Bandar Lampung – Sore itu, di pelataran parkir komplek perkantoran Pemkot Bandar Lampung, Suci (35) terlihat sumringah. Ia sibuk melayani antrian pembeli berbagai sayur jadi dan takjil buatannya. Peluh yang mengalir dari keningnya seolah tak lagi ia hiraukan.
Hampir setengah lapak dagangan beragam sayur dan berbagai jenis takjil yang ia jajakan ludes terjual. Putra, suaminya bahkan terlihat mulai mengemas berbagai perlengkapan jualan ke kantong besar yang ada di sepeda motornya.
Warga Kelurahan Pematang Wangi, Kecamatan Tanjung Senang ini bahkan rela harus menempuh jarak yang lumayan jauh untuk bisa ikut meramaikan pasar takjil di halaman Pemkot Bandar Lampung ini.
“Siapa yang nggak senang, disediakan tempat lengkap dengan tendanya, gratis pula,” ujar Suci sambil melayani pembeli.
Sebelumnya, ketika Taman Bung Karno yang ada di Jalan Gatot Subroto dijadikan sebagai pusat UMKM khususnya dibidang kuliner, Suci dan suaminya bahkan tak pernah absen berjualan di taman itu, khususnya tiap pagi di akhir pekan.
“Tadinya kita mau jualan di Taman Bung Karno, tapi karena lagi pandemi Covid-19 dan menghindari kemacetan akhirnya dialihkan kesini (halaman Pemkot Bandar Lampung). Awalnya sempat khawatir nggak laku, tapi malah laris seperti ini,” tuturnya.
Apalagi untuk pedagang kecil sepertinya, dengan modal yang serba minim, kepastian soal lokasi termasuk biaya sewa tempat berjualan jelas diperhitungkan benar,”di Taman Bung Karno tiap hari Sabtu dan Minggu pagi saya selalu berjualan disitu karena gratis, tempatnya strategis karena ramai pembelinya dan pasti selalu habis”.
Terlebih, usaha kuliner yang tengah dijalani oleh Suci menjadi sumber pemasukan utama bagi keluarganya setelah suaminya dirumahkan oleh perusahaan tempatnya bekerja karena terdampak pandemi.
Ia bersyukur karena Pemkot Bandar Lampung memberikan ruang yang luas dan perhatian khusus untuk pedagang kecil sepertinya agar bisa berkembang. Ia bahkan pernah mengikuti pelatihan khusus UMKM yang digelar Pemkot Bandar Lampung untuk pengembangan sekaligus inovasi usahanya.
Tak hanya itu saja, sebagai pengusaha UMKM di bidang kuliner, ia juga merasa amat terbantu dengan upaya Walikota Eva Dwiana melalui jajaran Pemkot Bandar Lampung yang menggelar operasi pasar khusus saat minyak goreng mengalami kelangkaan beberapa waktu lalu.
“Kalau pemerintahnya baik seperti ini, kami yang pengusaha kecil juga merasa senang karena diperhatikan dan bahkan disediakan lokasi untuk berjualan. Saya ini paling sering mengikuti info terbaru di instagram Bunda Eva, termasuk ketika Bunda Eva menggelar operasi pasar minyak goreng. Saya benar-benar merasa terbantu dengan program-programnya Bunda Eva apalagi untuk pengusaha kecil seperti kami,” jelasnya.
Suci adalah satu dari sebanyak 46.324 UMKM yang ada di Bandar Lampung dan sebagian besar dari pengusaha UMKM diantaranya bergerak di bidang kuliner yang masih terus bertahan sejak pertama kali pandemi Covid-19 terjadi.
Meski tertatih-tatih, namun berkat dukungan berbagai komponen terhadap eksistensi Usaha Mikro Kecil dan Menengah termasuk dari Pemkot Bandar Lampung melalui sejumlah program yang terkait langsung dengan keberadaan UMKM ini, terbukti UMKM yang bergerak di industri kuliner ini mampu tetap bertahan.
Sejumlah program yang digagas Pemkot Bandar Lampung, khususnya program-program peningkatan daya saing UMKM yang digagas oleh Walikota Bandar Lampung, Eva Dwiana sejak pertama kali dilantik memang cenderung tepat sasaran dan lebih terarah.
