• Redaksi
  • Tentang Kami
Sabtu, September 6, 2025
Pantau Lampung
  • Beranda
  • Ekonomi
  • Kriminal
  • Pojok Lampung
  • Politik
  • Peristiwa
  • Ruwa Jurai
    • Bandar Lampung
    • Lampung Barat
    • Lampung Selatan
    • Lampung Tengah
    • Lampung Timur
    • Lampung Utara
    • Mesuji
    • Metro
    • Pesawaran
    • Pringsewu
    • Tanggamus
    • Pesisir Barat
    • Tulang Bawang
    • Tulang Bawang Barat
  • Lifestyle
    • Entertainment
    • Hiburan
    • Fashion
  • Network
  • Indeks
No Result
View All Result
Pantau Lampung
  • Beranda
  • Ekonomi
  • Kriminal
  • Pojok Lampung
  • Politik
  • Peristiwa
  • Ruwa Jurai
    • Bandar Lampung
    • Lampung Barat
    • Lampung Selatan
    • Lampung Tengah
    • Lampung Timur
    • Lampung Utara
    • Mesuji
    • Metro
    • Pesawaran
    • Pringsewu
    • Tanggamus
    • Pesisir Barat
    • Tulang Bawang
    • Tulang Bawang Barat
  • Lifestyle
    • Entertainment
    • Hiburan
    • Fashion
  • Network
  • Indeks
No Result
View All Result
No Result
View All Result
Pantau Lampung
  • Kriminal
  • Politik
  • Ekonomi
  • Entertainment
  • Opini
  • Pendidikan
  • Hiburan
Home Ruwa Jurai Bandar Lampung

Sastra Satire Bernuansa Kritik: Membaca “Debu Liar di Mata Wali Kota” Karya Muhammad Alfariezie

MeldaEditorMelda
Sep 6, 2025
A A
Sastra Satire Bernuansa Kritik: Membaca “Debu Liar di Mata Wali Kota” Karya Muhammad Alfariezie
ADVERTISEMENT

PANTAU LAMPUNG- Lampung kembali menghadirkan suara segar dari dunia sastra melalui karya seorang penyair muda, Muhammad Alfariezie. Dengan sentuhan prosa liris yang kuat, ia menulis sebuah puisi naratif berjudul Debu Liar di Mata Wali Kota. Karya ini bukan hanya menampilkan estetika bahasa, tetapi juga menghadirkan kritik sosial yang menyentuh sisi politik, pendidikan, dan nasib kaum yang terpinggirkan.

Alfariezie, yang berprofesi sebagai jurnalis sekaligus guru Bahasa Indonesia dan Olahraga di SMK Samudera Bandar Lampung, menghadirkan karya yang lahir dari pergumulan sehari-hari antara ruang kelas dan ruang redaksi. Ia piawai menyatukan pengalaman nyata dengan daya imajinasi, menghasilkan puisi yang sarat simbolisme dan satire.

Debu Liar di Mata Wali Kota

BeritaTerkait

Mak Lebon Lampung di Bumi: Melihat Peluang Sastra Lokal dan Warna Lokal Lampung

Bedah Buku “Menungguku Tiba”: Pertemuan Dua Doktor dengan Dua Pendekatan

Di sini ada yang terlunta
karena cinta, ialah kepala sekolah swasta
yang memilih bunda menjadi wali kota

Mereka pohon bulan pinggir jalan padahal
sebelum bunda jadi wali kota, mereka
anggrek putih di vas bunga halaman istana

ADVERTISEMENT

Dulu mereka selalu ada yang merawat
ketika pagi dan kebutuhan mereka terpenuhi
ketika senja asyik bernyanyi

Dulu juga, kala hujan berpetir angin kencang,
mereka selamat dari segala ancaman

Tapi sekarang mereka terancam setelah dulu
ramai-ramai bernyanyi merdu dalam kampanye
kemenangan hingga bunda berhasil memimpin kota

Sekarang ancaman mereka bukan hanya dari debu
dan krisis musim, tapi dari gergaji bunda yang siap
menebang keliaran

Padahal jika tanpa cinta mereka maka belum tentu
dia walikota

Karya ini menyingkap ironi yang kerap terjadi dalam kehidupan sosial-politik. Kepala sekolah swasta yang dahulu dielu-elukan saat memberikan dukungan politik, kini diperlakukan seolah tak berharga. Dari simbol “anggrek putih di vas bunga istana” yang menggambarkan kehormatan dan kemuliaan, mereka berubah menjadi “pohon bulan pinggir jalan” yang terpinggirkan, tak lagi dipedulikan.

