SENDANG AGUNG, PL – Terorisme bagian dari virus yang siapa saja bisa terpapar baik kalangan masyarakat biasa ataupun intelektual. Oleh karena itu masyarakat harus tetap waspada dengan anggota keluarganya atas tetap terhindar dari paham radikal/terorisme.
Demikian benang merah dari dialog menjaga kebangsaan yang berlangsung di halaman rumah kepala Kampung Sendangbaru, Kecamatan Sendangagung, Lampung Tengah, Senin (17/7/2023).
Dialog yang mendatangkan narasumber pendiri NII Crisis Centre Ken Setiawan, Ipda Rudiana Bahri dari Direktorat Densus 88 Mabes Polri, KH Aceng Arifin (pengurus NU Kecamatan Sendangagung), dan uspika setempat serta ratusan masyarakat.
Ken Setiawan menjelaskan tantangan sudah di depan mata, orang tua harus hati-hati mendidik anak-anaknya. Jika di memondokkan anaknya harus jelas jangan asal memondokkan begitu saja.
Menurutnya hafidz quran juga tidak menjamin anak kita aman dari virus radikalisme/terorisme. Jadi kata Ken Setiawan yang juga mantan terpapar radikalisme menyatakan tidak ada yang menjamin anak pondokan aman dari virus radikalisme. “Kuncinya adalah kita harus terus waspada pada kegiatan anak-anak kita, agar keluarga kita tetap aman dari virus radikalisme,” katanya.
Sementara, Ipda Rudiana Bahri yang merupakan perwakilan dari Direktorat Densus 88 Mabes Polri menyatakan terorisme awalnya berasal dari paham intoleran, kemudian memunculkan paham radikalisme dan buahnya adalah terorisme.
Menurutnya konsep dasar terorisme adalah perbuatan yang bersifat massal dan menimbulkan teror. Kegiatan terorisme umumnya berafiliasi dengan agama mayoritas seperti islam, karena tujuannya agar dilegitimasi.
Ipda Rudiana Bahri menyatakan paham radikalisme bisa di deteksi dari berbagai aktivitas, baik kegiatan keagamaan hingga medsos.
Pihaknya berpesan agar masyarakat lapor ke aparat jika menemukan kegiatan keagamaan yang mencurigakan: pengajian di masjid/mushala tetapi jamaahnya dari warga luar yang jauh dari lingkungan masjid. Sementara ciri-ciri fisik untuk orang yang terpapar teroris bisa berubah-ubah.
Sementara kepala kampung Sendamgbaru kecamatan Sendangavung Muhammad Basaruddin menyatakan warganya tidak ada yang terpapar teroris.
Ia menjelaskan kampungnya hanya menjadi lintasan saat peristiwa yang sempat terjadi pada bulan puasa dengan penembakan teroris.
Basaruddin berpesan agar terhindar dari paparan terorisme hendaknya jadilah warga masyarakat yang baik, jadilah orang NU yang baik dan jadilah orang Muhammadiyah yang baik. (widodo)