Melalui aplikasi CISEA, PT Bukit Asam berhasil menerapkan digitalisasi dalam menjalankan aktivitas pertambangan dari hulu hingga hilir yang lebih efisien dan menguntungkan, sebagai bagian dari implementasi good mining practice.
Beberapa bulan lagi, Suwarno dan puluhan petani lain yang ada di Kampung Rejosari Mataram, Kecamatan Seputih Mataram, Kabupaten Lampung Tengah bakal menikmati ketersediaan air yang melimpah dengan dibangunnya Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) sebagai suplai listrik untuk pompa irigasi yang akan mengairi areal persawahan mereka.
PLTS dengan kapasitas hingga 42 kilowatt peak (kWp) itu dibangun PT Bukit Asam Tbk sebagai wujud dari kontribusi perusahaan tambang batu bara itu terhadap sektor pertanian khususnya di Lampung dengan memanfaatkan energi terbarukan yang lebih ramah lingkungan.
Keberadaan pembangkit listrik ini akan sangat efektif untuk memenuhi ketersediaan air untuk 150 hektar areal persawahan. Selama ini, areal persawahan petani setempat memang kerap kali mengalami kesulitan air akibat minimnya pasokan air irigasi sehingga hasil panen jadi tak maksimal. Padahal, Kampung Rejosari Mataram adalah salah satu lumbung padi di Lampung Selatan.
“Selama ini kami cuma bisa panen sekali dalam setahun karena kurangnya pasokan air. Tapi, kalau sudah ada PLTS seperti ini, kemungkinan kami bisa panen tiga kali dalam setahun,” terang Suwarno optimis.
…
Dua tahun terakhir ini sumbangan CSR PT Bukit Asam di Lampung memang ‘tak main-main’. Selain, pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berkapasitas 42 kilowatt peak (kWp) di Kampung Rejosari Mataram yang dimulai 5 Oktober 2022 lalu, Bukit Asam juga menyerahkan dua unit kendaraan Combine Harvester dan 1 unit mobil Ambulance VIP kepada Gubernur Lampung, Arinal Djunaidi.
Direktur Sumber Daya Manusia (SDM) PT Bukit Asam, Suherman menyebut bantuan kendaraan tersebut sebagai tindak lanjut dari Program SP3D (Sumbangan Partisipasi Peningkatan Pembangunan Daerah) yang dilakukan PT. Bukit Asam untuk Pemerintah Provinsi Lampung.
Laju pertumbuhan bisnis PT Bukit Asam ini memang terbilang moncer beberapa tahun terakhir. Di bidang penjualan misalnya, ekspor batu bara PT Bukit Asam Tbk (PTBA) meningkat dari 33 persen pada kuartal I 2022 menjadi 38 persen di kuartal II 2022.
Peningkatan pada kuartal kedua itu menyebabkan porsi ekspor pada Semester I 2022 tercatat sebesar 35 persen dari seluruh penjualan.
Peningkatan ekspor tersebut karena suplai batu bara ke India meningkat 2 juta ton secara tahunan (year on year/yoy), diikuti oleh peningkatan penjualan ke negara-negara Asia Tenggara dan Asia Timur seperti Thailand, Korea Selatan, dan Kamboja.
India menjadi tujuan ekspor terbesar PTBA dengan porsi mencapai 18 persen dari total penjualan. Diikuti Korea Selatan (4 persen), Thailand (3 persen), China (2 persen), dan Kamboja (2 persen).
PTBA juga memanfaatkan kesempatan untuk melakukan penjajakan pada pasar Eropa dengan melakukan pengiriman batu bara ke Italia dan negara Eropa lainnya.
Perusahaan terus meningkatkan porsi ekspor secara terukur tanpa mengabaikan kebutuhan dalam negeri. Hingga Semester I 2022, porsi pemenuhan batu bara domestik sebesar 65 persen dan ekspor 35 persen.
Per Semester I 2022, PTBA membukukan laba bersih sebesar Rp 6,2 triliun, naik 246 persen dibanding periode serupa di tahun lalu yang senilai Rp 1,8 triliun.
