• Redaksi
  • Tentang Kami
Minggu, Oktober 19, 2025
Pantau Lampung
  • Beranda
  • Ekonomi
  • Kriminal
  • Pojok Lampung
  • Politik
  • Peristiwa
  • Ruwa Jurai
    • Bandar Lampung
    • Lampung Barat
    • Lampung Selatan
    • Lampung Tengah
    • Lampung Timur
    • Lampung Utara
    • Mesuji
    • Metro
    • Pesawaran
    • Pringsewu
    • Tanggamus
    • Pesisir Barat
    • Tulang Bawang
    • Tulang Bawang Barat
  • Lifestyle
    • Entertainment
    • Hiburan
    • Fashion
  • Network
  • Indeks
No Result
View All Result
Pantau Lampung
  • Beranda
  • Ekonomi
  • Kriminal
  • Pojok Lampung
  • Politik
  • Peristiwa
  • Ruwa Jurai
    • Bandar Lampung
    • Lampung Barat
    • Lampung Selatan
    • Lampung Tengah
    • Lampung Timur
    • Lampung Utara
    • Mesuji
    • Metro
    • Pesawaran
    • Pringsewu
    • Tanggamus
    • Pesisir Barat
    • Tulang Bawang
    • Tulang Bawang Barat
  • Lifestyle
    • Entertainment
    • Hiburan
    • Fashion
  • Network
  • Indeks
No Result
View All Result
No Result
View All Result
Pantau Lampung
  • Kriminal
  • Politik
  • Ekonomi
  • Entertainment
  • Opini
  • Pendidikan
  • Hiburan
Home Berita

Penyair Muda Lampung Bongkar Misteri Dunia Pendidikan Lewat Puisi “Sekolah di Istana Para Dewi”

MeldaEditorMelda
Okt 13, 2025
A A
Penyair Muda Lampung Bongkar Misteri Dunia Pendidikan Lewat Puisi “Sekolah di Istana Para Dewi”
ADVERTISEMENT

PANTAU LAMPUNG– Dunia sastra Lampung kembali dikejutkan oleh karya penuh kritik sosial dari penyair muda Muhammad Alfariezie, sosok yang sebelumnya dikenal lewat novel debutnya berjudul Rumah Darah. Kini, melalui puisi terbarunya bertajuk “Sekolah di Istana Para Dewi”, Alfariezie menghadirkan suara keberanian yang menelanjangi paradoks pendidikan di negeri ini: lembaga yang seharusnya mencerdaskan bangsa justru menjadi panggung kemunafikan dan permainan kekuasaan.

Puisi ini tidak hanya sekadar karya sastra, tetapi sebuah bentuk perlawanan terhadap praktik-praktik penyelewengan anggaran publik di sektor pendidikan. Dalam puisinya, Alfariezie menciptakan formula kritik yang lugas namun penuh simbolisme:

Institusi Pendidikan + Kekuasaan + Misteri + Ironi Sosial = Kritik atas Korupsi Moral dan Sistemik

BeritaTerkait

Penulis Muda Bandar Lampung Siap Rilis Novel Horor “Dusun Keramat Desa Sumber Muncul”, Cari Dukungan Penerbitan

Muhammad Alfariezie Guncang Dunia Sastra Horor, Buka Donasi untuk Manuskrip Novel “Dusun Keramat Desa Sumber Muncul”

Formula ini kemudian ia turunkan ke dalam bentuk yang lebih tajam:
(Yayasan + Anggaran Negara) – (Transparansi + Kejujuran) = Ketimpangan + Satire Sosial

Kombinasi tersebut menjadi fondasi utama dari puisinya, yang menyingkap tabir misteri tentang lembaga pendidikan fiktif atau setengah nyata—sebuah “yayasan” yang menerima dana publik namun tidak memiliki aktivitas pendidikan yang jelas.

ADVERTISEMENT

**Puisi yang Menyingkap Luka Sosial Pendidikan**

Dalam puisi “Sekolah di Istana Para Dewi”, Alfariezie membuka dengan baris yang menggugah:

“Yayasa Prakarsa Bunda
entah di mana kantornya
tapi menerima anggaran
bangun sekolah dari
pemerintah meski belum
tentu muridnya resmi
berijazah”

Bait pembuka ini seolah menggambarkan realitas getir di mana lembaga pendidikan bisa berdiri tanpa kejelasan fisik, namun tetap memperoleh kucuran dana negara. Di sinilah sang penyair menyorot bagaimana pendidikan, yang seharusnya menjadi ruang moral dan intelektual, justru berubah menjadi arena transaksi dan manipulasi.

Alfariezie kemudian memperdalam kritiknya dengan ironi yang menggigit:

“Mungkin kantornya di
kontrakan wali kota
sebab bisa jadi dia
yang punya”

Kalimat ini memperlihatkan dugaan akan adanya keterlibatan elit politik dalam urusan lembaga pendidikan. Kritik yang disampaikan bukan hanya terhadap individu, tetapi terhadap sistem birokrasi yang kerap memanfaatkan kekuasaan untuk mengontrol jalannya pendidikan demi kepentingan pribadi atau kelompok.

