PANTAU LAMPUNG – Penentuan awal Ramadhan selalu menjadi perbincangan hangat setiap tahunnya di Indonesia, terutama terkait perbedaan yang muncul antara Muhammadiyah dan Pemerintah. Pada tahun 1446 Hijriyah, Muhammadiyah telah menetapkan 1 Ramadhan jatuh pada hari Selasa, 11 Maret 2025. Penetapan ini berdasarkan metode perhitungan hisab yang digunakan oleh Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
Berbeda dengan Muhammadiyah, Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Agama, akan menentukan awal Ramadhan melalui sidang isbat yang mengandalkan pengamatan hilal (rukyatul hilal). Sidang isbat yang digelar oleh Kemenag akan dilakukan pada malam 29 Sya’ban untuk memastikan awal bulan Ramadhan. Dalam hal ini, hasil rukyatul hilal yang dilakukan akan menentukan tanggal 1 Ramadhan, yang seringkali berbeda dari penetapan Muhammadiyah.
Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir, menjelaskan bahwa perbedaan ini adalah hal yang wajar. “Kami menggunakan metode hisab yang sudah terbukti akurat dalam perhitungan waktu ibadah, sedangkan pemerintah menggunakan metode rukyatul hilal. Kami semua tetap satu tujuan, yakni untuk beribadah dengan penuh ketakwaan,” ujarnya.
Bagi mereka yang mengikuti Muhammadiyah, puasa Ramadhan akan dimulai pada 11 Maret 2025. Sementara bagi yang mengikuti penetapan pemerintah, 1 Ramadhan baru akan diketahui setelah sidang isbat yang digelar pada malam itu.***