PANTAU LAMPUNG– Pemerintah Kabupaten Pesawaran mengintensifkan upaya pengentasan stunting dengan melibatkan Kelompok Wanita Tani (KWT) dalam program kemandirian pangan. Langkah ini sejalan dengan komitmen Pemkab untuk mencapai target stunting zero di wilayahnya.
Rahmadhoni, anggota Tim Penanganan Stunting Kabupaten Pesawaran, menilai bahwa kolaborasi dengan KWT adalah strategi yang sangat penting dalam menurunkan angka stunting. “Program ini sangat signifikan untuk percepatan penurunan stunting di Kabupaten Pesawaran,” ujarnya saat mendampingi Nanda Indira Dendi, Penasehat KWT Kabupaten Pesawaran, dalam tinjauan program B2SA di Desa Sukajaya Lempasing, Kecamatan Teluk Pandan, pada Jumat, 6 September 2024.
Rahmadhoni menjelaskan bahwa pemberdayaan KWT bertujuan agar pekarangan rumah dimanfaatkan untuk menanam berbagai kebutuhan pangan yang mendukung pemenuhan gizi seimbang, terutama bagi keluarga yang berisiko stunting. “Pemenuhan gizi yang baik adalah kunci dalam mengatasi stunting. Program ini adalah bagian dari konvergensi semua OPD, yang juga melibatkan dukungan dari pihak ketiga melalui program CSR,” tambahnya.
Pemkab Pesawaran juga bekerja sama dengan Badan Pangan Nasional RI dan Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan, dan Holtikultura (DKPTPH) Provinsi Lampung dalam peluncuran Gerakan Edukasi dan Pemberian Pangan Bergizi untuk Siswa (Genius). Program ini menyasar 600 siswa Sekolah Dasar (SD) dengan tujuan meningkatkan pengetahuan tentang pangan bergizi serta status gizi, sebagai persiapan menuju generasi unggul Indonesia Emas 2045.
Rahmadhoni mengungkapkan bahwa berdasarkan survei SKI, prevalensi stunting di Kabupaten Pesawaran mengalami penurunan signifikan dari 25,1% pada tahun 2022 menjadi 10% pada tahun 2023. “Kami berharap hasil ini dapat terus membaik seiring dengan pelaksanaan program-program yang ada,” pungkasnya.***