PANTAU LAMPUNG – Presiden terpilih Prabowo Subianto membuka peluang bagi partai politik lain untuk bergabung dalam koalisi pemerintahannya. Meskipun saat ini koalisi sudah terbentuk, Prabowo menegaskan bahwa pintu masih terbuka bagi partai-partai lain yang ingin bergabung.
Dalam pidatonya di penutupan Kongres III Partai NasDem, Prabowo mengungkapkan, “Sekarang aku nunggu mana yang mau gabung lagi?” Ia menyiratkan bahwa meskipun ada kekhawatiran mengenai kemungkinan koalisi yang sangat besar, hal tersebut tidak menjadi masalah baginya.
“Bangsa kita besar. Indonesia itu setara dengan Eropa, yang memiliki 28 negara. Kita hanya satu negara,” tambah Prabowo, menunjukkan bahwa membangun pemerintahan memerlukan kekuatan yang sebanding dengan ukuran negara.
Saat ini, PDIP merupakan satu-satunya partai besar yang belum atau mungkin tidak ingin bergabung dengan koalisi pemerintahan Prabowo. Setelah merasa dikecewakan oleh Presiden Jokowi, Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri memilih untuk menjadi partai penyeimbang ketimbang bergabung dalam pemerintahan.
Pada Mei 2024, politikus PDIP Aria Bima menjelaskan bahwa partainya belum mengambil keputusan akhir mengenai posisi mereka di pemerintahan Prabowo. Menurut Bima, PDIP tidak akan menjadi oposisi, tetapi akan berfungsi sebagai kekuatan penyeimbang atau check and balances di parlemen.
“Kenapa PDI Perjuangan tidak memutuskan untuk menjadi partai oposisi? Kami memilih menjadi partai penyeimbang dan memperkuat fungsi checks and balances di legislatif,” ujar Bima.