Peran posyandu yang bersentuhan dengan masyarakat secara langsung, efektif menjalankan fungsi skrining kesehatan paling awal untuk ibu hamil, remaja maupun lansia.
Sekarang, Supriyanto (28) sudah bisa lebih tenang. Ia tak lagi mengkhawatirkan kondisi kehamilan istrinya yang kerap ia tinggal untuk bekerja.
“Istri saya sekarang rajin ke posyandu. Selain itu, ada kader posyandu yang juga rutin datang ke rumah untuk memeriksa kesehatan istri saya, jadi lebih tenang walaupun pekerjaan saya jauh dari rumah,” kata Supriyanto.
Kehadiran kader posyandu ke rumah-rumah warga ini, dirasakan benar manfaatnya oleh Supriyanto. Terlebih, Salamah istrinya tengah mengandung anak pertama mereka.
“Tadinya sempat was-was dengan kehamilan anak pertama kami ini. Khawatir kalau istri tiba-tiba butuh pertolongan, karena kondisi kehamilan istri saya amat rentan,” tutur karyawan salah satu perusahaan swasta di Kota Bandar Lampung ini.
Apalagi jarak dari rumah menuju tempatnya bekerja memakan waktu hampir sejam lebih, sehingga tak mungkin untuk Supriyanto tetap selalu siaga menemani istrinya.
“Tapi, ketika pertama kali datang ke posyandu, rasa khawatir saya terhadap kondisi istri langsung hilang, karena ada kader posyandu yang selalu siaga. Sejak istri mendapat layanan di posyandu itu, semua perkembangan kehamilan dicatat, termasuk mendapat makanan tambahan. Istri saya juga jadi lebih tenang, meskipun saya tinggal bekerja setiap hari,” terang Suprianto.
Ia bahkan merasakan kader posyandu yang melayani istrinya, sudah seperti orang tua yang intens memperhatikan kondisi kehamilan istrinya,”mereka menjaga istri saya, seperti orang tua kepada anaknya”.
Kelas Ibu Hamil di Posyandu Prima

Di Posyandu Prima Sumberrejo Sejahtera itu pula, tutur Supriyanto lagi, semua ibu hamil diikutsertakan dalam kelas ibu hamil yang efektif menjadi sarana belajar serta berbagi pengetahuan tentang kehamilan persalinan, gizi seimbang hingga cara melakukan perawatan bayi dan pencegahan penyakit menular termasuk cara membuat akte kelahiran.
Kelas ibu hamil ini, bertujuan agar ibu hamil bisa lebih siap menghadapi persalinan dengan selamat serta memastikan pertumbuhan bayi bisa lebih optimal. Selain itu, kelas ini juga efektif untuk menjalin interaksi antar sesama ibu hamil untuk saling berbagi pengalaman, memberi semangat dan saling menguatkan.
Kelas ini difasilitasi oleh bidan maupun petugas kesehatan yang berpengalaman, yang terus memberikan edukasi, melayani keluhan dan perubahan fisik maupun emosional selama masa kehamilan, mitos dan fakta seputar kehamilan hingga upaya pencegahan penyakit selama masa kehamilan hingga senam untuk ibu hamil.
“Saya benar-benar bisa lebih tenang sekarang, dan bisa fokus bekerja ngumpulin uang untuk masa depan keluarga saya,” jelas Suprianto optimis.
Layanan Kesehatan untuk Lansia di Posyandu Prima
Selain pasangan suami istri Suprianto dan Salamah yang sudah merasakan manfaat posyandu prima, Evi Yanti (35) warga Kelurahan Sumberrejo Sejahtera lainnya juga amat bersyukur dengan keberadaan posyandu prima ini, ia bukan hanya bisa mendapatkan layanan kesehatan untuk anaknya saja, tapi juga untuk orang tuanya yang sudah berusia lanjut.
“Awalnya saya kira untuk ibu hamil dan anak-anak saja, tapi ternyata posyandu prima ini juga melayani lansia,” ujar Evi Yanti.
