PANTAU LAMPUNG – Agak unik ketika membicarakan pilkada provinsi Lampung karena selalu ada cerita menarik yang menjadi perbincangan publik.
Ibu Lee atau kerap disebut Nyonya Lee santer ditelisik keberadaannya dalam kemenangan para pemimpin di Provinsi Lampung mulai ketika kasus jalan rusak di Lampung Tengah viral lantaran ulah mahasiswa Indonesia yang berguru di Australia. Yap siapa lagi kalau bukan Bima.
Denger-denger, Nyonya Lee merupakan saudari dari Gunawan Yusuf, pemilik lahan HGU perkebunan tebu dan pabrik gula yang luasnya mencapai 75.667 hektare hingga nyaris seluas negara Singapura.
Tak hanya pabrik gula, tapi juga ada produksi etanol dan empat anak perusahan yakni PT Sweet Indolampung (SIL), PT GUla Putih Mataram (GPM), PT Indolampung Perkasa (ILP) dan PT Indolampung Distillery (ILD).
Mengapa nama Nyonya Lee mencuat ketika Bima berseteru dengan pemerintah Provinsi Lampung pada kira-kira bulan April 2023?
Berbagai tokoh budaya hingga politik mengatakan dalam off the record mereka bahwa Nyonya Lee orang nomor satu penyokong dana pencalonan Arinal Djunaidi dan Nunik, bahkan orang yang juga mendukung Chusnunia Chalim merebut kursi Bupati Lampung Timur periode 2016-2019.
Nyonya Lee juga pengusaha nomor satu yang dikatakan menjadikan Ridho Ficardo sebagai Gubernur Lampung periode sebelum Arinal Djunaidi sekaligus orang yang telah menjadikan Ridho sebagai kepala daerah termuda se-Indonesia kala itu.
Akan tetapi kemudian Lee memberi dukungan dana kepada Arinal karena berselisih paham dengan Ridho Ficardo maupun keluarganya, yakni ayah kandung sang Gubernur Termuda.
Ya itu cerita zaman dulu, kenyataan saat ini Lampung akan menyongsong Pilkada tahun 2024.
*Politik Hebat Lee Kembali Pilih Ridho Ficardo*
Nyola Lee dan perusahaan besar Sugar Grup dalam persimpangan jalan. Mana yang akan didukung pengusaha terkaya Lampung itu dari nama-nama ini– Mirzani Djausal, Arinal Djunaidi, Hanan Rozak, Ridho Ficardo, Chusnunia Chalim, Umar Ahmad dan Edward Syah Pernong?
Di persimpangan itu, Nyonya Lee kudu menyiapkan mana arah yang dapat mengamankan usaha-usahanya karena ribuan orang terlibat dalam perputaran uang perusahaan induk maupun anak usahanya.
Bisa jadi kali ini Nyonya Lee mendukung kembali Ridho Ficardo sebagai langkah hebat yang berani dalam Pilkada tahun 2024 ini sebagaimana tahun-tahun lalu ketika ia beralih mendukung Arinal. Apa yang tidak mungkin, karena sekarang sistem politik mereka telah pulih setelah ayah Ridho Ficardo kembali ke salah satu perusahaan tebu terbesar di Lampung itu.
*Langkah Aman Menuju Gerindra dan Calon Ketua Dewan*
Pilihannya kepada Mirzani Djausal bisa menjadi langkah paling aman mengamankan segala sesuatu di sini karena Gerindra merupakan partai pemenang di Pemilu 2024 Provinsi Lampung sehingga ketua DPD Gerindra provinsi ini akan melanggeng duduk di kursi ketua DPRD; orang yang memimpin perumusan peraturan perundang-undangan.
Hitungan berikutnya yakni, Prabowo Subianto merupakan pemenang pilpres yang akan berkuasa selama lima tahun dan sebentar lagi akan dilantik sebagai Presiden RI ke-8 usai keputusan MK yang diprediksi menolak tuntutan pihak 01 dan 03.
Selain itu, Nyonya Lee dalam pilpres ini juga dikatakan turut membantu pemenangan Prabowo-Gibran.
Sebelumnya, Mirzani hanya digadang-gadang sebagai calon Walikota Bandar Lampung. Tapi, ternyata kredibilitas dan elektebilitasnya terus melejit usai memenangkan Prabowo-Gibran dan memenangkan Gerindra di Lampung hingga akan mengantarkannya duduk sebagai Ketua DPRD.
