PANTAU LAMPUNG– Kuasa hukum pasangan Nanda Indira-Antonius Muhammad Ali, Ahmad Handoko, optimistis Mahkamah Konstitusi (MK) akan melanjutkan dan mengabulkan gugatan sengketa Pilkada Pesawaran. Hal ini disampaikan Handoko usai sidang pendahuluan dengan agenda mendengarkan jawaban dari pihak termohon, yakni KPU Kabupaten Pesawaran, Bawaslu, dan pihak terkait, Aries Sandi-Supriyanto.
“Pembuktian kami sudah mencapai 80 persen. Tidak ada satu pun jawaban dari termohon maupun pihak terkait yang mampu mematahkan dalil kami. Bahkan, jawaban KPU dan Bawaslu justru memperkuat dugaan kami bahwa pihak terkait diduga kuat tidak memiliki ijazah,” ujar Handoko, Senin (27/1/2025).
Keterangan Tidak Konsisten
Menurut Handoko, masyarakat dapat melihat banyak kejanggalan dalam fakta persidangan. Ia menyoroti ketidakkonsistenan pihak terkait dalam memberikan keterangan.
“Kuasa hukum Aries Sandi, misalnya, menyatakan bahwa ijazah dan fotokopinya hilang karena sering berpindah-pindah tempat antara Lampung dan Jakarta. Namun, dalam surat kehilangan dari kepolisian disebutkan bahwa ijazah tersebut hilang di sekitar Jalan Gajah Mada, Bandar Lampung. Ini jelas tidak sinkron,” kata Handoko.
Handoko meyakini hakim konstitusi sudah mulai mencermati kejanggalan tersebut.
Respons KPU Dinilai Tidak Memadai
Handoko juga mengkritik jawaban KPU Pesawaran yang dinilai tidak relevan dan tidak menjawab dalil pihaknya. Dalam persidangan, hakim sempat menanyakan apakah Aries Sandi menggunakan ijazah yang sama saat mencalonkan diri pada Pilkada 2010. Namun, KPU tidak memberikan jawaban yang jelas.
“Alih-alih menjawab, KPU malah berbicara soal gugatan money politics yang terjadi pada 2010. Ini menunjukkan KPU tidak bisa memastikan ada atau tidaknya ijazah Aries Sandi,” jelasnya.
Selain itu, KPU juga dinilai tidak mematuhi perintah hakim konstitusi Enny Nurbaningsih untuk menghadirkan ijazah SMA atau sederajat Aries Sandi saat mencalonkan diri pada 2010.
“Prof. Enny meminta KPU membawa ijazah tersebut untuk membuktikan keabsahannya. Tapi KPU tidak mematuhinya. Ini semakin menguatkan dugaan bahwa Aries Sandi memang tidak memiliki ijazah SMA,” tambah Handoko.
Sidang Lanjutan Akan Hadirkan Saksi dan Ahli
Handoko menyebut, fakta persidangan sejauh ini semakin memperkuat dalil bahwa dokumen pertanggungjawaban mutlak maupun surat keterangan kehilangan dari kepolisian yang dibuat pihak terkait tidak dapat dipercaya.
“Kami sudah menyiapkan kejutan pada sidang lanjutan Februari mendatang. Akan ada dua saksi dan dua ahli yang akan kami hadirkan untuk membuktikan bahwa keputusan KPU dalam menetapkan calon bupati pada Pilkada Pesawaran 2024 adalah keliru,” tutupnya.***