• Redaksi
  • Tentang Kami
Minggu, Desember 28, 2025
Pantau Lampung
  • Beranda
  • Ekonomi
  • Kriminal
  • Pojok Lampung
  • Politik
  • Peristiwa
  • Ruwa Jurai
    • Bandar Lampung
    • Lampung Barat
    • Lampung Selatan
    • Lampung Tengah
    • Lampung Timur
    • Lampung Utara
    • Mesuji
    • Metro
    • Pesawaran
    • Pringsewu
    • Tanggamus
    • Pesisir Barat
    • Tulang Bawang
    • Tulang Bawang Barat
  • Lifestyle
    • Entertainment
    • Hiburan
    • Fashion
  • Network
  • Indeks
No Result
View All Result
Pantau Lampung
  • Beranda
  • Ekonomi
  • Kriminal
  • Pojok Lampung
  • Politik
  • Peristiwa
  • Ruwa Jurai
    • Bandar Lampung
    • Lampung Barat
    • Lampung Selatan
    • Lampung Tengah
    • Lampung Timur
    • Lampung Utara
    • Mesuji
    • Metro
    • Pesawaran
    • Pringsewu
    • Tanggamus
    • Pesisir Barat
    • Tulang Bawang
    • Tulang Bawang Barat
  • Lifestyle
    • Entertainment
    • Hiburan
    • Fashion
  • Network
  • Indeks
No Result
View All Result
No Result
View All Result
Pantau Lampung
  • Kriminal
  • Politik
  • Ekonomi
  • Entertainment
  • Opini
  • Pendidikan
  • Hiburan
Home Ruwa Jurai Bandar Lampung

Puisi Alfariezie Baca Hukum sebagai Kerja Ideologi Sunyi

MeldaEditorMelda
Des 28, 2025
A A
Dengan Puisi Hikayat Sinar yang Disangkal, Muhammad Alfariezie Hadirkan Liris Kontemplatif yang Mendalam
ADVERTISEMENT

PANTAU LAMPUNG- Puisi “Jalan Gelap Undang-Undang” karya Muhammad Alfariezie dapat dibaca sebagai kritik ideologis terhadap cara negara bekerja melalui hukum. Dengan pendekatan pemikiran Louis Althusser, puisi ini menempatkan undang-undang bukan sebagai teks netral, melainkan sebagai aparatus ideologis negara yang membentuk kepatuhan warga secara halus, senyap, dan nyaris tak disadari. Melalui bahasa sederhana dan citra keseharian, Alfariezie menghadirkan potret bagaimana hukum hadir dalam hidup rakyat kecil tanpa pernah benar-benar menerangi mereka.

Pendekatan Althusserian melihat ideologi bekerja lewat interpelasi, yakni proses ketika individu “dipanggil” dan secara sukarela menjadi subjek yang patuh. Hal ini tampak sejak larik pembuka, “Bukan maksud kami mengganggu / kerja-kerja kalian”. Kalimat ini memperlihatkan subjek yang sudah lebih dulu tunduk, merasa perlu meminta izin bahkan sebelum menyampaikan kegelisahan. Kekuasaan tidak hadir dalam bentuk pemaksaan, melainkan melalui bahasa sopan, etika, dan rasa bersalah—ciri khas kerja aparatus ideologis.

Larik “tapi ini jalan / undang-undang” memperjelas posisi hukum sebagai penunjuk arah tunggal. Jalan itu gelap, namun tetap diterima sebagai satu-satunya rute yang sah. Dalam kerangka Althusser, ideologi tidak bertugas menerangi realitas, melainkan menormalisasi kondisi yang timpang agar terasa wajar. Kegelapan hukum tidak dipersoalkan karena subjek telah diyakinkan bahwa tidak ada jalan lain selain mematuhinya.

BeritaTerkait

Dengan Puisi Hikayat Sinar yang Disangkal, Muhammad Alfariezie Hadirkan Liris Kontemplatif yang Mendalam

Muhammad Alfariezie, Bukti Bandar Lampung Punya Pemikir Puitik dengan Ketajaman Estetik

Puisi ini juga menghadirkan aparatus ideologis non-negara melalui simbol religius “bulan / sesaat setelah adzan”. Alih-alih menjadi penanda harapan, simbol tersebut justru menegaskan bahwa “hujan tak akan datang”. Agama, dalam konteks ini, berfungsi sebagai penenang moral yang tidak menyentuh persoalan material. Ia memberi ketenangan simbolik, tetapi gagal mengintervensi ketimpangan struktural—sebuah kritik halus terhadap ideologi yang meredam, bukan membebaskan.

