ANALISA
PANTAULAMPUNG–Benarkah Ridwan Kamil sengaja disiapkan untuk jegal Anies di DKI?.
Indikasi ini menguat ketika Jokowi melalui partai-partai koalisi menggelar pertemuan khusus yang salah satunya membahas Pilkada DKI 2024.
Terlebih, ketika Anies Baswedan menyatakan kesiapannya untuk maju di Pilkada DKI.
Di sisi lain, wacana PDIP untuk mengusung Anies juga semakin kuat, apalagi banyak dorongan dari kader dan simpatisan.
Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri nampaknya bakal menjadikan arena Pilkada DKI sebagai pertarungan dengan Jokowi dan Prabowo sekaligus sebagai investasi Pilpres 2029 mendatang.
Karena, PDIP melihat secara realistis, perolehan suara Anies di pilpres lalu yang terbilang tinggi.
Jika Anies kembali berhasil memimpin DKI lima tahun ke depan, maka peluang Anies untuk maju di Pilpres 2029 melalui PDIP juga terbuka lebar.
Sedangkan, PKB juga sudah hampir pasti memberikan rekomendasi untuk Anies.
Seolah khawatir akan berbagai manuver politik baik dari Anies maupun partai pengusungnya yang kian solid.
Gerindra bahkan berupaya mengajak PKS berkoalisi dengan menawarkan posisi bacawagub kepada PKS yang merupakan partai pemenang pemilu di DKI.
Komposisi pasangan yang ditawarkan Gerindra itu, mengarah pada pasangan Ridwan Kamil dan Mardani Ali Sera.
PKS dianggap sebagai partai yang solid termasuk para pendukungnya, hal ini terbukti dari hasil pileg lagu.
Potensi itu yang sedang dimanfaatkan oleh Gerindra untuk menjegal langkah Anies di DKI.
Bagaimanapun juga, DKI memang menjadi medan pertempuran penting khususnya untuk investasi politik lima tahun ke depan.
Sampai saat ini, PKS sendiri belum merespon tawaran dari Gerindra, meskipun tawaran itu cenderung tak menguntungkan bagi PKS.
Sebagai partai pemenang pemilu di DKI, PKS jauh lebih layak menentukan kandidat calon gubernur.***