• Redaksi
  • Tentang Kami
Rabu, Juli 2, 2025
Pantau Lampung
  • Beranda
  • Ekonomi
  • Kriminal
  • Pojok Lampung
  • Politik
  • Peristiwa
  • Ruwa Jurai
    • Bandar Lampung
    • Lampung Barat
    • Lampung Selatan
    • Lampung Tengah
    • Lampung Timur
    • Lampung Utara
    • Mesuji
    • Metro
    • Pesawaran
    • Pringsewu
    • Tanggamus
    • Pesisir Barat
    • Tulang Bawang
    • Tulang Bawang Barat
  • Lifestyle
    • Entertainment
    • Hiburan
    • Fashion
  • Network
  • Indeks
No Result
View All Result
Pantau Lampung
  • Beranda
  • Ekonomi
  • Kriminal
  • Pojok Lampung
  • Politik
  • Peristiwa
  • Ruwa Jurai
    • Bandar Lampung
    • Lampung Barat
    • Lampung Selatan
    • Lampung Tengah
    • Lampung Timur
    • Lampung Utara
    • Mesuji
    • Metro
    • Pesawaran
    • Pringsewu
    • Tanggamus
    • Pesisir Barat
    • Tulang Bawang
    • Tulang Bawang Barat
  • Lifestyle
    • Entertainment
    • Hiburan
    • Fashion
  • Network
  • Indeks
No Result
View All Result
No Result
View All Result
Pantau Lampung
  • Kriminal
  • Politik
  • Ekonomi
  • Entertainment
  • Opini
  • Pendidikan
  • Hiburan
Home Uncategorized

Kebiasaan Lokal Jadi Tantangan Pegiat Literasi

Redaksi 03EditorRedaksi 03
Okt 31, 2021
A A
Kebiasaan Lokal Jadi Tantangan Pegiat Literasi
ADVERTISEMENT

JAKARTA, PL– Kebiasaan-kebiasaan lokal yang telah berakar pada masyarakat menjadi tantangan yang tak mudah diretas oleh para pegiat literasi. Kebiasaan menikah dini, yang masih terjadi di berbagai daerah di Indonesia, memerlukan penanganan khusus, agar tidak menimbulkan ketegangan di tengah-tengah masyarakat.


Demikian benang merah yang mengemuka dalam Sadaring #6 Satupena bertajuk “Suara-Suara dari Lumbung Literasi”, Minggu (31/10/2021) yang dilakukan secara virtual. Sadaring, menurut Ketua Presidium Satupena Bidang Pengembangan Sumber Daya Imelda Akmal, akronim dari “sarasehan dalam jaringan”, yang secara rutin dihelat oleh Satupena sejak bulan Agustus 2021 lalu.
Sadaring #6 Satupena antara lain diikuti oleh peserta dari Selandia Baru, Malaysia, Manado, Balige, Denpasar, Malang, Surabaya, Bandung, Jakarta, serta berbagai daerah Indonesia. Tampil sebagai pembicara Ama Achmad, pegiat komunitas Babasal Mombasa (Sulawesi Tengah), Debby Loekito Goeyardi, kurator buku anak (Denpasar), dan Iffah Hannah pendiri Komunitas Perempuan Membaca (Sumenep-Madura). Sadaring dipandu oleh jurnalis dan penulis Deasy Tirayoh.
Menurut Iffah, beberapa kebiasaan di Sumenep, Madura, menjadi tantangan besar dalam menggulir program-program literasi berbasis pemberdayaan masyarakat. Kebiasaan seperti menikah dini, tidak percaya pada kemampuan medis, dan urbanisasi menyebabkan desa terlalu pelan dalam mengejar ketertinggalan dalam berbagai bidang. “Kalau sudah lepas ngaji misalnya sudah dianggap pantas untuk menikah,” kata Iffah. Bahkan, tambahnya, beberapa orangtua telah menjodohkan anak-anak mereka sejak dalam kandungan.
Kalau sudah demikian, praktis anak-anak remaja putus sekolah paling tinggi SMA. Kalau “selamat” dari jebakan menikah dini, biasanya para remajanya pergi ke kota dan menjadi penjaga toko sembako. “Pengusaha sembakonya orang-orang Madura yang sukses di Jakarta. Jadi desa kehilangan generasi produktifnya,” ujar Iffah.
Selain mendirikan perpustakaan di masing-masing rumah para anggota Komunitas Perempuan Membaca, secara pribadi Iffah bersama suaminya menginisiasi pembuatan batik ikat celup. “Intinya memberikan peluang kepada warga desa untuk berperan mengembangkan kerajinan. Ini bisa menahan mereka untuk urbanisasi,” katanya. Bahkan, dalam cita-citanya Iffah ingin mendirikan Mahat Ati, lembaga pendidikan setingkat sarjana di lingkup pesantren untuk menjaring anak-anak di desanya. “Ini kan cita-cita bersama suami. Berharap Mahat Ati memberi pendidikan murah, sehingga mereka lebih terpapar literasi,” tutur Iffah.

