LAMPUNG BARAT, Pantaulampung.com – Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Kebun Tebu, Kabupaten Lampung Barat menggelar berbagai kegiatan ekstrakurikuler bagi para peserta didik, salah satunya market day.
Menurut Kepala SMAN 1 Kebun Tebu, Supriantoro, market day adalah momen yang dinanti-nantikan oleh para siswa. Acara ini merupakan kesempatan bagi mereka untuk berkreasi, belajar tentang bisnis, dan berinteraksi dengan teman-teman sekolah.
Kegiatan ini, ujar Supriantoro, berupa belajar menjual berbagai hasil karya peserta didik utamanya dalam hal kreasi makanan dan minuman. Market day dilakukan untuk mendidik para siswa mengembangkan jiwa entrepreneur sekaligus penguatan karakter siswa. Dengan kegiatan tersebut, para siswa melakukan ‘learning by doing’ atau belajar sekaligus praktek.
Kegiatan market day dilakukan saat jam istirahat di tempat yang sudah disiapkan khusus oleh sekolah sebagai bentuk perwujudan dan aplikasi penguatan pendidikan karakter di sekolah. “Di situ ada nilai religius, kemandirian dan gotong royong,” ujar Supriantoro, di sela-sela kegiatan market day, pekan lalu.
Menurut Supriantoro, ada beberapa kemampuan atau keterampilan yang dapat dibangun atau ditumbuhkan melalui kegiatan market day ini. Karena, siswa dituntut untuk bisa menawarkan atau memasarkan barang dagangannya.
Selain keterampilan tersebut, ada beberapa nilai yang harus dimiliki dan dapat ditumbuhkan dalam diri mereka. “Di antaranya adalah keberanian, pantang menyerah, ketelitian, dan lain sebagainya,” lanjut Kepsek.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas SMA Negeri 1 Kebun Tebu, Emma Haryani, menambahkan dalam marketing day para siswa dilatih untuk melakukan nilai-nilai kejujuran dalam proses jual beli sampai dengan laporan perolehan hasil. Juga, untuk mewujudkan sikap mandiri dan gotong royong yaitu anak-anak diberi kebebasan untuk mempersiapkan lapak, memilih dan menjajakan barang dagangannya.
Sekolah, ujar Emma, hanya memberi rambu-rambu bahwa yang dijual dalam bentuk jajanan makanan dan minuman yang sehat dan tidak mengandung bahan pengawet. Pemilihan menu makanan dan minuman, serta konsep pemasaran dan manajemen usaha, diserahkan semuanya kepada siswa dengan arahan dari wali kelas masing-masing.
Peserta didik diberi kebebasan menggunakan lingkungan sekolah yang berupa halaman sekolah sebagai lokasi tempat mereka berjualan. “Dalam acara ini tidak ada intervensi dari guru atau sekolah. Peserta didik sendiri yang berkreativitas maunya seperti apa, dan barang yang di jual apa, bebas,” ujar Emma.
Peserta didik terlihat antusias dalam kegiatan tersebut, sehingga ada beberapa lapak yang berhasil menjual habis produknya dalam waktu singkat.
Adapun menu-menu makanan yang dijual yaitu berbagai makanan modern ataupun kekinian yang dapat menarik perhatian. Harga-harga yang dijual pun bervariasi dari Rp3 ribu hingga Rp10 ribu.
Siswa-siswa kelas XI sebagai pemilik lapak dalam market day kali ini menjual kentang krispi, pudding mangga, bakso goreng dengan berbagai rasa dan es buah mengungkapkan kepuasannya karena telah berhasil menjual produk olahanya.
“Alhamdulillah, bakso goreng dan kentang krispi yang kami jual laris dalam waktu yang singkat bu, senang sekali bisa merasakan berjualan. Ternyata seru dan besok di semester genap mau lagi,” ungkap Ronald siswa kelas XI yang dikomandoi ibu wali kelas Yeyen Heryani.
Masih banyak lagi menu-menu yang dijual di stand market day ini seperti yang dijual kelas XI dengan arahan wali kelas MIA 2 Rika Septiani, di antaranya cilok krispi, makaroni, maklor, tempura, sosis, sempol, berbagai macam kue tradisional dan berbagai jenis minuman seperti es teh, nutrisari, es susu. Harga-harga yang dijual pun terjangkau mulai dari Rp500 sampai Rp3 ribu.
“Tentunya ini sangat bermanfaat untuk bekal nanti setelah lulus. Pengalaman yang diperoleh dalam hal kewirausahaan dapat dikembangkan lagi saat nanti menempuh pendidikan di sekolah yang lebih tinggi,” harap Emma. (tin)