PANTAU LAMPUNG-Ridwan Kamil lebih dominan di Pilgub Jabar ketimbang terus mempertahankan maju di DKI.
Bahkan dalam survei SMRC, RK punya tingkat elektabilitas yang tinggi termasuk ketika disandingkan dengan Ono Surono.
Banyak pengamat yang menilai RK memang lebih tepat di Jabar untuk melanjutkan sisa periodenya yang terakhir sebagai Gubernur Jabar.
Apalagi, motif memajukan Ridwan Kamil di Jakarta hanya untuk menghambat majunya Anies Baswedan.
Sedangkan, elektabilitas RK tak mampu menandingi Anies di Jakarta termasuk ketika disandingkan dengan berbagai kandidat termasuk Kaesang.
Di sisi lain, Ridwan Kamil juga lebih cenderung ingin maju di Pilgub Jabar, meski sebagai kader Golkar ia harus siap direkomendasikan dimana saja.
Hal ini terlihat dari tingginya elektabilitas Kang Emil yang menunjukkan jika publik Jabar masih menginginkannya untuk memimpin kembali Jawa Barat.
Konsekuensinya memang, RK harus berhadapan dengan kandidat lain yang diusung oleh parpol yang tergabung di Koalisi Indonesia Maju (KIM).
Nama-nama seperti Dedi Mulyadi (Gerindra), Bima Arya dan Desy Ratnasari (PAN) yang memang disiapkan oleh parpol masing-masing untuk Pilgub Jabar.
Belakangan Zulhas mengaku menyiapkan Bima Arya dan Desy untuk mendampingi Ridwan Kamil.
Namun langkah politik Ridwan Kamil seolah terombang-ambing oleh parpol pengusung, khususnya Golkar yang terkesan tarik ulur antara DKI atau Jawa Barat.*