BeritaTerkait

Dari Kedelai ke Harapan: Tempe Sehat Sutikno Siap Suplai Menu Bergizi Gratis di Bandar Lampung

Danbrigif 4 Mar/BS dan Ibu Hadiri HUT Bhayangkara ke-79, Wujudkan Sinergi TNI-Polri untuk Masyarakat

Investasi Literasi
Pegiat literasi dan kurator buku anak Debby Loekito Goeyardi mengatakan literasi dini yang dia kelola melalui Yayasan Kanaditya Denpasar, diharapkan mejadi investasi literasi bagi generasi penerus bangsa. “Literasi itu kan bisa dimulai dari dalam kandungan lewat para ibu kemudian berlanjut kepada anak-anak sampai usia 18 tahun,” katanya. Debby dan kawan-kawan bersitekun menggalang literasi bagi anak-anak buruh suwun (buruh sunggi belanjaan) di pasar-pasar di kota Denpasar.

“Umunya anak-anak ini juga bekerja dengan ibunya dan mereka sebagian besar tidak bisa baca dan tulis,” katanya. Selain mengajar membaca dan menulis, memasok buku-buku bacaan, Debby juga menggelar aneka perlombaan sebagai keluaran dari gerakan literasi yang dia gemakan.

ADVERTISEMENT


“Belakangan yayasan bahkan juga menangani advokasi bagi para ibu dan anak korban KDRT. Jadi literasi itu tak sekadar baca tulis,” tutur Debby yang aktif membangun juga mengobarkan literasi di Nusa Tenggara Timur.


Ketiga pembicara dalam Sadaring Satupena itu sepakat bahwa sikap kesukarelawanan menjadi jantung gerakan literasi. “Bahkan ibaratnya hanya dengan nasi bungkus saja kita terus bergerak,” kata Ama. Nasi bungkus juga yang menjadi modal dasar gelaran Festival Sastara Banggai, yang mulai dihelat sejak tahun 2017. “Artinya semua bermodal sukarela, tetapi dengan jejaring kami bisa mendapatkan donasi dari berbagai pihak,” tambah Ama.


Kekuatan jejaring itu, tambah Iffah, telah terbukti cukup efektif membawa novel karya seorang santri berjudul Hati Suhita (Khilma Anis) menjadi buku best seller. “Kalau enggak salah sekarang sudah dicetak sebanyak 10.000 eksemplar. Novel ini diterbitkan oleh penulisnya sendiri dan dipasarkan lewat jejaring perempuan santri seperti Komunitas Perempuan Membaca,” kata Iffah.
Menurut Iffah, kekuatan jejaring telah menjadi pendukung utama sikap kerelawanan dalam menggalang literasi di berbagai daerah di Nusantara. Sadaring seperti yang dilakukan Satupena, tambahnya, juga menjadi simpul penting bagi gerakan literasi yang selama ini sudah berjalan di daerah-daerah.


Imelda Akmal mengatakan sebagai organisasi para penulis profesional, Satupena akan terus menggalang sadaring setiap dua pekan sekali untuk semakin menguatkan jejaring antar komunitas. “Satupena itu seperti simpul saja. Di sini berkumpul banyak penulis hebat. Kita bangun jaringan antara penulis, korporasi, pemerintah, dan para penggerak literasi di daerah. Ini bisa mempercepat melek literasi dalam berbagai bidang di Indonesia,” katanya.

