PANTAU LAMPUNG– Sejumlah warga Desa Labuhanratu Dua, Kecamatan Way Jepara, mengunjungi kantor desa pada Rabu, 22 Januari 2025, untuk meminta penjelasan terkait program Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang hingga kini belum jelas perkembangannya. Mereka ingin mengetahui secara transparan mengenai penggunaan dana BUMDes yang telah disalurkan untuk berbagai program.
Salah satu warga, Mulyono, menyatakan bahwa mereka sangat membutuhkan penjelasan terkait saldo yang masih dikelola oleh pengurus BUMDes. “Kami ingin mengetahui sisa dana yang ada di BUMDes, tadi ketua BUMDes bilang masih ada sekitar 21 juta, tapi katanya uang tersebut masih dipinjamkan ke orang-orang,” ujar Mulyono.
Suryati, bendahara BUMDes yang sempat dimintai keterangan, menjelaskan bahwa dirinya memang meminjam dana BUMDes sejumlah 8 juta, namun sudah mengembalikan 4 juta di antaranya kepada Intan, bendahara desa. Suryati juga menambahkan bahwa dirinya sudah tidak terlibat dalam pengelolaan BUMDes sejak tahun 2020 dan seluruh urusan administrasi telah diserahkan kepada Ketua BUMDes, Sofian.
Menurut Suryati, salah satu usaha yang dikelola oleh BUMDes sejak 2018, yakni penanaman pohon pinang, gagal berkembang. Ribuan pohon pinang yang ditanam dengan modal Rp10 juta mati akibat musim kemarau yang panjang, menyebabkan dana BUMDes tidak berkembang.
Pada tahun 2019, BUMDes beralih ke usaha jasa BRI Link, namun usaha ini juga tidak menunjukkan kemajuan signifikan. Suryati menambahkan bahwa administrasi BUMDes pun tampak kacau setelah dia menyerahkan tanggung jawab tersebut kepada ketua, Sofian.
“Semenjak 2020 saya sudah tidak tahu perkembangan administrasi BUMDes, karena semuanya sudah diserahkan kepada Pak Sofian. Dulu dana BUMDes ada 70 juta, sekarang saya tidak tahu berapa sisa dana yang ada,” kata Suryati.
Ketua BUMDes Labuhanratu Dua, Sofian, yang coba dihubungi melalui pesan WhatsApp dan telepon, hingga berita ini diturunkan belum memberikan respons mengenai perkembangan dan kondisi dana BUMDes.***