oleh

Para Guru SMA Negeri 2 Kotaagung Terapkan Kepedulian Kepada Anak Yatim Piatu dan Ekonomi Lemah

TANGGAMUS, PL— Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Kotaagung memberi wewenang kepada Waka Kesiswaan dan pembina OSIS untuk menjemput peserta didik baru yang tak kunjung masuk sekolah meski namanya telah tercantum untuk daftar ulang.

Menurutnya, hal itu bertujuan untuk mencari tahu tiap kendala dari generasi penerus bangsa untuk mengenyam pendidikan. Karena kalau tidak dicari tahu, Kabupaten Tanggamus bakal kehilangan begitu saja generasi emas.

Hasilnya, tim yang diperintahkan itu mengetahui sebab peserta didik tersebut tidak melakukan daftar ulang lantaran orang tuanya meninggal.

“Kalau kita tidak mengejar masa depan generasi penerus, yang rugi kita sendiri dan daerah ini. Karena itu dan dari situ jugalah saya mendapat ide sekaligus niat agar para guru berinisiatif menyisihkan sebagian gajinya untuk diberikan kepada murid yang kurang mampu seperti yatim piatu dan kaum duafa,” jelas Yulizar, 20 Maret 2023.

Berdasar data Yulizar, ada kurang lebih 12 siwa kaum duafa dan 40 siswa/siswa yatim piatu dari 52 peserta didik.

Melihat keprihatinan itu, Yulizar dan para guru di SMA Negeri 2 Kotaagung kian terpacu untuk giliran memberi bantuan kepada siswa dan siswa yang membutuhkan di hampir setiap bulannya.

“Kami, pihak sekolah baik para guru dan pembina OSIS setiap bulan berusaha memberikan bantuan secara bergiliran untuk diberikan kepada siswa-siswi tersebut agar mereka tetap sekolah, sedangkan untuk operasional mereka baik itu seragam sekolah, sepatu, tas, buku, agar mereka tetap percaya diri dan tetap mau sekolah,” pungkasnya.

Esti Naila selaku bendahara SMA tersebut mengatakan, kumpulan dana diberikan dewan guru yang telah menyisihkan sebagian gajinya atau honornya untuk membantu para murid yang kurang mampu baik itu kaum duafa (ekonomi rendah) dan yatim piatu.

Adapun jumlah siswa ataupun siswi yang diberikan, baik yatim piatu dan kaum duafa berjumlah 52 orang. Sedangkan jumlahnya 40 anak yatim atau piatu, 12 kaum duafa atau ekonomi lemah.

Bantuannya berupa alat tulis, sembako, juga berupa uang, secara bergilir. Dan santunan tersebut untuk beberapa bulan ini masih disimpan dan terkumpul sebanyak 3 juta rupiah untuk kemudian dibelikan seragam batik sekolah.

“Kami berharap dari dinas provinsi dan dinas kabupaten agar ikut bantu atau bersumbangsih agar siswa-siswa kami tersebut bertambah semangatnya untuk belajar,” tutup Esti Naila.

(*)