PANTAU LAMPUNG— Dunia sastra Tanah Air kembali digemparkan oleh karya penulis muda berbakat asal Kota Bandar Lampung, Muhammad Alfariezie. Jurnalis sekaligus penyair produktif ini semakin menunjukkan tajinya dengan merilis manuskrip novel horor terbaru berjudul Dusun Keramat Desa Sumber Muncul, yang menghadirkan kisah kelam di balik proyek pemerintah yang gagal dan bertransformasi menjadi wilayah penuh tragedi dan misteri.
“Saya memiliki keterbatasan waktu dan sumber daya untuk memperkenalkan manuskrip ini secara luas. Harapan saya, melalui publikasi ini, akan ada donatur yang bersedia membantu agar karya ini dapat diterbitkan dan beredar, meski awalnya terbatas pada industri lokal,” ungkap Alfariezie, Selasa (14/10/2025).
Dalam novel ini, Alfariezie berhasil menghadirkan atmosfer mencekam yang memadukan horor supranatural dengan kritik sosial. Tokoh utama, Heru, seorang kepala proyek yang awalnya skeptis terhadap hal-hal mistis, dipaksa menghadapi kenyataan menyeramkan ketika anak buahnya mulai mengalami kesurupan dan melihat lingkaran pocong menghantui hutan di sekitar proyek.
Tragedi bermula dari Sahrudin, seorang pemborong ambisius yang memanfaatkan pocong untuk memperkuat kharisma dan memuluskan jalannya dalam urusan tender. Keserakahannya ternyata membawa bencana: dua anaknya meninggal secara tragis, diikuti kematian istrinya yang cantik, menambah gelap suasana cerita.
Selain elemen horor, novel ini juga memuat simbolisme sosial yang dalam, menggambarkan hubungan kompleks antara manusia, kekuasaan, dan keserakahan. Dengan narasi yang padat, Dusun Keramat Desa Sumber Muncul menyuguhkan pengalaman membaca yang tidak hanya menakutkan, tetapi juga memancing refleksi atas moral dan nilai-nilai sosial.
Muhammad Alfariezie dikenal luas melalui karya-karya puisinya yang banyak mengangkat tema eksistensial, kritik budaya, dan isu sosial. Beberapa puisinya telah dianalisis dalam kajian sastra postmodernisme, menunjukkan kedalaman pemikiran dan kepekaannya terhadap fenomena masyarakat. Dusun Keramat Desa Sumber Muncul merupakan karya fiksi keduanya, setelah sebelumnya sukses dengan manuskrip puisi berjudul Mati Dalam Sunyi, yang mendapat sambutan positif dari komunitas sastra lokal.
Kini, Alfariezie mengajak masyarakat, pecinta sastra, dan donatur untuk berpartisipasi dalam proses penerbitan novel ini, agar karya tersebut dapat menjangkau pembaca lebih luas dan menjadi bagian dari literasi horor lokal yang berkualitas. Dukungan dari industri penerbitan maupun masyarakat diharapkan dapat memperkuat eksistensi penulis muda dan mempromosikan sastra berbasis kearifan lokal Lampung.***