*Hanan Rozak Obat Sakit Hati kepada Arinal*
Apa semudah itu Nyonya Lee mengarahkan tujuannya dalam Pilkada kali ini? Bagaimana dengan Arinal dan Hanan Rozak?
Kendati di pusat atau pun Lampung Partai Golkar bukan pemenang Pemilu 2024, tapi tak bisa dinafikan bahwa Arinal Djunaidi mempunyai sumbangsih memenangkan Prabowo-Gibran di Lampung, kendati dalam kampanye, Rahmat Mirzani Djausal yang paling santer terdengar dan terlihat menyuarakan dan menggunakan atribut capres 02. Bahkan turut menyelenggarakan senam sebagai promosinya.
Untuk kandidat Cagub Partai Golkar kedua yakni Hanan Rozak, bukan tidak mungkin tiba-tiba Nyonya Lee melabuhkan dukungan kepadanya. Bagaimana pun dia memenangkan kursi anggota DPR RI dapil Lampung II pada pemilu 2024.
Selain itu, ia memiliki kedekatan juga dengan Nyonya Lie, serta melihat dari Curriculum Vitae, Hanan Rozak disebut lebih berkompeten dari Arinal.
Hanan juga bisa dijadikan peluru penebus sakit perasaan bila ternyata saat ini ada perselisihan antara Lee dan Arinal. Karena Hanan pernah menjabat sebagai Sekda Provinsi Lampung, sama seperti Arinal. Mereka juga pernah duduk sebagai pegawai di Dinas Provinsi Lampung.
*PDI Perjuangan dan Umar Ahmad Pilihan Nomor Dua*
Penentuan pilihan dukungan ini memang tidak semudah yang dibayangkan orang awam karena mantan Bupati Tulang Bawangbarat Umar Ahmad juga dikatakan sebagai orang kesayangan Nyonya Lee.
Dalam pertarungan di Tubaba kala itu, Nyonya Lee disebut-sebut sebagai penyokong utama Umar. Namun kendati PDI Perjuangan bisa menentukan cagub dan cawagubnya sendiri, Umar menjadi orang nomor dua yang bakal dipilih Nyonya Lee meski menjabat sebagai Bapilu.
Kalau tidak sebagai cawagub, Umar akan diperjuangkan kembali untuk duduk sebagai Bupati Tubaba. Umar memiliki reputasi yang cukup baik di mata Nyonya Lee sebagai sosok yang tidak banyak bicara namun memiliki kerja-kerja positif bagi kemajuan Tubaba dan itu terlihat dari beberapa pembangunan di sana.
Kemudian satu nama persimpangan lagi yang belakangan muncul karena pencapresan Ganjar Pranowo, dialah mantan Kapolda Lampung dari Lampung Barat, Edward Syah Pernong.
Beredar isu dari pemuka politik bahwa Nyonya menjanjikannya dukungan untuk maju sebagai orang nomor satu di Lampung dengan syarat sanggup memenangkan suara Ganjar. Namun seperti yang diketahui, Edward gagal meski berlabel sebagai Kapolda dan orang Budaya dari Pak Si Pak Sekala Brak sehingga kemudian dukungan merah pekat menjadi abu-abu.
*Pilihan Gender kepada Chusnunia Chalim*
Terakhir ada nama Chusnunia Chalim yang telah melompat maju menjadi anggota DPR RI setelah sebelumnya menjabat bupati dan kemudian wakil gubernur.
Nunik juga mendapat perhatian khusus dari Nyonya Lee, karena selain sebagai satu gender, Nunik terpandang sebagai sosok yang ramah, tidak neko-neko dan lebih mudah diatur daripada Arinal Djunaidi yang terkenal sebagai sosok kontroversi.
*Duet Pembangunan Mirja Umar*
Kemana langkah Nyonya Lee dalam persimpangan ini, agaknya mengarah pada dua nama yakni Mirzani Djausal, Umar Ahmad dan Nunik.
Mirjani Djausal yang akrab disapa Kiyai agaknya cocok jika berduet dengan Umar. Namanya Kiyai Umar. Nanti, mereka dapat digolongkan sebagai sosok pendobrak dan perwakilan millenial yang gencar melakukan pembangunan bersama.
Kalau untuk Nunik meski Nyonya Lee memiliki pandangan positif tersendiri terhadapnya, duet antara Mirzani Djausal dan Chusnunia Chalim bukan perpaduan yang ideal bagi Provinsi Lampung yang membutuhkan pembangunan ekonomi.
Paling ideal, Nunik berpasangan dengan Ridho Ficardo yang akan melawan pasangan Kiyai Umar.***