PANTAU LAMPUNG – Penyu Sisik atau Eretmochelys imbricata merupakan satwa dilindungi dengan status konservasinya yaitu Crittically Endangered (sangat terancam punah) berbeda dengan penyu jenis lekang, penyu hijau dan Penyu tempayan dengan status konservasi terancam punah.
Karakteristik Penyu sisik (Eretmochelys imbricata) adalah bentuk kepala yang memanjang dengan rahang yang cukup besar dan memiliki mulut yang meruncing menyerupai paruh burung elang, sehingga dinamakan (Hawksbill turtles).
Salah satu karakteristik penyu sisik yang sangat mudah terlihat adalah susunan skat yang menghiasi karapaksnya.
Karapaks pada penyu sisik memiliki lima skat tengah dan empat pasang skat lateral, dengan bagian belakang skat yang saling tumpang tindih sedemikian rupa sehingga pinggiran belakang karapaksnya terlihat bergerigi, mirip dengan tepi gergaji atau pisau bistik. Karapaks penyu tersebut diketahui dapat mencapai panjang 1 m (3 kaki).
Pasir yang dilalui penyu sisik membentuk pola asimetris, karena mereka merangkak di atas tanah dengan cara berjalan alternatif. Berbeda dengan penyu hijau dan penyu belimbing yang merangkak secara simetris.
Pada Pulau Sebesi Kecamatan Rajabasa Kabupaten Lampung Selatan, banyak dijumpai Penyu Sisik dan Jenis Penyu Lain, Masyarakat Pulau Sebesi Sangat Mendukung Konservasi Hewan Penyu. Tampak terlihat Masyarakat saling berinteraksi positif di sepadan pantai atau di Dermaga Pulau Sebesi.***
Apriyan Sucipto, SH, MH
BKSDA Bengkulu
SKW III Lampung