PANTAU LAMPUNG— Menjelang Konferda PDI Perjuangan yang digelar setiap lima tahun, gelombang kritik dan evaluasi muncul dari kader senior partai di Lampung. Pernyataan ini muncul di tengah kekhawatiran atas performa partai yang dinilai terus mengalami kekalahan beruntun dalam berbagai ajang politik, termasuk Pemilu Legislatif, Pilkada, dan Pilpres.
Dalam pernyataan tertulis yang ditandatangani oleh beberapa kader senior, mereka menyoroti sejumlah masalah yang dianggap menjadi akar permasalahan PDI Perjuangan di Lampung. Pertama, kinerja pengurus dinilai kurang optimal karena kekalahan partai yang berulang kali. Hal ini memunculkan pertanyaan tentang strategi dan manajemen internal yang dijalankan selama ini.
Kedua, manajemen partai yang dianggap terfragmentasi akibat adanya sekat dan pengkotak-kotakan kader di berbagai tingkat struktur kepengurusan. Kondisi ini disebut berdampak langsung pada perolehan suara partai, karena koordinasi antar kader menjadi tidak efektif dan kurang maksimal.
Ketiga, ketidakhadiran Ketua DPD PDI Perjuangan Lampung dalam berbagai agenda politik partai menjadi sorotan penting. Para kader menilai kurangnya keterlibatan ketua dalam pemilu dan kegiatan partai lainnya merugikan eksistensi PDI Perjuangan di mata publik serta mengurangi semangat kader di tingkat akar rumput.
Keempat, proses penjaringan calon ketua baru dinilai penuh kontroversi karena adanya indikasi intimidasi atau tekanan terhadap fraksi dan jajaran PAC. Para kader senior menekankan bahwa mekanisme demokrasi internal partai seharusnya transparan dan bebas dari pengaruh personal yang berlebihan.
Tulus Purnomo, salah satu kader senior dan penandatangan pernyataan ini, membenarkan keaslian dokumen tersebut. Ia menyatakan, “Iya benar, pernyataan sikap kader Banteng Lampung,” tanpa merinci lebih lanjut mengenai langkah konkret yang akan ditempuh.
Sebagai tindak lanjut, para kader senior menyerukan evaluasi menyeluruh oleh DPP terhadap kinerja Ketua DPD Lampung periode 2020-2025. Mereka juga menegaskan bahwa Sudin tidak seharusnya diberi kesempatan untuk menjabat kembali sebagai Ketua DPD periode 2025-2030. Sebagai calon pengganti, Sutono diusulkan untuk memimpin DPD Lampung dengan harapan mampu menyatukan seluruh komponen partai dan mengonsolidasikan strategi kemenangan Pemilu mendatang.
Pernyataan ini menjadi sinyal kuat bahwa dinamika politik di PDI Perjuangan Lampung akan semakin panas menjelang Konferda, dengan kemungkinan perubahan kepemimpinan yang signifikan dan berpotensi memengaruhi peta politik regional. Para kader dan publik kini menantikan respons DPP serta keputusan final terkait kepemimpinan DPD Lampung.***