Pencapaian laba bersih didukung dengan pendapatan sebesar Rp18,4 triliun, meningkat 79 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Posisi cadangan kas (cash reserve) terjaga dengan baik meski ada pembayaran dividen tertinggi sebesar Rp 7,9 triliun pada Juni 2022. Nett cash tercatat sebesar Rp 11,1 triliun.
Total produksi batu bara PTBA selama Semester I 2022 mencapai 15,9 juta ton, meningkat 20 persen dibanding Semester I 2021 yang sebesar 13,3 juta ton. Sedangkan penjualan batu bara PTBA per Semester I 2022 sebanyak 14,6 juta ton, tumbuh 13 persen secara tahunan.
“Pencapaian gemilang ini juga didukung kinerja operasional Perusahaan yang solid di sepanjang Semester I 2022. Mengedepankan cost leadership di setiap lini perusahaan, perusahaan menerapkan efisiensi berkelanjutan secara optimal,” kata Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PTBA, Farida Thamrin.
Efisiensi Berkelanjutan melalui Transformasi Digital dari Hulu hingga Hilir
Sebagai bagian dari upaya meningkatkan efisiensi berkelanjutan dalam setiap kegiatan operasional bisnisnya, PT Bukit Asam Tbk ( PTBA) sudah mengimplementasikan teknologi digital sejak tahun 2020 lalu.
Digitalisasi itu dilakukan untuk mengoperasikan serta memantau kegiatan pertambangan perusahaan, di sejumlah lokasi di Sumatera Selatan, Lampung dan juga Sumatera Barat.
Terbukti, perusahaan ini mampu melakukan penghematan yang amat signifikan tiap tahunnya sejak tahun 2020, hingga Rp58, 4 miliar berkat upaya digitalisasi dan elektronifikasi dalam kegiatan bisnisnya.
Menurut Asisten Manajer Perencanaan dan Pengembangan Teknologi Informasi Bukit Asam, Ihwani Maris, saat ini transformasi digital yang dilakukan Bukit Asam sudah berlangsung menyeluruh dari hulu hingga hilir, mulai dari System, Process, People, Compliance and Reporting dan Technology.
Ihwani Maris mengakui, bagi Bukit Asam, pemanfaatan teknologi dan aplikasi secara masif tak hanya efektif meningkatkan produktivitas ekonomi dan kinerja perusahaan saja tapi juga berdampak pada pekerjaan yang lebih fleksibel, lebih efektif dan lebih efisien.
Jalan Panjang Digitalisasi Bukit Asam
Proses transformasi digital yang dilakukan oleh Bukit Asam dilakukan bukan dalam waktu yang sebentar. Selain itu, dukungan dari seluruh komponen yang ada di PTBA khususnya komitmen dan dukungan dari top management menjadi modal penting dalam melakukan transformasi digital yang dilakukan Bukit Asam.
Proses transformasi dilakukan Bukit Asam dimulai dari tahun 2019, diawali dengan pembentukan Tibia Camp sebagai wadah untuk para pekerja Bukit Asam menyampaikan berbagai gagasan dan inovasi-inovasi guna ditindaklanjuti dan direalisasikan salah satunya adalah penerapan digitalisasi.
Hasil dari Tibia Camp itu kemudian ditindaklanjuti oleh dewan direksi Bukit Asam dengan menerbitkan surat keputusan pembentukan Tim Digitalisasi dan Optimasi Perusahaan untuk merealisasikan ide-ide yang ada di Tibia Camp dengan disupervisi langsung oleh direksi.
Tim ini yang kemudian menerjemahkan beragam ide transformasi dengan melakukan berbagai upaya termasuk riset terkait efektivitas penerapan digitalisasi untuk perusahaan.
Selain itu, implementasi lain yang bersifat teknis juga dilakukan oleh tim ini seperti melakukan perbaikan infrastruktur, security dan cloud app.
Penyiapan jaringan penunjang juga dilakukan dengan melakukan upgrade jaringan yang sudah support 10Gbps, pembangunan 4 Repeater penguat sinyal di site tambang dan ketersedian jaringan internet di semua site dan unit kerja.
Sedangkan untuk security menggunakan Internet Firewall, Insider Firewall, Web App Firewall, Secure Email Gateway dan Secure Web Gateway.
