PANTAU LAMPUNG– Kontroversi seputar Pilkada Lampung Timur (Lamtim) semakin memanas setelah KPU Lamtim menolak pendaftaran pasangan calon Dawam Rahardjo-Ketut Erawan. Penolakan ini memicu berbagai spekulasi, terutama mengenai kemungkinan adanya tekanan dari pihak-pihak tertentu.
Gerakan Kotak Kosong
Salah satu dampak dari penolakan ini adalah munculnya gerakan “Pilih Kotak Kosong” yang dipelopori oleh Herwan Acong. Herwan, Koordinator Kampanye #Pilhankukotakkosong Lampung, menyatakan bahwa gerakan ini merupakan respons terhadap ketidakpuasan publik terhadap kandidat yang ada. Menurutnya, gerakan ini bukanlah hasil dari kepentingan kandidat yang gagal melaju, melainkan bentuk protes terhadap partai politik yang gagal memenuhi amanah undang-undang terkait kaderisasi dan kepemimpinan.
“Gerakan ini adalah ekspresi dari kekecewaan terhadap partai politik yang gagal menjalankan fungsinya,” ujar Herwan, menegaskan bahwa gerakan ini bertujuan untuk memberikan suara bagi pemilih yang merasa tidak memiliki pilihan ideal.
Hasil survei Lembaga Kajian Pemilu Indonesia (LKPI) yang dilakukan pada 1-8 Agustus 2024 menunjukkan bahwa banyak masyarakat Lampung Timur lebih memilih kotak kosong daripada kandidat Ela Siti Nuryamah. Dari 1.564 responden, 70,3% memilih kotak kosong, sementara 20,6% memilih Ela dan 9,1% tidak memilih. Survei ini mengungkapkan bahwa Ela Siti Nuryamah kurang dikenal di masyarakat, meskipun ia pernah menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Lamtim.
Dampak Terhadap Pilkada
Meskipun pasangan Dawam-Ketut akhirnya bisa mendaftar, masyarakat yang sebelumnya mendukung kotak kosong belum tentu beralih dukungan ke Dawam Rahardjo. Penilaian publik terhadap kinerja Dawam selama periode kepemimpinannya tidak memberikan dorongan positif. Banyak warga yang merasa bahwa kemajuan Lampung Timur tidak signifikan, dengan masalah kemiskinan dan infrastruktur yang belum terselesaikan.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung per Maret 2024 menunjukkan bahwa Lampung Timur masih menghadapi tingkat kemiskinan yang tinggi, dengan persentase mencapai 13,19%. Kondisi ini diperburuk oleh buruknya kualitas infrastruktur jalan, terutama di beberapa kecamatan seperti Sukadana dan Labuhan Maringgai. Aksi warga Sukadana yang melakukan tebar ikan lele di jalan berlubang adalah bentuk protes terhadap pemerintah daerah.
“Bagi petani jagung seperti saya, pilkada tidak berdampak pada kesejahteraan,” ungkap Sodik, seorang petani dari Desa Purwosari. Ia mengaku tidak bersemangat menghadapi pilkada karena masalah kesejahteraan yang belum terselesaikan.
Nunik dan Kontroversi Dukungan
Di tengah dinamika ini, nama Chusnunia Chalim, mantan Wakil Gubernur Lampung yang kini menjabat sebagai Anggota DPR RI, muncul sebagai figur kunci. Nunik, panggilan akrabnya, diketahui mempengaruhi peta politik dengan mendukung Ela Siti Nuryamah ketimbang mengusung kembali Dawam Rahardjo, meskipun Dawam adalah Ketua DPC PKB Lamtim dan telah berkontribusi signifikan terhadap partai.
Meski PKB meraih hasil positif dalam pemilu terakhir, Nunik tampaknya memiliki agenda strategis sendiri. Dukungan Nunik terhadap Ela dianggap sebagai langkah untuk menebus kegagalan Ela dalam pemilihan legislatif, di mana Nunik sendiri ikut maju.
“Dukungan Nunik untuk Ela mungkin merupakan upaya untuk mengatasi kegagalan politiknya,” kata seorang pengurus PKB yang enggan disebutkan namanya.
Jaringan media Pantau Media Group telah mencoba menghubungi Nunik untuk mendapatkan komentar terkait dukungannya kepada Ela, namun hingga berita ini diturunkan, Nunik belum memberikan tanggapan.
Putri Ulama dan Pengaruhnya
Nunik merupakan putri dari KH Abdul Chalim Maftuhin, seorang ulama terkemuka di Lampung Timur, dan cucu dari K.H. Maksum Lasem. Keluarga Chalim memiliki pengaruh besar di Lampung Timur, dengan anggota keluarga yang berhasil meraih posisi politik tinggi. Pengaruh ini turut mempengaruhi dinamika politik lokal, meskipun banyak masyarakat yang merasa belum mendapatkan manfaat signifikan dari kepemimpinan saat ini.
Kesimpulan
Pilkada Lamtim menghadapi berbagai tantangan, mulai dari ketidakpuasan publik terhadap kandidat hingga kontroversi politik di balik layar. Dengan adanya gerakan pilih kotak kosong dan berbagai isu yang belum terselesaikan, Pilkada Lamtim akan menjadi arena pertarungan politik yang menarik untuk diikuti.