BANDAR LAMPUNG, PL – Undangan Terbuka Pameran Sumatera Art Show#1 bertajuk “Aku dan Landskap” hajat Komite Seni Rupa Dewan Kesenian diperpanjang. Sedianya Open Call untuk pameran Sumatera Art Show #1 yang dikuratori Sudjud Dartanto ini sudah berakhir pada Minggu, 12 September 2021 lalu. Namun, dengan pertimbangan untuk memberi kesempatan lebih luas kepada peserta undangan terbuka diperpanjang hingga Minggu 19 September 2021 pukul 24.00 WIB.
Ketua Komite Senirupa DKL Ch.Sapto Wibowo mengatakan,open call pameran SAS#1 diperpanjang. Dikatakannya, mungkin karena suasana pandemi Covid -19 banyak perupa yang belum sempat mengirim karya.
“Kami tunggu karyanya untuk segera dikurasi. Untuk pameran yang bakal digelar digelar secara virtual melalui link www.komitesenirupadkl.id jadwal peluncurannya tak berubah dihelat20 Okt – 20 Nov 2021 mendatang,” ujar Ch Sapto.
Kalau ada yang belum jelas tentang masalah teknis dan yang lainnya soal Pameran Sumatera Art Show #1 bisa mengontak Narahubung: Bunga Ilalang: 0831 6043 8518 dan Lila Ayu Arini: 0812 6460 4645.
Tema SAS#1 “Aku dan Landskap”
Kurator Pameran Sumatera Art Show #1, Sudjud Dartanto, mengatakan, kurasi pameran dengan tema “Aku dan Landskap” ini ingin membuka kembali wacana tentang landskap yang belakngan kurang mendapat perhatian dari jagad seni rupa Indonesia. “Pameran ini mengundang perupa Sumatera untuk menampilkan karya-karyanya mengenai ungkapan renungan dan pemikirannya mengenai lanskap. Bukan berarti harus menggambar pemandangan yang indah ala moo indie, tetapi bisa mengangkat potensi daerah dengan menyuguhkan landskap budaya, ekonomi, atau lingkungan. Jangan sampai terjebak tema, tetapi perupa harus bisa memahami dan mengeksplorasinya dalam karyanya,” ujar Sudjud Dartanto mengingatkan.
Harapannya dengan diusungnya pameran dengan tema “Aku dalam Lanskap” ini akan bisa dilihat ulang sejauh mana kesadaran dalam melihat lanskap dalam sejarah representasi lanskap hingga lanskap pada hari ini.
Lebih lanjut, Sujud, mengatakan, kedudukan “ Aku” dalam pameran ini merefleksikan posisi perupa dalam posisinya dalam sejarah lanskap dan masyarakat yang hidup dalam berbagai makna lanskap. “Para perupa dapat menggunakan berbagai referensi sejarah lanskap dengan berbagai bentuk pendekatan, dan bebas dalam menghadirkan dengan berbagai tafsir atas representasi lanskap dari corak representasi lanskap dari era Hindia Belanda hingga masa kini,” jelas Sudjud.
Sujud Dartanto selaku kurator mengatakan, mengapa salah satunya Aminuddin Th Siregar dalam Zoominar yang lalu mengusung soal mooi indie. “Ini salah satu cara agar para perupa bisa meninjau sejarah landskap. Untuk pengetahuan historis yang diharapkan bisa menginpirasi. Bukan untuk mengarahkan perupa melukis dengan gaya mooi indie. Tetapi perupa bisa melihat landskap dengan persfektif kekinian,” tandas Sudjud Dartanto
(*)