ANALISA
PANTAU LAMPUNG–Pernah viral karena flexing, bagaimana peluang Reihana di Pilwakot Bandar Lampung.
Mantan Kepala Dinas Kesehatan Lampung ini mulai tebar pesona dengan memasang banner di sejumlah titik strategis di Bandar Lampung.
Strategi Reihana yang sudah mulai melakukan sosialisasi ini dianggap tak terlalu efektif untuk mendongkrak popularitasnya.
Apalagi, ia pernah punya riwayat yang kurang menyenangkan saat menjabat sebagai Kadiskes Lampung.
Kerapnya Reihana flexing diberbagai kesempatan beberapa waktu lalu bahkan sempat membuatnya harus berurusan dengan lembaga anti rasuah, KPK.
Belakangan juga terungkap jika LHKPN Reihana ternyata menimbulkan kecurigaan oleh KPK karena pergerakan hartanya memicu anomali.
Seperti contoh, di tahun 2016 dalam laporan LHKPN KPK, harta Reihana hanya Rp.0.
Kemudian, di tahun 2017 melonjak hingga Rp2,5 miliar, selanjutnya di tahun 2018, hartanya hanya naik menjadi Rp2,6 miliar.
Kekayaannya itu, sejak tahun 2018 hingga tahun 2020 tak berubah dan tetap Rp2,6 miliar.
Baru kemudian di tahun 2021, harta Reihana naik dari Rp2,6 miliar menjadi Rp2,7 miliar.
Anehnya lagi, di tahun 2022, harta Reihana hanya naik Rp15 juta, meskipun jabatannya adalah kepala dinas kesehatan.
Di saat laporan harta kekayaannya yang hanya naik belasan juta, dalam berbagai kesempatan Reihana kerap flexing.
Hal itulah yang menimbulkan kecurigaan KPK yang kemudian memeriksa Reihana yang 14 tahun lebih menjabat sebagai Kadiskes Lampung.
Setelah pensiun, kini Reihana mencoba peruntungan menjadi bacawalkot Bandar Lampung.
Namun nampaknya, langkah Reihana untuk bisa maju di kontestasi itu bakal berat.
Selain harus bersaing dengan petahana Eva Dwiana yang masih punya elektabilitas yang tinggi.
Citra Reihana di mata publik Kota Bandar Lampung juga sudah terlanjur negatif pasca kasus flexing.
Sampai sejauh ini pun, belum ada satu partai pun yang memberikan rekomendasi kepada Reihana.
Namun Reihana tetap pede, bannernya bertebaran dimana-mana dengan ukuran baliho yang lumayan besar.***
