PANTAU LAMPUNG – Pasca pendaftaran pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD oleh Koalisi PDIP untuk kontestasi Pilpres 2024, sorotan publik pun tengah bergeser ke panggung politik. Asosiasi Pekerja Televisi (APT) tampil dengan keputusan mengejutkan, mengusulkan Moeldoko-Gibran sebagai pasangan calon presiden dan wakil presiden yang mereka anggap sebagai harapan baru. Meski langkah ini dihadapkan pada kendala waktu, organisasi profesi mendukungnya dengan keyakinan yang kuat.
Forum Wartawan Bogor Bersatu (FWBB) menegaskan bahwa pendaftaran Ganjar-Mahfud di Komisi Pemilihan Umum (KPU) bukanlah akhir dari perjalanan dalam menentukan pemimpin bangsa. “Sebelum Pemilu selesai dan presiden ditetapkan, semua kemungkinan bisa saja terjadi,” kata Desdi Yushdiansah, Sekjen FWBB. Ia menegaskan bahwa keputusan APT untuk mengusulkan pasangan Moeldoko-Gibran adalah hal yang wajar dan merupakan hak warganegara untuk menyampaikan aspirasi.
Pendapat serupa juga datang dari Alvin Bakri, pendiri dan Dewan Penasehat Kamerawan Jurnalis Indonesia (KJI). Alvin menyatakan perlunya alternatif dalam pemilihan presiden untuk memberikan dinamika yang lebih berwarna dalam perpolitikan. Ia menekankan pentingnya mendukung pekerja kreatif pertelevisian dan mengatakan, “Sumbangsih mereka tidak sedikit terhadap negeri ini, sehingga akan terus meningkat dari detik perdetik.”
Alvin berharap para pemimpin partai politik mendengarkan aspirasi dari kalangan pekerja pertelevisian yang telah memberikan kontribusi besar dalam industri hiburan dan media di Indonesia.
Di sisi lain, kelompok jurnalis yang tergabung dalam Satu Warna Jurnalis Hiburan (SWJH) mengakui bahwa pencalonan Moeldoko-Gibran mungkin terlambat mengingat Ganjar-Mahfud telah didaftarkan oleh PDIP dan koalisinya. Namun, mereka menyerukan agar Ibu Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum PDIP, tetap mendengarkan aspirasi ini.
Achmad Syahban Lolo, Ketua Umum Satu Warna Jurnalis Hiburan, menyatakan, “Lagi pula, Ibu Mega kan kenal dua calon itu. Gibran malah kader beliau.” SWJH melihat usulan Moeldoko-Gibran sebagai terobosan yang menarik, terutama dengan popularitas Moeldoko di Jatim dan perannya sebagai Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI).
Pernyataan Achmad Syahban Lolo menekankan pentingnya memberikan kesempatan kepada semua calon yang memiliki rekam jejak yang jelas. “Mereka tidak mencalonkan sembarang orang kan? Keduanya punya rekam jejak yang jelas,” tegas Lolo.
Kontestasi Pilpres 2024 semakin memanas dengan munculnya usulan dari berbagai pihak, yang semuanya bertujuan untuk mencari pemimpin terbaik bagi negeri ini. Sementara Ganjar-Mahfud telah mendapat dukungan resmi, langkah APT dan SWJH membuktikan bahwa demokrasi masih berjalan dan aspirasi masyarakat tetap didengarkan.***