Puncak kritik ideologis hadir pada figur penjual mi tek-tek dan bandrek. Mereka tetap bekerja dan “rezekinya masih tergarap” meski berada di luar perlindungan hukum. Di sinilah logika Althusser bekerja: relasi produksi terus direproduksi bukan karena keadilan sistem, melainkan karena kelas pekerja menerima kondisi itu sebagai keniscayaan hidup. Seperti dikatakan Althusser, ideologi membuat individu “menjalani” perannya tanpa merasa dipaksa.

ADVERTISEMENT

Melalui bahasa yang sederhana, puisi ini justru membongkar bahasa hukum yang elitis dan berjarak. Ia tidak menawarkan solusi, tetapi membuka kesadaran bahwa kegelapan hukum adalah konstruksi ideologis, bukan takdir. “Undang-undang bekerja bukan dengan suara keras, tetapi dengan kebiasaan yang diterima,” demikian kritik yang mengendap dalam puisi ini. Dengan begitu, karya Alfariezie menempatkan sastra sebagai alat kritik: bukan untuk meruntuhkan ideologi secara langsung, melainkan untuk membuatnya terlihat.***

Source: ALFARIEZIE
Tags: #muhammad alfariezieanalisis puisiideologi hukumideologi negaraisa althusserkajian althussermarxismesastra kritik
ShareTweetSendShare
Previous Post

Ngupi Pai Puakhi, Sentuhan Humanis Polisi di Nataru Bakauheni

Related Posts

Ngupi Pai Puakhi, Sentuhan Humanis Polisi di Nataru Bakauheni
Berita

Ngupi Pai Puakhi, Sentuhan Humanis Polisi di Nataru Bakauheni

Des 28, 2025
ASDP Gandeng Organda Amankan Arus Nataru Bakauheni–Merak
Berita

ASDP Gandeng Organda Amankan Arus Nataru Bakauheni–Merak

Des 28, 2025
KRAMAT Ajukan Mosi Tidak Percaya atas Penanganan Dugaan Tambang Ilegal
Bandar Lampung

KRAMAT Ajukan Mosi Tidak Percaya atas Penanganan Dugaan Tambang Ilegal

Des 27, 2025
Polsek Natar Sigap Tangani Banjir di Tengah Pengamanan Nataru
Berita

Polsek Natar Sigap Tangani Banjir di Tengah Pengamanan Nataru

Des 27, 2025
Menko Pangan dan Mendag RI Tinjau Harga dan Stok Pangan di Kalianda
Berita

Menko Pangan dan Mendag RI Tinjau Harga dan Stok Pangan di Kalianda

Des 27, 2025
Polisi Ungkap Pelaku Pencurian Sapi di Ketapang dari Kasus Motor
Berita

Polisi Ungkap Pelaku Pencurian Sapi di Ketapang dari Kasus Motor

Des 27, 2025
banner 300250

Berita Terkini

  • Puisi Alfariezie Baca Hukum sebagai Kerja Ideologi Sunyi
  • Ngupi Pai Puakhi, Sentuhan Humanis Polisi di Nataru Bakauheni
  • ASDP Gandeng Organda Amankan Arus Nataru Bakauheni–Merak
  • KRAMAT Ajukan Mosi Tidak Percaya atas Penanganan Dugaan Tambang Ilegal
  • Polsek Natar Sigap Tangani Banjir di Tengah Pengamanan Nataru
Pantau Lampung

Selamat datang di Pantau Lampung, portal berita yang mengabarkan secara cermat dan tepat tentang berbagai peristiwa dan perkembangan terkini di Provinsi Lampung. Kami hadir untuk menjadi sumber informasi terpercaya bagi masyarakat Lampung dan pembaca di seluruh Indonesia.

  • Redaksi
  • Tentang Kami

© 2024 Pantaulampung.com - All Right Reserved

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Ekonomi
  • Kriminal
  • Pojok Lampung
  • Politik
  • Peristiwa
  • Ruwa Jurai
    • Bandar Lampung
    • Lampung Barat
    • Lampung Selatan
    • Lampung Tengah
    • Lampung Timur
    • Lampung Utara
    • Mesuji
    • Metro
    • Pesawaran
    • Pringsewu
    • Tanggamus
    • Pesisir Barat
    • Tulang Bawang
    • Tulang Bawang Barat
  • Lifestyle
    • Entertainment
    • Hiburan
    • Fashion
  • Network
  • Indeks

© 2024 Pantaulampung.com - All Right Reserved

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In