(*)

ShareTweetSendShare
Previous Post

Puisi untuk Penari yang Jatuh Cinta pada Pandangan Pertama

Next Post

Kasih Sayang di Keterasingan Tegal Mas

Related Posts

Wali Kota Bandar Lampung Resmikan Muskercab PCNU
Uncategorized

Wali Kota Bandar Lampung Resmikan Muskercab PCNU

Jun 9, 2025
Tekab 308 Ringkus Pencuri AC di Kantor Pemkab Lamsel, Sempat Kejar-kejaran di Jalan Raya
Uncategorized

Tekab 308 Ringkus Pencuri AC di Kantor Pemkab Lamsel, Sempat Kejar-kejaran di Jalan Raya

Mei 9, 2025
Kalapas Kalianda Pastikan Kesiapan Pengamanan Jelang Idul Fitri
Uncategorized

Kalapas Kalianda Pastikan Kesiapan Pengamanan Jelang Idul Fitri

Mar 25, 2025
Pemudik Memadati Pelabuhan Bakauheni, Lonjakan Penumpang Mulai Terlihat di H-7 Lebaran
Uncategorized

Pemudik Memadati Pelabuhan Bakauheni, Lonjakan Penumpang Mulai Terlihat di H-7 Lebaran

Mar 25, 2025
Bupati Pringsewu Minta OPD Respons Rekomendasi DPRD dengan Langkah Konkret
Uncategorized

Bupati Pringsewu Minta OPD Respons Rekomendasi DPRD dengan Langkah Konkret

Mar 25, 2025
Polda Lampung Perketat Keamanan di Titik Keberangkatan Pemudik
Uncategorized

Polda Lampung Perketat Keamanan di Titik Keberangkatan Pemudik

Mar 25, 2025
Next Post
Batas Senja Rilis Single Baru

Kasih Sayang di Keterasingan Tegal Mas

Warga Kaliawi Terima Bantuan 20 Juta

Warga Kaliawi Terima Bantuan 20 Juta

Amanda Production Konsisten Optimalkan Model Muda Lampung ke Jakarta

Amanda Production Konsisten Optimalkan Model Muda Lampung ke Jakarta

Nizwar Kunjungi Radar Bicarakan PWI ke Depan

Nizwar Kunjungi Radar Bicarakan PWI ke Depan

Menikmati ‘Putri Malu’ di Villa Gardenia Lampung

Menikmati 'Putri Malu' di Villa Gardenia Lampung

banner 300250

Berita Terkini

  • Dari Kedelai ke Harapan: Tempe Sehat Sutikno Siap Suplai Menu Bergizi Gratis di Bandar Lampung
  • Danbrigif 4 Mar/BS dan Ibu Hadiri HUT Bhayangkara ke-79, Wujudkan Sinergi TNI-Polri untuk Masyarakat
  • Tutup Pengabdian dengan Penuh Hormat, Kadis Lingkungan Hidup Lampung Dilepas dengan Apresiasi Tinggi
  • Tegas dan Transparan, Bupati Lampung Utara Awasi Langsung SPMB: “Tak Ada Titipan, Tak Ada Pungli!”
  • Kapolda Lampung Ajak Masyarakat Terus Kawal dan Kritik Polri: “Karena Kami Juga Ingin Lebih Baik”
Pantau Lampung

Selamat datang di Pantau Lampung, portal berita yang mengabarkan secara cermat dan tepat tentang berbagai peristiwa dan perkembangan terkini di Provinsi Lampung. Kami hadir untuk menjadi sumber informasi terpercaya bagi masyarakat Lampung dan pembaca di seluruh Indonesia.

  • Redaksi
  • Tentang Kami

© 2024 Pantaulampung.com - All Right Reserved

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Ekonomi
  • Kriminal
  • Pojok Lampung
  • Politik
  • Peristiwa
  • Ruwa Jurai
    • Bandar Lampung
    • Lampung Barat
    • Lampung Selatan
    • Lampung Tengah
    • Lampung Timur
    • Lampung Utara
    • Mesuji
    • Metro
    • Pesawaran
    • Pringsewu
    • Tanggamus
    • Pesisir Barat
    • Tulang Bawang
    • Tulang Bawang Barat
  • Lifestyle
    • Entertainment
    • Hiburan
    • Fashion
  • Network
  • Indeks

© 2024 Pantaulampung.com - All Right Reserved

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In