PANTAU LAMPUNG-Pusat Data Nasional Sementara 2 (PDNS 2) babak belur dibobol hacker. 282 layanan publik termasuk imigrasi dibuat lumpuh. Padahal, anggaran untuk pemeliharaan PDNS tak kecil, hingga Rp700 miliar namun kualitasnya tak lebih baik dari warnet kampung.
Kemenkominfo dan Badan Sandi dan Siber Nasional (BSSN) sebagai instansi yang seharusnya menjadi garda terdepan penjaga keamanan teknologi nasional, tak berdaya dan tak mampu mengatasi serangan hacker yang menanam ransomware berjuluk Brainchiper.
Data vital masyarakat Indonesia diumbar dan dijual bebas di forum-forum hacker internasional.
Sementara, Kemenkominfo dan BSSN masih terus kelimpungan memperbaiki PDNS 2. Menkominfo Budi Arie Setiadi bahkan menjadi olok-olok netizen.
Budi Arie Setiadi disebut sebagai buzzer tua yang hanya sekedar bisa like, comment and share, sebagaimana backgroundnya yang cuma punya pengalaman sebagai pendiri Relawan Projo.
Karena melihat pemerintah tak berdaya mengatasi serangan ransomware itu, Brain Cipher sebagai kelompok hacker yang dianggap bertanggungjawab melakukan serangan ke PDNS 2 itu kemudian memberikan kunci gratis untuk semua data yang terdampak.
Brain Chiper ‘kasihan’ kepada pemerintah Indonesia khususnya Kemenkominfo dan BSSN yang diisi oleh orang-orang tak kompeten.
Brain Chiper juga menyindir Kemenkominfo dan BSSN yang telah diberi anggaran besar namun masih menggunakan fasilitas keamanan level rendahan sekelas Windows Defender dengan password yang mudah dibobol.
Tak ayal tuntutan mundur kepada Menkominfo Budi Arie Setiade dari netizen terus dilakukan.
Bahkan petisi agar Budi Arie Setiadi mundur sudah mencapai ratusan ribu yang digalang oleh Safenet.
Namun, Budi Arie Setiadi tetap ‘tebal muka’ ia memilih bertahan ditengah berbagai cibiran dan caci maki netizen.*