PANTAU LAMPUNG — Begitu melangkah ke Taman Menteng, rasa nyaman langsung menyelimuti. Taman ini merupakan oase di tengah hiruk-pikuk Jakarta, menawarkan udara sejuk dan suasana damai. Pepohonan rimbun yang berdesir lembut mampu meredam kepenatan dan kebisingan kota.
Baik pada akhir pekan maupun hari kerja, Taman Menteng selalu ramai oleh pengunjung. Banyak orang datang untuk berolahraga, bercengkerama, atau hanya duduk santai di bawah naungan pohon-pohon besar. Taman ini juga memiliki akses wifi yang kencang, menjadikannya tempat favorit bagi mereka yang ingin bekerja atau belajar di ruang terbuka.
Di tengah taman terdapat kolam bulat yang dikelilingi bangku-bangku cantik. Namun, daya tarik utama Taman Menteng adalah dua rumah kaca besar yang saling berhadapan. Rumah kaca ini sering digunakan untuk pameran seni dan fotografi, serta menjadi lokasi populer untuk foto pre-wedding berkat desainnya yang modern dan transparan.
Taman Menteng tidak bisa dipisahkan dari sejarah kawasan Menteng secara keseluruhan. Sejak zaman penjajahan Belanda, kawasan ini sudah menjadi pusat hunian elite bagi pejabat dan pengusaha Belanda. Nama “Menteng” berasal dari pohon Menteng (Beccaurea Racemosa) yang dulu banyak tumbuh di wilayah ini. Pada awal 1800-an, kawasan ini mulai dikembangkan sebagai permukiman modern dengan fasilitas air bersih dan udara yang sejuk.
Pada tahun 1912, Gubernur Jenderal Daendels menetapkan Menteng sebagai kawasan perumahan resmi bagi pegawai pemerintah Hindia Belanda. Tata ruang kawasan ini terus berkembang, dan pada tahun 1920, arsitek FJ Kubatz memodifikasi lansekapnya.
Dahulu, Taman Menteng adalah tempat berolahraga bagi sosialita Belanda. Dengan luas lebih dari tiga hektar, tempat ini terkenal untuk berbagai lomba, termasuk pacuan kuda pada tahun 1921. Setelah Indonesia merdeka, taman ini dialihfungsikan menjadi stadion bagi klub sepakbola legendaris Jakarta, Persija, pada tahun 1960. Stadion ini kemudian dikenal sebagai Stadion Menteng.
Pada tahun 2007, Stadion Menteng diubah menjadi ruang terbuka hijau untuk menambah ruang hijau di Jakarta dan mengurangi polusi udara. Perubahan ini juga bertujuan untuk menciptakan kawasan resapan air guna mengurangi risiko banjir di ibu kota.
Saat ini, Taman Menteng berdiri di atas lahan seluas 29 ribu meter persegi dan sepenuhnya difungsikan sebagai kawasan hijau. Taman ini memiliki koleksi tanaman penghijauan seperti pohon Damar, Trembesi, Biola, Kecrutan, dan pohon Menteng. Terdapat lebih dari 502 jenis pohon pelindung dan 30 jenis tanaman hias dengan total sekitar 1000 jenis tanaman yang ditanam di taman ini.
Dengan berbagai koleksi tanaman tersebut, Taman Menteng tidak hanya menjadi tempat rekreasi, tetapi juga media edukasi yang efektif. Taman ini memberikan banyak manfaat, baik untuk kesehatan maupun sebagai tempat berkumpul yang menyenangkan di tengah kesibukan Jakarta. Di Taman Menteng, Anda bisa menikmati udara segar dan ketenangan yang sulit ditemukan di tengah kota.