Bandarlampung, PL. Penyair berjuluk Paus Sastra Lampung, Isbedy Stiawan ZS, merambah dunia virtual. Persisnya sejak tiga bulan terakhir, ia kerap dijumpai di zoom, live FB dan IG. Bahkan bersama PH Djadin Production membuat channel youtube Paus Sastra Lampung.
Channel yang mulai menayang 9 Juni 2020, selain diisi pembacaan puisi dan cerpen oleh pengampu Lamban Sastra tersebut, juga tokoh dari pelbagai kalangan, membacakan puisi-puisi Isbedy.
Diakui Isbedy, dirinya merambah dunia virtual itu sebetulnya fenomena baru di kalangan seniman panggung di masa pandemi corona (Covid 19).
“Awalnya hanya mengisi kekosangan aktivitas karena hanya diam di rumah saja, saya lakukan ajakan baca puisi di live media sosial Facebook (FB) dan Instragram (IG). Lalu undangan Arcana baca puisi melalui zoom kerja sama dengan Dirjen Kebudayaan Kemendikbud. Akhirnya saya berpikir kenapa tak diteruskan dan diseriusi,” katanya, Senin (13/7) siang.
Ketika Djadin Production menawarkan kerja sama mengelola channel youtube Paus Sastra Lampung, dikatakan Isbedy, ia sambut tanpa pikir dua kali. “Kesempatan tak datang 2 kali. Apalagi saya tahu Arief Mulyadin selaku produser dan tim kerjanya Ara Nugrara dan Dimas AJ adalah orang-orang profesional di sineas Lampung,” ujarnya.
Sudah sebulan channel Paus Sastra Lampung menyayang di youtube, sudah memdapatkan 519 subscribe, 20 ribu lebih ditonton, dan 10 ribuan jam tayang.
“Artinya karya sastra yang dibacakan lebih menarik, karena tak setiap orang suka membaca sastra melalui buku cetak atau berupa pdf. Audiovisual kadang menyenangkan lantaran lebih nyaman, bisa dinikmati sambil berleha-leha ataupun rebahan,” imbuh dia.
Arief Mulyadin mengatakan, tertarik membuat channel Paus Sastra Lampung, karena Isbedy bukan saja ikon seniman Lampung. Dia sastrawan Indonesia asal Lampung yang sudah mancanegara.
“Karya-karya sastra yang dihasilkan Isbedy tak akan habis setahun dua tahun jika ditayang dua kali sehari. Apalagi ia masih produktif menulis tiap hari. Jadi tak akan kehabisan bahan. Channel ini juga untuk mendokumentasikan kaya-karya sastra anak Lampung. Bisa dijadikan bahan ajar dan telaah bagi mahasiswa,” ucap Arief.