Empat Teknik Gaya Sastra Muhammad Alfariezie

1. Majas
Metafora menjadi kekuatan utama dalam karya ini. Gergaji bunda bukanlah gergaji sungguhan, melainkan simbol kekuasaan wali kota yang siap memangkas siapa saja, termasuk pihak yang dulu berperan penting. Personifikasi juga menonjol, seperti “senja asyik bernyanyi” yang membuat alam seakan ikut hidup dalam cerita. Hiperbola turut hadir, misalnya dalam gambaran “ramai-ramai bernyanyi merdu dalam kampanye,” sebuah gambaran yang mempertegas dukungan politik yang penuh euforia.

2. Simbolisme
Alfariezie banyak menggunakan simbol untuk menyalurkan kritik sosialnya. Pohon dan anggrek putih adalah lambang martabat guru serta sekolah swasta. Debu dan krisis musim menggambarkan kesulitan hidup dan ketidakpastian masa depan. Gergaji bunda menjadi representasi kekuasaan yang tak segan memangkas pihak-pihak yang dianggap tak lagi berguna.

3. Diksi
Pilihan kata Alfariezie sederhana namun sarat makna. Kontras “dulu” dan “sekarang” menjadi kunci dalam menekankan perubahan keadaan. Kata-kata yang dipilih seperti “cahaya berdebu,” “hujan berpetir angin kencang,” hingga “senja asyik bernyanyi” menghadirkan suasana yang hidup dan mendalam.

4. Gaya Retoris
Puisi ini memainkan gaya retoris untuk memperkuat kritiknya. Kontras waktu antara masa lalu dan masa kini digunakan untuk menunjukkan ironi nasib. Satire diarahkan kepada sosok “bunda,” sang wali kota, sebagai simbol janji politik yang tak lagi ditepati. Allegori pun hadir, di mana keseluruhan puisi bisa dibaca sebagai kisah nasib pendidikan swasta yang dijadikan alat politik.

Prosa Liris Bernuansa Kritik Sosial

Secara keseluruhan, puisi ini memperlihatkan bagaimana dunia pendidikan seringkali diperlakukan tidak adil dalam pusaran politik. Kepala sekolah swasta yang dulu menjadi bagian penting dalam kemenangan politik, kini dianggap tak lebih dari debu liar. Metafora gergaji bunda memperlihatkan ancaman nyata: kekuasaan bisa saja mencabut dan menyingkirkan siapa pun demi kepentingan tertentu.

Menggugat Relasi Pendidikan dan Kekuasaan

Debu Liar di Mata Wali Kota tidak hanya sekadar karya sastra, melainkan juga sebuah gugatan terhadap relasi timpang antara pendidikan dan kekuasaan. Puisi ini menyingkap bahwa pendidikan swasta, meski berperan besar, kerap kali dipinggirkan setelah penguasa meraih apa yang diinginkan. Kritik ini disampaikan dengan bahasa yang indah, tanpa harus kehilangan ketajamannya.

Muhammad Alfariezie: Penyair Muda dengan Dua Dunia

Sebagai seorang guru sekaligus jurnalis, Alfariezie menapaki dua dunia yang memberi warna pada setiap puisinya. Kepekaan sosialnya tercermin dalam karya yang memadukan keindahan diksi dengan kritik sosial yang tajam. Gaya khasnya yang memadukan satire, simbolisme, dan prosa liris menjadikannya sosok yang menonjol dalam dunia sastra Lampung.

