memberikan manfaat yang besar buat petani di Lampung. Dua program yang baik ini memiliki konsep saling melengkapi sehingga bisa benar-benar dimanfaatkan secara maksimal oleh para petani untuk kesejahteraan petani dan tercapainya cita-cita Provinsi Lampung sebagai lumbung pangan nasional,” terang Tri Wahyudi Saleh.
Buah manis dari kolaborasi PT Pupuk Indonesia bersama anak perusahaannya dengan Pemprov Lampung adalah produktivitas hasil pertanian yang terus menunjukkan tren peningkatan yang amat baik dalam dua tahun terakhir.
Jika pada tahun 2021 lalu, Lampung mampu memproduksi sebanyak 2.4 juta ton gabah, maka pada tahun 2022 ini hasil produksi meningkat hingga mencapai angka 2,6 juta ton (periode September 2022), yang kemudian menempatkan Provinsi Lampung sebagai daerah penghasil gabah terbesar keenam di Indonesia. (Meza Swastika)