Transformasi posyandu prima ini dirasakan Evi Yanti sangat membantu buat dirinya, karena ia bisa mengakses dua layanan kesehatan sekaligus di satu tempat, untuk anaknya dan juga ibunya.
“Di posyandu prima ini, anak saya bisa mendapatkan layanan perbaikan gizi. Ibu saya juga mendapatkan layanan untuk penyakit diabetesnya. Alhamdulillah, sekarang jadi lebih ringan, nggak perlu repot harus ke rumah sakit lagi,” katanya lagi.
Posyandu Prima, Implementasi Transformasi Layanan Kesehatan Primer
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung, Desti Mega Putri menjelaskan posyandu prima yang sudah tersebar merata di hampir seluruh wilayah Kota Bandar Lampung adalah bagian dari upaya Dinas Kesehatan dalam mengimplementasikan transformasi layanan kesehatan primer yang menyentuh langsung masyarakat.
“Posyandu prima yang awalnya adalah pos kesehatan kelurahan ini menjadi skrining kesehatan paling awal, tak hanya untuk ibu hamil dan balita saja tapi juga untuk remaja dan lansia. Posyandu prima ini juga merupakan ikhtiar untuk terus berkomitmen dalam memberikan akses layanan kesehatan yang dekat dan mudah dijangkau oleh masyarakat,” kata Desti Mega Putri.
Lebih lanjut Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung ini juga memastikan akan terus melakukan evaluasi dan penambahan layanan fasilitas kesehatan di tiap posyandu prima agar pelayanan bisa lebih maksimal.
Enam Pilar Transformasi Layanan Kesehatan
Posyandu prima adalah bagian dari upaya Kementerian Kesehatan untuk melakukan transformasi sistem kesehatan di Indonesia melalui enam pilar transformasi yang menjadi penopang sistem kesehatan agar terwujudnya transformasi kesehatan untuk Indonesia Indonesia Maju, serta sejalan dengan visi Presiden Republik Indonesia Joko Widodo yang menginginkan masyarakat Indonesia lebih sehat, produktif, mandiri dan berkeadilan.
Keenam pilar transformasi itu, meliputi; transformasi layanan primer, transformasi layanan rujukan, transformasi sistem ketahanan kesehatan. Kemudian, transformasi sistem pembiayaan kesehatan, transformasi SDM kesehatan dan transformasi teknologi kesehatan.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menegaskan transformasi kesehatan ini fokus pada pelayanan kesehatan yang mengarah pada upaya pencegahan atau promotif preventif.
“Ada dua akar filosofi transformasi kesehatan, yang pertama meningkatkan akses dan kualitas layanan kesehatan ke masyarakat. Kemudian yang kedua, memastikan bahwa negara hadir dalam upaya meningkatkan kualitas dan akses layanan kesehatan masyarakat,” kata Menkes Budi Gunadi Sadikin dalam Rapat Kerja Kesehatan Nasional awal tahun 2023 lalu.
Dalam upaya transformasi kesehatan itu, lanjut Budi Gunadi lagi, revitalisasi posyandu menjadi hal paling penting dilakukan, mengingat posyandu adalah fasilitas layanan kesehatan yang paling dekat dengan masyarakat.
Terlebih saat ini, jumlah puskesmas yang ada di Indonesia masih belum merata. Baru ada sekitar 12 ribu puskesmas dan perlu penataan ulang jaringan dan fasilitas layanan kesehatan, sehingga posyandu prima akan lebih dioptimalkan sebagai upaya edukasi dan upaya pencegahan.
“Posyandu prima menjadi salah satu solusi transformasi kesehatan yang tidak hanya melayani ibu hamil dan bayi saja, tapi juga melayani remaja dan lansia. Karena, menjaga masyarakat tetap sehat, jauh lebih murah daripada mengobati,” jelas Budi Gunadi.
Dalam transformasi kesehatan ini, Kementerian Kesehatan juga menargetkan revitalisasi fasilitas layanan primer, berupa fasilitas rumah sakit sebanyak 514 rumah sakit di tingkat kabupaten kota, 7.230 puskesmas kecamatan, 85 ribu posyandu di desa/kelurahan, 300 ribu posyandu di tingkat dusun serta 273,5 juta kunjungan ke rumah penduduk.