Istana Para Dewi: Alegori Kekuasaan yang Elitis dan Misterius

Salah satu bagian paling menarik dari puisi ini adalah metafora “Istana Para Dewi.” Simbol ini menggambarkan tempat penuh kemewahan dan misteri—ruang elit yang jauh dari realitas rakyat kecil. Di dalamnya, penyair menempatkan yayasan pendidikan seolah bersemayam di dunia khayal yang indah di permukaan, tetapi sarat dengan kepalsuan di dalamnya.

“Barangkali sekretariatnya
di istana para dewi sebab
yayasan ini sungguh
bermisteri”

Imaji ini menyiratkan bahwa lembaga tersebut mungkin memiliki “perlindungan” dari sosok-sosok berpengaruh, atau beroperasi dalam sistem yang sulit dijangkau oleh publik. Dalam konteks ini, pendidikan tidak lagi menjadi alat pembebasan, melainkan menjadi simbol kemewahan yang hanya dapat diakses oleh segelintir orang.

Guru dan Murid: Simbol Hilangnya Arah Pendidikan

Alfariezie kemudian menyoroti absurditas dunia pendidikan yang kehilangan arah moralnya. Ketika ditanya tentang yayasan tersebut, “para guru enggak ada yang tahu” dan “murid seperti tergigit.” Dua baris ini menggambarkan situasi di mana sistem pendidikan menjadi gelap dan tidak transparan, bahkan bagi mereka yang berada di dalamnya. Guru kehilangan peran sebagai penjaga moral dan ilmu, sedangkan murid menjadi korban dari sistem yang penuh kebohongan.

Sekolah Gratis tapi Sadis: Kritik Terbuka terhadap Komersialisasi Pendidikan

Bagian klimaks dari puisi ini menyentuh isu sensitif: praktik komersialisasi pendidikan di tengah klaim program “pendidikan gratis.”

“Sekolah penerima APBD
yang katanya semua gratis
ternyata jual beli buku: sadis!”

Baris ini menjadi tamparan keras bagi publik. Pendidikan yang diklaim gratis ternyata menjadi sumber keuntungan bagi segelintir pihak. Kata “sadis” menciptakan efek emosional yang kuat, menggambarkan penderitaan moral masyarakat yang harus menanggung beban dari sistem yang rusak.

Pertanyaan yang Mengguncang Kesadaran Publik

Puisi ini ditutup dengan pertanyaan yang menggema:

“Yayasan Prakarsa Bunda
siapa yang punya?”

Pertanyaan ini bukan hanya meminta jawaban tentang kepemilikan secara administratif, tetapi juga tentang kepemilikan moral atas dunia pendidikan itu sendiri. Siapa sebenarnya yang memiliki sistem pendidikan kita—rakyat atau segelintir elit yang bersembunyi di balik nama yayasan dan lembaga?

Refleksi dan Seruan Moral dari Seorang Penyair Muda

Puisi “Sekolah di Istana Para Dewi” berdiri bukan hanya sebagai karya sastra, tetapi juga sebagai bentuk perlawanan terhadap tumpulnya nurani sosial. Dalam kesederhanaan diksi dan kekuatan simbol, Alfariezie berhasil menyuarakan keresahan kolektif masyarakat terhadap pendidikan yang kehilangan arah.

Karya ini adalah cermin yang memantulkan realitas getir birokrasi pendidikan Indonesia. Ia menegaskan bahwa selama lembaga pendidikan berdiri di atas kepentingan pribadi dan dana publik yang tidak transparan, maka pendidikan tidak akan pernah benar-benar menjadi alat pembebasan.

Melalui puisi ini, penyair muda Lampung itu menegaskan satu hal penting: pendidikan bukan sekadar gedung megah atau yayasan dengan nama indah, melainkan ruang bagi lahirnya kejujuran, kesetaraan, dan kesadaran moral bangsa. Selama nilai-nilai itu dikhianati, “sekolah di istana para dewi” akan tetap menjadi simbol kemewahan kosong—megah di luar, tetapi rapuh di dalam.***

Source: MIF SULAIMAN
Tags: #muhammad alfariezieKritik SosialPenyair Muda Lampungpuisi satire pendidikanSastra LampungSekolah di Istana Para Dewiyayasan pendidikan
ShareTweetSendShare
Previous Post

Pelaku Penganiayaan Berat di Persawahan Banyu Urip Akhirnya Ditangkap Setelah Buron Berbulan-bulan!

