PANTAU LAMPUNG– WATALA (Keluarga Pecinta Alam dan Lingkungan Hidup) sukses melaksanakan Musyawarah Kerja (Musker) ke-XIX pada Sabtu, 12 Oktober 2024. Acara ini menghasilkan kepengurusan baru untuk periode 2024-2027 serta Badan Pelaksana Harian yang akan memimpin organisasi lingkungan ini di Provinsi Lampung.
Musker dipimpin oleh Ir. Almuhery Ali Paksi, seorang tokoh pegiat lingkungan hidup di Lampung. Dalam keterangan resminya pada Minggu, 13 Oktober 2024, Almuhery menekankan pentingnya musyawarah ini sebagai keputusan tertinggi dalam WATALA. “Dari Musker ini, terpilih Dewan Pengurus periode 2024-2027, yang mencakup Sunarni Widyastuti (W. 235.91), Eko Sulistiantoro (W. 264-99), Sanuria Megasari (W. 287.01), Pramono Satrio Wibowo (W. 295.06), dan Tantawi Jauhari (W. 003.ALB),” ujarnya.
Selain itu, Musker juga memilih Badan Pelaksana Harian yang akan menjalankan roda organisasi selama tiga tahun ke depan. Keempat kandidat yang terpilih adalah Ismaison, Wawan Setiawan, Dirman, dan Andi Suprayogi Abadi. “Dari proses pemilihan itu, terpilih Ketua Andi Suprayogi Abadi (W. 275.01), Sekretaris Ismaison (W. 263-99), dan Bendahara Umi Wasilah (W. 297-06),” tambah Almuhery.
Almuhery berharap dengan kepengurusan baru, WATALA dapat lebih berkiprah di bidang pecintalaman dan lingkungan hidup, serta dalam kerja-kerja sosial terkait kebencanaan di Provinsi Lampung. “Kami berharap dedikasi dan komitmen yang kuat agar WATALA terus berkontribusi dalam menjaga kelestarian alam,” tegasnya. Ia juga menyebutkan bahwa WATALA telah melahirkan banyak tokoh lingkungan hidup di Lampung, termasuk Edy Karizal, yang kini menjabat sebagai Direktur Lembaga Konservasi 21.
Mantan Ketua WATALA Lampung, Ir. Edy Karizal, menjelaskan bahwa WATALA adalah organisasi non-pemerintah dan nirlaba yang fokus pada pelestarian lingkungan serta pengembangan masyarakat di Provinsi Lampung. “Organisasi ini didirikan pada tahun 1978 sebagai kumpulan Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) dan resmi berdiri sendiri sebagai Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) pada tahun 1988,” ujarnya.
Edy menambahkan bahwa WATALA merupakan cikal bakal pergerakan organisasi nirlaba di Provinsi Lampung, dengan anggota yang banyak dan berkontribusi signifikan terhadap penggiatan lingkungan. WATALA juga menerapkan sistem keanggotaan seumur hidup, bergerak di bidang konservasi, advokasi, kebijakan sumber daya alam, dan pengembangan ekonomi pedesaan.
“Organisasi ini terus berupaya mempertahankan ‘KEUNIKAN’ sebagai Keluarga Pencinta Alam,” pungkas Edy, yang kini menjabat sebagai Direktur LK 21. ***