PANTAU LAMPUNG– Rohmad Tri Hartanto (RTH) alias Antok (33) yang menjadi pelaku mutilasi terhadap kekasihnya, Uswatun Khasanah (29), di Ngawi, Jawa Timur, mengungkapkan bahwa ia memerlukan waktu sekitar lima jam untuk menyelesaikan aksinya yang mengerikan pada Minggu malam, 19 Januari 2025.
Peristiwa itu bermula dari cekcok yang berujung pada kematian korban akibat dicekik oleh pelaku. Setelah korban meninggal dunia, Antok yang bingung memutuskan untuk memutilasi jasad Uswatun. Potongan tubuh korban pertama kali ditemukan dalam koper di Ngawi pada Kamis, 23 Januari 2025.
Direktur Ditreskrimum Polda Jatim, Kombes Pol Farman, menjelaskan bahwa peristiwa itu terjadi setelah terjadi perselisihan antara keduanya. “Pelaku mengaku bahwa setelah cekcok, ia mencekik korban hingga tewas,” kata Farman. Dalam kebingungannya, pelaku pun memutuskan untuk membuang mayat tersebut.
Antok kemudian menutupi tubuh korban dengan kain seprai dan menuju rumah korban di Tulungagung, menggunakan mobil Suzuki Ertiga milik korban untuk mengambil koper. Ia juga mengajak keponakannya, MAM, untuk membawakan perlengkapan seperti koper merah dan tali pramuka.
Setelah kembali ke hotel sekitar pukul 01.30 WIB, Antok mengirimkan MAM pulang dan melanjutkan aksinya. Berdasarkan analisis penyidik, durasi sekitar 3,5 jam dari kejadian hingga jam 05.30 WIB digunakan pelaku untuk memutilasi tubuh korban.
“Selama lima jam itu, pelaku memutilasi tubuh korban dengan menggunakan pisau yang dibeli di minimarket,” terang Farman. Potongan tubuh korban kemudian dimasukkan ke dalam plastik dan diselotip.
Setelah memuat potongan tubuh tersebut, Antok bersama MAM membawa koper ke rumah neneknya di Dusun Banaran, Tulungagung, dan menyimpannya selama 36 jam. Pada 21 Januari 2025, Antok melanjutkan aksi dengan mengemas potongan tubuh korban menggunakan plastik wrap, menyewa mobil Toyota Avanza Veloz, dan membuang potongan tubuh korban ke berbagai daerah di Jawa Timur.
Motif pelaku terungkap setelah ia mengaku sakit hati karena korban diduga berselingkuh dengan pria lain, bahkan pernah memergokinya di sebuah kosan di Tulungagung. Selain itu, pelaku merasa kesal karena korban sering meminta uang dan mengolok-olok anak kandungnya.***