• Redaksi
  • Tentang Kami
Selasa, Juli 1, 2025
Pantau Lampung
  • Beranda
  • Ekonomi
  • Kriminal
  • Pojok Lampung
  • Politik
  • Peristiwa
  • Ruwa Jurai
    • Bandar Lampung
    • Lampung Barat
    • Lampung Selatan
    • Lampung Tengah
    • Lampung Timur
    • Lampung Utara
    • Mesuji
    • Metro
    • Pesawaran
    • Pringsewu
    • Tanggamus
    • Pesisir Barat
    • Tulang Bawang
    • Tulang Bawang Barat
  • Lifestyle
    • Entertainment
    • Hiburan
    • Fashion
  • Network
  • Indeks
No Result
View All Result
Pantau Lampung
  • Beranda
  • Ekonomi
  • Kriminal
  • Pojok Lampung
  • Politik
  • Peristiwa
  • Ruwa Jurai
    • Bandar Lampung
    • Lampung Barat
    • Lampung Selatan
    • Lampung Tengah
    • Lampung Timur
    • Lampung Utara
    • Mesuji
    • Metro
    • Pesawaran
    • Pringsewu
    • Tanggamus
    • Pesisir Barat
    • Tulang Bawang
    • Tulang Bawang Barat
  • Lifestyle
    • Entertainment
    • Hiburan
    • Fashion
  • Network
  • Indeks
No Result
View All Result
No Result
View All Result
Pantau Lampung
  • Kriminal
  • Politik
  • Ekonomi
  • Entertainment
  • Opini
  • Pendidikan
  • Hiburan
Home Pojok Lampung

Kemerdekaan dan Kehidupan Berkelanjutan

RedaksiEditorRedaksi
Agu 17, 2023
A A
Kemerdekaan dan Kehidupan Berkelanjutan

Mochammad Nashir Badri

ADVERTISEMENT

 

Kemerdekaan dan Kehidupan Berkelanjutan
Oleh: Mochammad Nashir Badri*

MEMPERINGATI Hari Kemerdekaan 17 Agustus setiap tahun selalu diramaikan oleh hiruk pikuk jargon bagi para generasi untuk mengisi kemerdekaan dengan membangun, dengan karya, dengan takwa, semangat, dedikasi, inovasi, dll, dll. Hari Kemerdekaan kerap menjadi momentum rutin untuk membangkitkan semangat membangun negeri yang konon kaya raya ini.

BeritaTerkait

No Content Available

Negeri yang kaya, sejatinya akan menjamin rakyatnya (manusianya) untuk hidup sejahtera dan berkemakmuran, serta berkelanjutan. Negeri yang kaya menyediakan begitu banyak sumberdaya yang memberi manfaat untuk seluruh rakyat. Negeri yang kaya sejatinya menempatkan kata ‘miskin’ sebagai frase haram untuk digunakan.

Bagaimanakah hidup merdeka di negeri yang kaya? Faktanya, jalani saja hidupmu di negeri ini sekarang. Idealnya? Bukalah buku dan referensi, kulik, googling, diskusi, ngobrol, ngopi, nonton, dengar, dan seribu upaya belajar lainnya. Maka akan terlihat, betapa pragmatisme, ketimpangan, kapitalisme, dan maaf, ketidakcerdasan telah mengepung kehidupan. Merdeka seakan telah berubah terminologi menjadi bebas memanfaatkan apa saja untuk memenuhi kebutuhan saat ini, termasuk syahwat.

ADVERTISEMENT

Kekayaan alam yang adalah salah satu hadiah terbaik dari Sang Pencipta ternyata belum sepenuhnya berbalas rasa syukur, yang secara filosofis harus disertai dengan tindak nyata memelihara, melestarikan, mencintainya, memanfaatkannya dengan bijak berkelanjutan. Tidak perlahan dan pasti, fenomena-fenomena alam menggerus kualitas kehidupan. Pemanasan global dan perubahan iklim, deforestasi, degradasi daya dukung dan daya tampung lingkungan, polusi, degradasi ekosistem darat dan air, kerusakan keanekaragaman hayati, dll, dll telah memaksa kehidupan turun grade jauh dibanding masa lampau. Teknologi, yang sejatinya menjadi pralambang kecerdasan dan kebijaksanaan manusia mengelola alam, seolah berubah fungsi menjadi penghancur alam dan kehidupan (termasuk sosial dan budaya).

Kesadaran dunia (atau kekhawatiran ekonomis?) akhirnya memunculkan konsep pembangunan berkelanjutan (sustainable developments), yaitu pembangunan yang memenuhi kebutuhan hidup masa sekarang dengan mempertimbangkan pemenuhan kebutuhan hidup generasi mendatang. Prinsip utamanya adalah mempertahankan kualitas hidup bagi seluruh manusia pada masa sekarang dan pada masa depan secara berkelanjutan. Pembangunan model ini dilaksanakan dengan prinsip kesejahteraan ekonomi, keadilan sosial, dan pelestarian lingkungan.

