PANTAU LAMPUNG—Komisi X DPR memberi perhatian serius pada dua isu besar yang tengah hangat diperbincangkan, yaitu masalah tunjangan kinerja (tukin) untuk tenaga pendidikan dan arogansi yang ditunjukkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Mendikti Saintek), Satryo Soemantri Brodjonegoro.
Isu mengenai tukin bagi dosen, yang berbeda dengan alokasi anggaran di Kementerian Agama (Kemenag), menjadi pembahasan utama. Esti, anggota Komisi X, mengungkapkan bahwa tukin untuk tenaga pendidikan di Kemendikti Saintek masih menunggu keputusan dari Menteri Keuangan. Sementara itu, masalah anggaran menjadi prioritas utama yang perlu segera diselesaikan.
“Tukinnya dosen, yang Kemenag sudah ada alokasi anggarannya, yang ini masih menunggu keputusan Menteri Keuangan. Sehingga, Komisi X tentu berpikir untuk masalah yang lebih mendesak,” ujar Esti dalam rapat kerja tersebut.
Esti juga menjelaskan bahwa Komisi X mendapat banyak tekanan dari media sosial terkait tukin. Anggota Komisi X dan pimpinan komisi diserbu pertanyaan terkait masalah ini, meskipun isu sebelumnya seperti beasiswa dan BPI sudah mulai teratasi. “Sekarang yang lebih besar lagi adalah soal tukin,” ujar Esti.
Komisi X DPR pun menegaskan bahwa mereka akan menanyakan langkah-langkah yang telah diambil oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi terkait kebijakan tunjangan untuk kesejahteraan tenaga pendidikan.
Selain itu, masalah sikap arogansi yang ditunjukkan oleh Mendikti Saintek juga akan menjadi perhatian. Esti menegaskan pentingnya kesadaran akan tata kelola kepemimpinan yang baik, di mana pemimpin harus menunjukkan kedisiplinan dan ketegasan terhadap bawahannya.***