PANTAU LAMPUNG – Muktamar PKB tandingan yang digelar oleh pihak-pihak yang mengaku sebagai kubu PBNU akan dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, termasuk Khofifah Indar Parawansa, Yenny Wahid, dan Mahfud MD. Acara ini direncanakan berlangsung pada 2 hingga 3 September 2024 di Jakarta.
Lukman Edy, mantan Sekretaris Jenderal PKB, mengungkapkan bahwa Muktamar PKB tandingan diadakan sebagai respons terhadap hasil Muktamar PKB yang berlangsung di Bali pada 24-25 Agustus 2024, yang dianggapnya tidak sah.
Sekretaris DPP PKB A. Malik Haramain mengonfirmasi bahwa pihaknya akan mengundang Khofifah Indar Parawansa, Mahfud MD, dan Yenny Wahid dalam muktamar tandingan tersebut. Pengundangan tokoh-tokoh ini bertujuan untuk menguatkan solidaritas kader PKB dan menegaskan kembali hubungan PKB dengan PBNU.
“Tujuan kami mengundang para senior PKB adalah untuk menguatkan posisi partai dan memastikan bahwa PKB tetap berada dalam jalur yang benar, selaras dengan nilai-nilai PBNU,” kata Malik Haramain dalam konferensi pers di Hotel Mahagany, Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Minggu (25/8) dini hari.
Muktamar PKB di Bali, menurut Malik, dianggap cacat hukum karena tidak sesuai dengan hasil Mukernas PKB yang menyepakati bahwa muktamar harus diadakan setelah Pilkada Serentak. Ia juga menambahkan bahwa ada ratusan surat dan mandat yang diterima untuk mengembalikan PKB sesuai dengan marwah PBNU, dengan memberikan kewenangan penuh kepada Dewan Syuro untuk mengawasi dan merumuskan kebijakan strategis partai.
“Kami khawatir peran Dewan Syuro, yang seharusnya mengawasi dan membuat kebijakan strategis, telah dihilangkan dalam AD/ART hasil Muktamar PKB ke-5 tahun 2019. Ini membuat Muhaimin Iskandar menjadi satu-satunya tokoh sentral yang tidak bisa diawasi atau disupervisi,” jelas Malik.
Dalam Muktamar PKB di Bali, Muhaimin Iskandar terpilih kembali sebagai Ketua Umum PKB periode 2024-2029 secara aklamasi, sementara Wapres Ma’ruf Amin terpilih sebagai Ketua Dewan Syuro PKB secara aklamasi.