Baca Juga: Tanggamus Siap Laksanakan Program I Care Kementerian Pertanian

Aplikasi CISEA Bukit Asam sebagai Implementasi Good Mining Practice
Tim ini setidaknya sudah membangun 71 aplikasi yang menjadi modul atau fitur yang terintegrasi dalam sebuah aplikasi besar bertajuk CISEA (Corporate Information System and Enterprise Application) yang sudah diimplementasikan sejak 10 Maret 2020.
Pemanfaatan dari alih teknologi melalui aplikasi ini kemudian difokuskan pada internal perusahaan yang meliputi 31 departemen dan 1900 pegawai serta dari bagian eksternal meliputi 13 anak perusahaan dan 13 cucu perusahaan dan sudah pula terintegrasi dengan induk holding Bukit Asam yakni; Mind Id.
CISEA sebagai aplikasi induk mengintegrasikan beberapa sistem sekaligus, yaitu Automation & SCADA System Integration dan Bukit Asam Mine Dispatch Optimation System.
Dengan Bukit Asam Mine Dispatch Optimation System ini, proses penganalisaan data menjadi lebih mudah dan akurat, karena semua data operasional yang ada, disimpan secara otomatis dan real-time, sehingga berdampak pada peningkatan efisiensi pertambangan.
Bukit Asam Mine Dispatch Optimation System juga mengoptimalkan data produksi, real time performance unit dan operator, losstime, konsumsi BBM, monitoring posisi unit (loader, hauler, ancillaries), status unit, real time perkiraan kondisi jalur tambang, safety operasional, water monitoring, rain monitoring, semuanya dapat diperoleh dari aplikasi ini.
Terintegrasinya aplikasi SCADA pada platform CISEA ini pula, menjadikan jarak tempuh yang selama ini menjadi masalah dalam kegiatan operasional, software maintenance, troubleshooting dan analisis terhadap sistem kendali di PTBA mampu diatasi dengan baik. Kegiatan pemeliharaan perangkat lunak, pemecahan masalah dan analisa terhadap sistem kendali di Bukit Asam juga semakin efisien.
Analisis data juga menjadi lebih mudah dan akurat karena semua data operasional disimpan secara otomatis dan real time.
Dan, melalui program Automatic Train Loading Station, pengisian dan penimbangan batu bara ke gerbong kereta api dilakukan secara otomatis dan bisa dipantau secara mudah melalui smartphone. Waktu proses pengisian batu bara ke gerbong kereta pun menjadi lebih cepat dan efisien.
Dengan begitu, konservasi sumber daya batu bara dapat ditingkatkan dan biaya atas risiko terjadinya longsor dapat diminimalkan.
Sedangkan program SSR memantau lereng tambang secara real time dan detail. SSR mampu mendeteksi pergerakan kecil yang tidak terdeteksi oleh alat monitoring lainnya.
Ada juga Digital Telemetri yang menyediakan data curah hujan secara real time melalui CISEA. Kemudian SPARING memberi peringatan dini bila terjadi penyimpangan kualitas air yang tidak sesuai baku mutu.
Aplikasi ini juga ditujukan untuk memudahkan anak perusahaan PT Bukit Asam dalam melaksanakan operasional pekerjaan sehari-hari hingga melakukan proses monitoring terhadap kinerja anak perusahaan, sehingga mempercepat eksekutif dalam pengambilan kebijakan dan keputusan.
Saat ini, ada 11 anak perusahaan PTBA yang sudah mengimplementasikan CISEA-AP yakni PT SBS, PT BEST – PT BEI, PT Pelabuhan Bukit Prima, PT Bukit Asam Medika, PT Bukit Asam Prima, PT Bukit Multi Properti, PT Bukit Multi Investama, PT Penajam Internasional Terminal, PT Bukit Prima Bahari, PT International Prima Coal, dan Dana Pensiun Bukit Asam.
Lebih jauh Corporate Secretary PTBA, Apollonius Andwie juga menerangkan, aplikasi CISEA ini juga membantu penyaluran CSR agar lebih tepat sasaran dengan menyediakan data kelompok rentan hasil social mapping, mempercepat evaluasi pemberian bantuan, dan memberikan data pembanding ketepatan penyaluran dana CSR.
Aplikasi terbaru yang dikembangkan Bukit Asam dalam upaya menerapkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik kepada seluruh karyawannya (Good Corporate Governance) adalah E-GCG yang juga terintegrasi secara langsung dengan CISEA.
