PANTAU LAMPUNG– Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Perhimpunan Mahasiswa Hukum Indonesia (PERMAHI) Lampung menggelar aksi demonstrasi di Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia (Mabes Polri), Jakarta. Mereka menuntut Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk segera mengusut tuntas kasus kaburnya empat tahanan narkoba dari Polda Lampung yang membawa serta ratusan kilogram sabu.
Aksi ini digelar sebagai bentuk kekecewaan terhadap kinerja Polda Lampung, yang dinilai lalai dalam pengawasan tahanan. Selain itu, mereka juga menuntut Kapolda Lampung Irjen Pol Helmy Santika dicopot, karena dianggap bertanggung jawab atas peristiwa tersebut.
Tri Rahmadona, Koordinator Aksi, menegaskan bahwa kasus ini harus segera diungkap secara transparan agar kepercayaan publik terhadap kepolisian tidak semakin merosot.
“Ini bukan kasus biasa. Bagaimana mungkin tahanan narkoba skala besar bisa kabur bersama barang bukti? Kami menduga ada keterlibatan oknum kepolisian dalam pelarian ini. Kami mendesak Mabes Polri turun tangan agar kasus ini terang benderang,” ujarnya.
Massa aksi membawa berbagai spanduk bertuliskan tuntutan mereka, di antaranya “Bongkar Dalang Kaburnya 4 Tahanan Polda Lampung!” dan “Copot Kapolda Lampung Sekarang Juga!”. Mereka juga berorasi menyoroti lemahnya sistem pengamanan di Polda Lampung.
Dalam aksinya, PERMAHI Lampung menyampaikan tiga tuntutan utama:
- Mabes Polri segera mengambil alih penyelidikan kasus kaburnya empat tahanan Polda Lampung yang membawa barang bukti narkoba ratusan kilogram.
- Kapolda Lampung Irjen Pol Helmy Santika harus dievaluasi dan dicopot karena dinilai gagal mengamankan tahanan dan mengungkap kasus ini hingga tuntas.
- Kapolri harus menindak tegas oknum kepolisian yang diduga terlibat dalam pelarian para tahanan, yang dikaitkan dengan jaringan narkoba internasional Fredy Pratama.
Mahasiswa juga menegaskan bahwa jika tuntutan mereka tidak segera ditindaklanjuti, mereka akan melanjutkan aksi dengan skala yang lebih besar hingga kasus ini mendapat kejelasan hukum.
“Kami akan terus mengawal kasus ini. Jangan sampai ada upaya menutup-nutupi atau melindungi oknum yang terlibat. Kepolisian harus transparan!” tegas Tri.***