Pembangunan berkelanjutan sangat memperhatikan dampak dari setiap tindakan sosial dan ekonomi terhadap lingkungan hidup. Dampak buruk terhadap lingkungan hidup harus dihindari dari setiap kegiatan sosial dan ekonomi sehingga kelestarian lingkungan tetap terjaga pada masa sekarang dan pada masa mendatang.

Apa yang telah kita lakukan sekarang? Pembangunan berkelanjutan yang menjadi konsesus global, ternyata membutuhkan tekad dan kerja ekstra keras untuk diaplikasikan, digebyarkan, atau bahkan hanya untuk diperdengarkan. Menjadi sebuah contoh adalah; ketidaktahuan, ketidakpahaman warga negara tentang Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) yang menjadi dasar setiap upaya membangun suatu wilayah (negara, provinsi, kabupaten/kota). Rakyat awam tidak mengerti itu, bahkan kekhawatiran saya mengatakan bahwa penguasa sendiripun tidak (mau) memahami itu. Setidaknya, inilah yang terlihat dalam skala lokal (Provinsi Lampung). Padahal, 17 butir SDGs dengan 169 target terukurnya telah tersusun dan menjadi isu universal.

Sikap untuk memahami, berakar dari pengetahuan logis. Memahami menurut KBBI berarti mengerti benar, mengetahui benar, memaklumi, dan mengetahui. Artinya, pengertian ‘memahami’ memiliki korelasi erat dengan bagaimana kemudian melaksanakan sesuatu hingga tuntas. Dalam konteks ini adalah bagaimana SDGs tidak sekadar catatan dokumen, tetapi menjadi orientasi utama berbagai aktivitas pembangunan.

17 butir SDGs mencakup; 1) Tanpa Kemiskinan; 2) Tanpa Kelaparan; 3) Kehidupan Sehat dan Sejahtera; 4) Pendidikan Berkualitas; 5) Kesetaraan Gender; 6) Air Bersih dan Sanitasi Layak; 7) Energi Bersih dan Terjangkau; 8) Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi; 9) Industri, Inovasi dan Infrastruktur; 10) Berkurangnya Kesenjangan; 11) Kota dan Permukiman yang Berkelanjutan; 12) Konsumsi dan Produksi yang Bertanggungjawab; 13) Penanganan Perubahan Iklim; 14) Ekosistem Lautan; 15) Ekosistem Daratan; 16) Perdamaian, Keadilan dan Kelembagaan yang Tangguh; dan 17) Kemitraan untuk Mencapai Tujuan. Lihat saja, semua agenda yang langsung menyentuh urusan lingkungan hidup sebagaimana penekanan dalam tulisan ini telah terangkum dalam Pilar Pembangunan Lingkungan, yang memcakup tujuan ke-6, 11, 12, 13, 14, dan 15 dari SDGs.

Mari bicara contoh kongkrit. Visi hidup berkelanjutan nampak sulit untuk dibedakan dengan mimpi. Pertumbuhan kendaraan di provinsi ini sebesar 100.000 unit per tahun, melebihi pertumbuhan penduduk yang ‘hanya’ naik 94.754 jiwa pada tahun 2022. Jumlah total penduduk tahun yang sama adalah sebanyak 9,17 juta jiwa (data BPS Provinsi Lampung, 2023). Kendaraan dan aktivitasnya, sangat kasat mata menjadi penyebab polusi udara, pemborosan energi tak terbarukan, dan persoalan-persoalan transportasi.

Atau, mari kita bicara sampah, hal paling populer di kota ini (Bandar Lampung) akhir-akhir ini. Tahun 2022, Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandar Lampung mencatat volume sampah domestik kota ini mencapai 1.000 ton per hari. Sementara DLH Provinsi Lampung mencatat volume sampah di seluruh provinsi mencapai angka 4.515 ton per hari, sebagian mencemari Teluk Lampung, salah satu sumber penting keanekaragaman hayati. Ini baru sampah domestik. Lalu bagaimana gunungan ‘potensi’ tersebut dikelola dengan prinsip berkelanjutan? Sejauh mana kesadaran akan pentingnya upaya meminimalisir produksi sampah telah digaungkan dan dilaksanakan secara masif?

Berderet pertanyaan menjadi topik-topik penting berbagai fenomena degradasi lingkungan, yang juga berarti degradasi kualitas kehidupan. Dua kasus di atas hanya sedikit sekali contoh.

Degradasi fungsi lingkungan adalah lawan kata dari kehidupan berkelanjutan. Lantas, apa pesan penting terkait kehidupan berkelanjutan dalam fase kehidupan yang merdeka? Ketika kita memaknai ‘merdeka’ sebagai sebuah kebebasan, makna terluas dalam konteks bahasan ini adalah melepaskan diri dari belenggu kebodohan masa sekarang yang berakibat pada keterpurukan masa depan. Terlampau besar resiko yang diambil bila kita menggadaikan kehidupan anak cucu kelak. Mengabaikan pembangunan berkelanjutan sama dengan menyiapkan bumi yang tidak bersahabat untuk menjadi modal hidup generasi ke depan.