Aplikasi yang dapat dapat diakses secara mobile maupun melalui web ini memberikan kemudahan untuk mengakses informasi atau pemberitaan GCG, efektivitas proses pemutakhiran Pakta Integritas Code of Conduct (CoC), dan diskusi interaktif melalui media Question & Answer. Selain itu melalui aplikasi tersebut Perusahaan dapat mengetahui tingkat pemahaman GCG Pegawai melalui fitur Quiz Pemahaman GCG.
Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk, Arsal Ismail ketika meluncurkan aplikasi E-GCG awal Oktober 2022 lalu mengatakan pentingnya pemahaman dan implementasi GCG bagi setiap pekerja yang ada di Bukit Asam sehingga mampu membangun, mengembangkan dan memperkuat fundamental proses bisnis perusahaan dalam kerangka GCG.
Sehingga, lanjut Arsal Ismail lagi, ketika perusahaan telah mampu mengelola tata kelola perusahaan yang baik secara konsisten maka akan mampu untuk terus bertumbuh dengan bertanggung jawab dan berkesinambungan serta berkontribusi secara optimal bagi seluruh stakeholder maupun pemegang saham.
Kehadiran aplikasi CISEA ini dari sisi supply chain sudah meningkatkan 16 persen produktivitas, menurunkan harga pokok produksi (HPP) sekitar 18 persen, serta ada potensi cost benefit kurang lebih Rp 100 miliar per tahun.
Sedang, dari sisi pengembangan aplikasi karena dibangun secara mandiri, Bukit Asam berhasil melakukan penghematan sekitar Rp15 miliar dengan nilai penghematan biaya perawatan yang mencapai Rp2,8 miliar per tahun.
Tak hanya itu saja, manajemen juga menargetkan, benefit digitalisasi di perusahaan dalam 10 tahun ke depan yang nilainya diperkirakan bisa mencapai Rp 10 triliun. Sampai saat ini, rata-rata penghematan yang berhasil dilakukan PT Bukit Asam dalam penerapan digitalisasi dan elektrifikasi sudah mencapai Rp58,4 miliar tiap tahun.
Transformasi Digital PT Bukit Asam Meraih Banyak Penghargaan
Sejumlah penghargaan diterima PTBA berkat capaian transformasi operasional secara digital yang dilakukan secara konsisten ini.
Vice President Information Technology PTBA, Satria Wirawan, pada 2021 mendapat penghargaan Satyalencana Wira Karya dari Presiden Joko Widodo karena inovasinya dalam pemanfaatan teknologi digital untuk pertambangan.
Selain itu, Satria Wirawan juga memperoleh penghargaan Dharma Karya Energi dan Sumber Daya Mineral dari Kementerian ESDM pada tahun 2021.
PT Bukit Asam juga meraih penghargaan sebagai Top Digital Implementation 2021 #Level Stars 5 dalam TOP Digital Awards karena berhasil dalam menerapkan dan memanfaatkan TI/Solusi Digital untuk meningkatkan kinerja, daya saing, dan layanannya.
Direktur Utama Bukit Asam, Arsal Ismail mengatakan transformasi digital ini merupakan upaya PT Bukit Asam Tbk (PTBA) untuk terus berkomitmen mendukung target pemerintah mencapai nol emisi atau Net Zero Emission pada 2060.
Terdapat tiga pendekatan yang dilakukan PT Bukit Asam dalam mencapai Net Zero Emission, salah satunya adalah dengan menerapkan E-Mining Reporting System, yaitu sistem pelaporan produksi secara real time dan daring sehingga mampu meminimalkan pemantauan konvensional yang menggunakan bahan bakar.
Transformasi, lanjut Arsal Ismail lagi, dilakukan secara holistik, mulai dari bisnis, digital, cara pikir, hingga budaya perusahaan untuk memaksimalkan peran dan kontribusi perusahaan.
“Transformasi sangatlah challenging. Perlu effort dan perjuangan untuk menjadi lebih baik dan memberikan kehidupan yang lebih baik juga bagi sesama,” kata Arsal Ismail dalam siaran persnya berkenaan dengan peringatan 41 tahun Bukit Asam, Maret 2022 lalu. (Meza Swastika)