Dengan puisi ini, Alfariezie membuktikan bahwa sastra masih bisa menjadi ruang perlawanan yang elegan. Kata-kata dalam puisinya menjadi senjata: halus namun menggigit, indah namun juga menyakitkan.***

Source: MELDA
Tags: #muhammad alfariezieKritik SosialPolitik dan PendidikanPuisi SatireSastra Lampung
ShareTweetSendShare
Previous Post

Pria di Pringsewu Gelapkan Motor dengan Modus Pinjam untuk Beli Rokok

Related Posts

Pria di Pringsewu Gelapkan Motor dengan Modus Pinjam untuk Beli Rokok
Berita

Pria di Pringsewu Gelapkan Motor dengan Modus Pinjam untuk Beli Rokok

Sep 6, 2025
Program Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni di Pringsewu, Dukungan untuk Warga Kurang Mampu
Berita

Program Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni di Pringsewu, Dukungan untuk Warga Kurang Mampu

Sep 5, 2025
BPN Pringsewu Kembangkan Program PRINCESS untuk Edukasi Pertanahan dan Optimalisasi Layanan Publik
Berita

BPN Pringsewu Kembangkan Program PRINCESS untuk Edukasi Pertanahan dan Optimalisasi Layanan Publik

Sep 5, 2025
BUMD Pringsewu Paparkan Strategi Bisnis dan Target Pendapatan di Hadapan Komisi II DPRD
Berita

BUMD Pringsewu Paparkan Strategi Bisnis dan Target Pendapatan di Hadapan Komisi II DPRD

Sep 5, 2025
Sinergi TNI dan Insan Pers Tanggamus: Dandim 0424 Gelar Ngopi Bareng untuk Perkuat Hubungan dan Koordinasi
Berita

Sinergi TNI dan Insan Pers Tanggamus: Dandim 0424 Gelar Ngopi Bareng untuk Perkuat Hubungan dan Koordinasi

Sep 5, 2025
Wartawan PWI Pesawaran Tunjukkan Skill di Kejuaraan Biliar SIWO Lampung
Berita

Wartawan PWI Pesawaran Tunjukkan Skill di Kejuaraan Biliar SIWO Lampung

Sep 5, 2025
banner 300250

Berita Terkini

  • Sastra Satire Bernuansa Kritik: Membaca “Debu Liar di Mata Wali Kota” Karya Muhammad Alfariezie
  • Pria di Pringsewu Gelapkan Motor dengan Modus Pinjam untuk Beli Rokok
  • Program Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni di Pringsewu, Dukungan untuk Warga Kurang Mampu
  • BPN Pringsewu Kembangkan Program PRINCESS untuk Edukasi Pertanahan dan Optimalisasi Layanan Publik
  • BUMD Pringsewu Paparkan Strategi Bisnis dan Target Pendapatan di Hadapan Komisi II DPRD
Pantau Lampung

Selamat datang di Pantau Lampung, portal berita yang mengabarkan secara cermat dan tepat tentang berbagai peristiwa dan perkembangan terkini di Provinsi Lampung. Kami hadir untuk menjadi sumber informasi terpercaya bagi masyarakat Lampung dan pembaca di seluruh Indonesia.

  • Redaksi
  • Tentang Kami

© 2024 Pantaulampung.com - All Right Reserved

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Ekonomi
  • Kriminal
  • Pojok Lampung
  • Politik
  • Peristiwa
  • Ruwa Jurai
    • Bandar Lampung
    • Lampung Barat
    • Lampung Selatan
    • Lampung Tengah
    • Lampung Timur
    • Lampung Utara
    • Mesuji
    • Metro
    • Pesawaran
    • Pringsewu
    • Tanggamus
    • Pesisir Barat
    • Tulang Bawang
    • Tulang Bawang Barat
  • Lifestyle
    • Entertainment
    • Hiburan
    • Fashion
  • Network
  • Indeks

© 2024 Pantaulampung.com - All Right Reserved

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In