Next Post

Muhammad Alfariezie Guncang Dunia Sastra Horor, Buka Donasi untuk Manuskrip Novel “Dusun Keramat Desa Sumber Muncul”

Related Posts

Begawi Agung di Lampung Utara Teguhkan Komitmen Pelestarian Adat dan Budaya Lampung di Tengah Arus Modernisasi
Berita

Begawi Agung di Lampung Utara Teguhkan Komitmen Pelestarian Adat dan Budaya Lampung di Tengah Arus Modernisasi

Okt 19, 2025
Semangat Juang Atlet Muda Menggelora di Lampung Student Olympic 2025 Cabang Karate
Bandar Lampung

Semangat Juang Atlet Muda Menggelora di Lampung Student Olympic 2025 Cabang Karate

Okt 19, 2025
Perkuat Daya Tarik Wisata Pesawaran, 27 Jembatan Dipercantik, Jadi Spot Foto Baru yang Instagramable
Berita

Perkuat Daya Tarik Wisata Pesawaran, 27 Jembatan Dipercantik, Jadi Spot Foto Baru yang Instagramable

Okt 19, 2025
Dewan Da’wah Lampung Lantik Pengurus Baru Periode 2025–2030, Raih Apresiasi Sebagai Terbaik se-Indonesia
Bandar Lampung

Dewan Da’wah Lampung Lantik Pengurus Baru Periode 2025–2030, Raih Apresiasi Sebagai Terbaik se-Indonesia

Okt 19, 2025
Polda Lampung Salurkan 2.761 Ton Beras SPHP Lewat Gerakan Pangan Murah, Pastikan Stabilisasi Harga dan Daya Beli Masyarakat
Berita

Polda Lampung Salurkan 2.761 Ton Beras SPHP Lewat Gerakan Pangan Murah, Pastikan Stabilisasi Harga dan Daya Beli Masyarakat

Okt 19, 2025
Kapolda Lampung Lakukan Kunjungan Kerja ke Polres Tanggamus, Tegaskan Profesionalisme dan Pelayanan Humanis
Bandar Lampung

Kapolda Lampung Lakukan Kunjungan Kerja ke Polres Tanggamus, Tegaskan Profesionalisme dan Pelayanan Humanis

Okt 19, 2025
Next Post
Muhammad Alfariezie Guncang Dunia Sastra Horor, Buka Donasi untuk Manuskrip Novel “Dusun Keramat Desa Sumber Muncul”

Muhammad Alfariezie Guncang Dunia Sastra Horor, Buka Donasi untuk Manuskrip Novel “Dusun Keramat Desa Sumber Muncul”

Lampung Perkuat Kemitraan Petani dan Industri Tapioka untuk Hadapi Tekanan Harga Global

Lampung Perkuat Kemitraan Petani dan Industri Tapioka untuk Hadapi Tekanan Harga Global

Tim Voli Putri Lampung Pastikan Tiket Final Pornas Korpri 2025 Usai Kalahkan Tim Kaltim dalam Pertandingan Sengit

Tim Voli Putri Lampung Pastikan Tiket Final Pornas Korpri 2025 Usai Kalahkan Tim Kaltim dalam Pertandingan Sengit

Cangget Turun Mandei di Lampung Timur, Simbol Pelestarian Adat dan Penguatan Identitas Daerah

Cangget Turun Mandei di Lampung Timur, Simbol Pelestarian Adat dan Penguatan Identitas Daerah

Pemprov Lampung Dorong Perluasan Akses Keuangan Daerah, Strategi Kunci Menuju Indonesia Emas 2045

Pemprov Lampung Dorong Perluasan Akses Keuangan Daerah, Strategi Kunci Menuju Indonesia Emas 2045

banner 300250

Berita Terkini

  • Begawi Agung di Lampung Utara Teguhkan Komitmen Pelestarian Adat dan Budaya Lampung di Tengah Arus Modernisasi
  • Semangat Juang Atlet Muda Menggelora di Lampung Student Olympic 2025 Cabang Karate
  • Perkuat Daya Tarik Wisata Pesawaran, 27 Jembatan Dipercantik, Jadi Spot Foto Baru yang Instagramable
  • Dewan Da’wah Lampung Lantik Pengurus Baru Periode 2025–2030, Raih Apresiasi Sebagai Terbaik se-Indonesia
  • Polda Lampung Salurkan 2.761 Ton Beras SPHP Lewat Gerakan Pangan Murah, Pastikan Stabilisasi Harga dan Daya Beli Masyarakat
Pantau Lampung

Selamat datang di Pantau Lampung, portal berita yang mengabarkan secara cermat dan tepat tentang berbagai peristiwa dan perkembangan terkini di Provinsi Lampung. Kami hadir untuk menjadi sumber informasi terpercaya bagi masyarakat Lampung dan pembaca di seluruh Indonesia.

  • Redaksi
  • Tentang Kami

© 2024 Pantaulampung.com - All Right Reserved

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Ekonomi
  • Kriminal
  • Pojok Lampung
  • Politik
  • Peristiwa
  • Ruwa Jurai
    • Bandar Lampung
    • Lampung Barat
    • Lampung Selatan
    • Lampung Tengah
    • Lampung Timur
    • Lampung Utara
    • Mesuji
    • Metro
    • Pesawaran
    • Pringsewu
    • Tanggamus
    • Pesisir Barat
    • Tulang Bawang
    • Tulang Bawang Barat
  • Lifestyle
    • Entertainment
    • Hiburan
    • Fashion
  • Network
  • Indeks

© 2024 Pantaulampung.com - All Right Reserved

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In