Aktivitas seperti promosi produk unggulan UMKM yang ada di Bandar Lampung, pemberian bantuan melalui akses pinjaman langsung melalui perbankan kepada UMKM hingga menyediakan tempat secara khusus untuk UMKM berjualan terbukti efektif dan berdampak secara langsung kepada para pengusaha UMKM.
Taman Bung Karno sebagai Pusat Kuliner Berbasis UMKM

Salah satu upaya nyata yang dilakukan oleh Walikota Bandar Lampung, Eva Dwiana dalam memberikan perhatian terhadap pengembangan UMKM adalah pembangunan Taman Bung Karno yang ada di Jalan Gatot Subroto, Kelurahan Pahoman, Kecamatan Enggal yang diresmikan sejak Oktober 2021 lalu.
Ketika meresmikan Taman UMKM Bung Karno ini, Walikota Bandar Lampung, Eva Dwiana bahkan secara khusus menetapkan kawasan taman ini sebagai pusat untuk mempromosikan produk UMKM khususnya yang bergerak di bidang kuliner termasuk industri kerajinan.
Kapasitas Taman UMKM Bung Karno yang mampu menampung hingga 400 pengusaha kuliner ini bahkan akan terus ditingkatkan daya tampung pengusaha UMKM yang berjualan di taman ini.
Area yang sebelumnya sempat terbengkalai ini, setelah dijadikan taman UMKM terbukti efektif menjadi salah satu magnet yang menarik perhatian tak hanya masyarakat Bandar Lampung tapi juga masyarakat dari luar Kota Bandar Lampung yang berkunjung ke taman ini khususnya pada saat pagi hari di akhir pekan.
Peresmian taman yang ditujukan bagi para pelaku industri UMKM ini menjadi satu dari sedikit upaya yang dilakukan oleh Walikota Eva Dwiana dalam membantu eksistensi para pelaku UMKM agar bisa bangkit dan bersaing kembali pasca pandemi Covid-19 di masa transisi seperti saat ini.
Pemberian Pinjaman Non Bunga untuk UMKM
Selain berupaya mempromosikan berbagai produk UMKM di Bandar Lampung, program lain yang juga digagas oleh Walikota Bandar Lampung yang juga walikota perempuan pertama di Lampung ini adalah pemberian pinjaman non bunga khusus untuk UMKM dengan bekerjasama antara Bank Mandiri dan Pemkot Bandar Lampung sebagai pemberi jaminan subsidi bantuan untuk UMKM.
Meski diakui jumlah penerimanya masih relatif terbatas dan disesuaikan dengan kemampuan keuangan daerah maupun pihak Bank Mandiri selaku pemberi pinjaman kredit lunak ini, Eva Dwiana berjanji akan terus meningkatkan jumlah UMKM penerima bantuan kredit lunak ini termasuk menyasar segmen UMKM yang lebih kecil lagi seperti pedagang kecil.

Respon Positif
Berbagai upaya dalam perhatian terhadap pelaku industri UMKM yang dilakukan oleh Pemkot Bandar Lampung ini tak hanya mendapat respon positif dari para pengusaha UMKM saja tapi juga dari berbagai kalangan termasuk dari akademisi yang menilai upaya Pemkot Bandar Lampung ini sebagai upaya keberpihakan terhadap pelaku UMKM.
Pengamat Ekonomi UBL, Syahril Daud bahkan menilai upaya yang dilakukan Walikota Bandar Lampung terhadap UMKM seperti memberikan fasilitas dan akses lokasi maupun pemberian pinjaman berupa kredit lunak kepada UMKM ini sebagai upaya yang patut diapresiasi terlebih di masa pandemi Covid-19 banyak pengusaha UMKM yang ikut terdampak.
Karena, lanjut Syahril Daud lagi, selain efektif dalam melakukan inovasi, memberikan perhatian secara khusus kepada UMKM adalah bentuk keberpihakan dan perhatian Pemkot Bandar Lampung terhadap pengembangan UMKM di Bandar Lampung agar mampu bertahan dan memiliki daya saing yang tinggi. (Meza Swastika)