Baca Juga: Lampung Berkomitmen Mendorong Transformasi Digital Kesehatan
Capaian Transformasi Layanan Kesehatan

Sampai dengan saat ini, upaya transformasi kesehatan yang dilakukan Kementerian Kesehatan itu telah berhasil memberikan manfaat yang dirasakan langsung oleh masyarakat Indonesia.
Dalam hal transformasi layanan primer, yang menekankan upaya promotif preventif dan mendekatkan aksesibilitas layanan kesehatan berkualitas ke masyarakat, capaian keberhasilannya diantaranya; persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) meningkat menjadi 2.077.022 kelahiran.
Selain itu, penanganan terhadap anak penderita stunting berhasil dilakukan kepada sebanyak 1.018.499 anak, termasuk menangani sebanyak 75.654 ibu hamil yang kekurangan energi kronis (KEK) serta melakukan pemantauan tumbuh kembang kepada sebanyak 8.617.676 balita. Upaya ini yang kemudian berhasil menurunkan angka stunting nasional hingga menjadi 21,6 persen di tahun 2022.
Selanjutnya, melakukan revitalisasi terhadap 300 ribu posyandu beserta kader dan alat kesehatannya, penambahan tiga jenis imunisasi anak hingga menjadi 14 jenis vaksin.
Realisasi capaian transformasi di bidang layanan rujukan juga mengalami peningkatan, diantaranya; pembangunan 15 RS pratama, pembangunan 4 RS vertikal baru di wilayah timur Indonesia, terjalinnya kerjasama 16 RS vertikal dengan rumah sakit internasional.
Transformasi sistem ketahanan nasional juga ikut meningkat, seiring dengan upaya Kementerian Kesehatan melakukan inovasi alat kesehatan dalam negeri, seperti; kemampuan produksi 8 dari 10 bahan baku obat yang paling banyak digunakan dan 8 dari 10 alat kesehatan.
Keberhasilan lainnya juga meliputi; kemampuan produksi 8 dari 14 antigen imunisasi termasuk vaksin Covid-19, penguasaan teknologi vaksin inactivated virus, mRNA dan viral vector based.
Kementerian Kesehatan RI juga berhasil melakukan transformasi SDM kesehatan. Indikatornya adalah; 96 persen puskesmas di Indonesia saat ini telah memiliki paling sedikit 1 dokter. Dan, 61,5 persen RSUD di kabupaten/kota telah memiliki 7 dokter spesialis. Dan, sebanyak 54,6 persen puskesmas di Indonesia telah memiliki kelengkapan 9 jenis tenaga kesehatan.
Selanjutnya, untuk mewujudkan pemerataan tenaga kesehatan, Kemenkes juga menerbitkan sebanyak 236.075 STR bagi tenaga kesehatan dan tenaga medis.
Kementerian Kesehatan juga berhasil mengembangkan inovasi teknologi kesehatan melalui platform SatuSehat sebagai platform yang menghubungkan ekosistem data kesehatan berstandar internasional yang bisa di akses oleh publik maupun pemerintah.
Platform SatuSehat yang telah diunduh oleh lebih dari 104 juta pengguna ini, sudah terintegrasi di 11.864 fasyankes. Dan, telah memperoleh sertifikat ISO/ICE 27001:2013 yang diakui oleh sedikitnya 100 negara.
Kemenkes RI juga meluncurkan Biomedical & Genome Science Initiative (BGSi) yang mampu mendeteksi dan memprediksi penyakit lebih presisi, sehingga pengobatannya bisa lebih akurat.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin yang meraih penghargaan sebagai Pahlawan Transformasi Kesehatan Indonesia dari Perkumpulan Dokter Seluruh Indonesia (PDSI) menegaskan, upaya transformasi kesehatan yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan ini menjadi cara untuk memastikan bahwa komponen bangsa sudah siap untuk menjadi negara yang maju.
“Kami berharap implementasi ke enam pilar transformasi kesehatan ini bisa menjadi penyempurna sistem kesehatan Indonesia yang lebih tangguh,” kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. (Meza Swastika)