PANTAU LAMPUNG—Keputusan mendadak Airlangga Hartarto untuk mundur dari posisi Ketua Umum Partai Golkar diperkirakan akan berdampak signifikan terhadap rekomendasi kandidat di Pilgub Lampung.
Sebelumnya, Golkar dilingkupi isu Munaslub, yang pertama kali mencuat dari Ketua Dewan Penasihat Golkar, Luhut Binsar Pandjaitan. Kabar mundurnya Airlangga menambah gejolak di partai, terutama menjelang Pilkada Serentak 2024, ketika sejumlah kandidat mulai menunjukkan ketidakpuasan terhadap keputusan Airlangga dalam penentuan calon.
Rumor berkembang bahwa Presiden Jokowi dan putranya, Gibran Rakabuming Raka, mungkin akan mengambil alih kepemimpinan Golkar. Banyak beredar gambar di media sosial yang menampilkan Jokowi sebagai calon Ketua Umum Golkar. Selain Jokowi, Ahmad Doli Kurnia Tanjung dan Bahlil Lahadalia juga disebut-sebut sebagai kandidat untuk posisi Sekjen dan Bendahara Umum.
Muncul pula gerakan dari KMPG, sayap underbouw Golkar, yang mendeklarasikan Gibran sebagai kandidat Ketua Umum.
Mundurnya Airlangga diperkirakan akan mempengaruhi rekomendasi yang sudah diberikan, termasuk untuk Pilgub Lampung. Hal ini berpotensi membatalkan dukungan untuk petahana Arinal Djunaidi. Beberapa nama kandidat, seperti Abi Hasan Muan, Hanan A. Rozak, dan Ririn Kuswantari, kini menjadi kandidat kuat untuk menggantikan posisi RMD.
Abi Hasan Muan khususnya semakin diperhitungkan, bersaing ketat dengan Hanan A. Rozak. Ada kabar bahwa Abi Hasan, jika Hanan gagal, bisa maju sebagai calon wakil gubernur dari Partai Golkar. Dukungan untuk Abi Hasan semakin kuat, dengan Ketua Ikadin Lampung Penta Peturun menilai ia memiliki integritas dan pengalaman yang mumpuni dalam mengadvokasi masyarakat dan menangani konflik.
Dengan mundurnya Airlangga Hartarto, perhatian politik tertuju pada kemungkinan perubahan strategi dan dukungan di Golkar, khususnya untuk Pilgub Lampung.