Ternyata sangat banyak hal yang mesti kita perbuat. Semua butuh keikhlasan. Tabik.

Bandar Lampung, 17 Agustus 2023

* Penggiat Komunitas Diseminasi Hijau Itu Kita
* Ketua Majelis Pakar DPC PPP Kota Bandar Lampung

Tags: #Hijau Itu Kita
ShareTweetSendShare
Previous Post

Polisi Periksa Enam Saksi Kasus Bentrok di Pesisir Barat

Next Post

KUA-PPAS 2023 & KUA-PPAS Pringsewu 2024 Ditandatangani

Related Posts

Lapas Rajabasa Catat 752 Pemilih untuk TPS Khusus Pilkada 2024
Pojok Lampung

Lapas Rajabasa Catat 752 Pemilih untuk TPS Khusus Pilkada 2024

Sep 17, 2024
Pj Gubernur Lampung Imbau ASN untuk Jaga Netralitas di Pilkada Serentak 2024
Pojok Lampung

Pj Gubernur Lampung Imbau ASN untuk Jaga Netralitas di Pilkada Serentak 2024

Sep 11, 2024
Lampung Butuh Pemimpin dengan Visi Perlindungan Anak
Pojok Lampung

Lampung Butuh Pemimpin dengan Visi Perlindungan Anak

Sep 7, 2024
Tenaga Honorer yang Sudah Terdata di Tahun Ini Berpeluang Langsung Diangkat sebagai CPNS
Pojok Lampung

Pemprov Lampung Umumkan Rekrutmen CPNS 2024: Ini Jumlah dan Prosesnya

Agu 23, 2024
6 Oleh-Oleh Khas Lampung yang Wajib Dibawa Pulang Usai Liburan
Ekonomi

6 Oleh-Oleh Khas Lampung yang Wajib Dibawa Pulang Usai Liburan

Agu 7, 2024
program makmur
Ekonomi

Program Makmur, Optimisme Baru Petani Singkong Lampung

Nov 27, 2023
Next Post
KUA-PPAS 2023 & KUA-PPAS Pringsewu 2024 Ditandatangani

KUA-PPAS 2023 & KUA-PPAS Pringsewu 2024 Ditandatangani

Bupati Tanggamus Pimpin Upacara Peringatan Hari Kemerdekaan

Bupati Tanggamus Pimpin Upacara Peringatan Hari Kemerdekaan

Buron Setahun, Dua Pembobol Konter HP Ditangkap

Buron Setahun, Dua Pembobol Konter HP Ditangkap

Reuni Ex Trotoary Ajang Apresiasi Seni dan Silaturahmi

Reuni Ex Trotoary Ajang Apresiasi Seni dan Silaturahmi

Peringati HUT ke-78 RI, Pemkab Lampung Barat Gelar Upacara

Peringati HUT ke-78 RI, Pemkab Lampung Barat Gelar Upacara

banner 300250

Berita Terkini

  • Silaturahmi Bermakna, PSHT Lampung Barat Diterima Bupati Parosil Mabsus: Komitmen Dukung Pembangunan Daerah
  • Rutan Ambon Sosialisasikan Cuti Bersyarat, Libatkan Keluarga WBP dalam Proses Pembinaan
  • Tinjau Mall Pelayanan Publik, Sekda Lampung Tengah Pastikan Layanan Tepat Waktu dan Berdampak Nyata
  • HUT ke-79 Bhayangkara, Parosil Mabsus Apresiasi Dedikasi Polri di Lampung Barat
  • Nurhasanah Ajak Warga Amalkan Nilai 4 Pilar MPR RI: “Modal Utama Menjaga Keutuhan Bangsa”
Pantau Lampung

Selamat datang di Pantau Lampung, portal berita yang mengabarkan secara cermat dan tepat tentang berbagai peristiwa dan perkembangan terkini di Provinsi Lampung. Kami hadir untuk menjadi sumber informasi terpercaya bagi masyarakat Lampung dan pembaca di seluruh Indonesia.

  • Redaksi
  • Tentang Kami

© 2024 Pantaulampung.com - All Right Reserved

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Ekonomi
  • Kriminal
  • Pojok Lampung
  • Politik
  • Peristiwa
  • Ruwa Jurai
    • Bandar Lampung
    • Lampung Barat
    • Lampung Selatan
    • Lampung Tengah
    • Lampung Timur
    • Lampung Utara
    • Mesuji
    • Metro
    • Pesawaran
    • Pringsewu
    • Tanggamus
    • Pesisir Barat
    • Tulang Bawang
    • Tulang Bawang Barat
  • Lifestyle
    • Entertainment
    • Hiburan
    • Fashion
  • Network
  • Indeks

© 2024 Pantaulampung.com - All Right Reserved

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In