PANTAU LAMPUNG– Forum Mahasiswa Hukum Sumedang-Jakarta kembali menggelar demonstrasi di Mabes Polri, menuntut aparat hukum segera memeriksa Elah Karmilah, anggota DPRD Sumedang Fraksi PPP, yang diduga menerima aliran dana dari kasus judi online Komdigi.
Aksi ini merupakan lanjutan dari unjuk rasa sebelumnya, di mana mahasiswa mendesak Bareskrim untuk mengusut tuntas dugaan keterlibatan Elah dalam kasus yang menyeret anaknya, Denden Imadudin Soleh, seorang pejabat di Komdigi yang kini telah ditetapkan sebagai tersangka.
Lonjakan Suara Mencurigakan & Dugaan Aliran Dana Kampanye
Koordinator aksi, Daffariza Aditya, mengungkapkan bahwa dalam Pemilu 2024, Elah Karmilah tiba-tiba meraih 13.098 suara, jumlah yang jauh lebih tinggi dibandingkan pencalonannya sebelumnya yang selalu gagal.
“Kami menduga lonjakan suara ini bukan murni hasil kerja politik, melainkan ada aliran dana besar dari hasil judi online! Banyak laporan dari masyarakat yang mengaku menerima uang kampanye antara Rp100 ribu hingga Rp250 ribu per orang. Ini harus diusut!” tegas Daffa.
Denden Imadudin Soleh: Pegawai Komdigi dengan Gaya Hidup Mewah
Denden, yang menjabat sebagai Ketua Tim Penyidikan dan Ahli UU ITE Ditjen Aplikasi dan Informatika Komdigi, diduga melindungi jaringan judi online yang seharusnya diberantas.
Ia dikenal memiliki gaya hidup glamor, dengan koleksi jam tangan mewah seperti Rolex, Richard Mille, dan Audemars Piguet, serta kendaraan premium Mercedes-Benz dan Hyundai. Denden dan keluarganya juga beberapa kali menjalankan haji furoda, yang biayanya mencapai Rp300 juta hingga Rp1 miliar per orang.
Tuntutan Demonstran:
- Bareskrim Mabes Polri segera periksa Elah Karmilah atas dugaan keterlibatan dalam aliran dana judi online.
- PPP harus segera mengevaluasi Elah Karmilah, karena keterlibatannya dalam skandal ini mencoreng nama partai.
- Usut tuntas dugaan penggunaan dana judi online untuk kampanye politik di Sumedang.
Aksi Jilid 3 Jika Tuntutan Tak Digubris
Daffa menegaskan bahwa jika Mabes Polri tidak segera bertindak, aksi unjuk rasa jilid 3 akan digelar dengan jumlah massa lebih besar, mencapai 250 orang.
“Kami tidak akan berhenti sampai kasus ini diusut tuntas! Hukum tidak boleh tebang pilih, siapa pun yang terlibat harus bertanggung jawab!” tegasnya.***