ANALISA
PANTAU LAMPUNG–Eva Dwiana borong rekomendasi hampir semua parpol, waspadai fenomena lawan kotak kosong.
Sampai saat ini, Eva setidaknya sudah mengantongi rekomendasi dari PAN, Demokrat dan PKB.
Terbaru, NasDem juga sudah memberikan rekomendasi untuk petahana ini bertarung kembali di Pilwakot Bandar Lampung.
Dengan komposisi dukungan empat parpol ini, otomatis hanya tersisa Gerindra, PDIP, Golkar dan PKS yang belum menentukan kandidatnya.
Aksi Eva yang memborong empat dari 8 parpol yang memperoleh kursi di DPRD Kota Bandar Lampung itu juga menutup peluang untuk kandidat lain untuk bisa memperoleh rekomendasi.
Karena, syarat jumlah kursi parpol di DPRD Kota Bandar Lampung untuk bisa mengusung kandidat adalah 10 kursi.
Sedangkan, pada hasil pemilu lalu, hanya Gerindra yang bisa mengusung kandidat sendiri, karena memperoleh 10 kursi DPRD Bandar Lampung.
Untuk partai lainnya, yakni; PKS hanya meraih 7 kursi, PDIP (6 kursi), Golkar (6 kursi) sehingga harus berkoalisi.
PDIP nampaknya akan berat memberikan rekomendasi untuk Eva menyusul sikap tegas Ketua DPP PDIP Puan Maharani yang bahkan menyorot langsung kepada Herman HN dan Eva yang dianggap loncat partai.
PDIP cenderung akan mengusung kader sendiri di Pilwakot Kota Bandar Lampung. Jika itu benar, maka arah dukungan akan diberikan kepada Yose Rizal.
Yose Rizal adalah Ketua DPC PDIP Lampura yang juga Anggota DPRD Lampung dan telah ikut penjaringan di PDIP sebagai kandidat bacawalkot.
Sedangkan Gerindra, arah dukungannya bakal diberikan ke Eva Dwiana, terlebih dalam beberapa pekan terakhir, terlihat kedekatan antara Ketua Gerindra Lampung, Rahmat Mirzani Djausal dan Eva Dwiana.
Selanjutnya, PKS punya kecenderungan untuk memberi rekomendasi ke Reihana, hal ini dikuatkan dengan munculnya isu duet pasangan Reihana dengan sejumlah kader PKS.
Yang masih bias justru Golkar, sampai saat ini tak ada satupun kader partai beringin itu yang punya wacana untuk maju di Kota Bandar Lampung.
Padahal, DPP Golkar sudah memberikan rekomendasi kepada Rycko Menoza, Azwar Yacub dan Yuhadi.
Namun nampaknya hingga kini, ketiga kader Golkar itu tak menunjukkan tanda-tanda kesiapannya untuk maju.***
